Kemlu: Kami Tak Pernah Bilang Penculikan WNI ABK Itu Hoax

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada pagi tadi memastikan kabar bahwa tujuh orang WNI yang diculik di perairan Filipina adalah benar.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 24 Jun 2016, 14:40 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 14:40 WIB
Juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir
Juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir (Liputan6.com/ Andreas Gerry Tuwo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (menlu) Retno Marsudi memastikan kabar bahwa tujuh orang WNI yang diculik di perairan Filipina adalah benar.

Sebelumnya, kabar penculikan WNI ABK tersebut sempat disebut berita bohong. Terkait hal itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir, angkat bicara.

Dia menegaskan pihak Kemlu sama sekali tak pernah menyatakan kabar ini sebagai berita tidak benar.

"Kemlu tidak pernah bilang ini hoax, kami bilang ini belum terverifikasi," ucap pria yang kerap disapa Tata ini, Jumat (24/6/2016).

Tata menjelaskan, tak hanya Kemlu yang menyatakan hal tersebut. Ucapan yang sama juga didengungkan pihak perusahaan.

"Pihak perusahaan bilang ke kita belum bisa terverifikasi, pihak Filipina bilang gitu juga," kata Tata.

Dia menambahkan, pihak Kemlu pun sejak awal menerima kabar penculikan langsung bertindak cepat. Pihak Kemlu berusaha mencari konfirmasi kebenaran berita itu.

"Kita dari awal mengatakan sejak dengar tanggal 22 Juni kita bilang sedang lakukan verifikasi dengan perusahaan dan Filipina," kata dia.

Kabar pembajakan dan penyanderaan kapal batu bata tug boat Charles yang membawa 13 anak buah kapal (ABK) oleh kelompok separatis Abu Sayyaf di Filipina menuai polemik sejak 22 Juni. Seorang istri ABK bernama Ismail, yakni Dian Megawati, warga Samarinda, mengaku dihubungi suaminya dan juga pembajak Abu Sayyaf.

Dari situlah berita pembajakan ini berkembang. Namun diduga Dian telah menjadi korban penipuan. Hal tersebut disampaikan Kepala Penerangan Kodam Mulawarman, Letnan Kolonel Subagio.

"Ini kabar bohong dari para penipu pada keluarga korban," kata Subagio di Balikpapan, Kaltim, Rabu malam, 22 Juni 2016.

Dugaan penipuan ini muncul setelah jajaran Subagio menghubungi PT Rusianto Bersaudara selaku pemilik kapal untuk mengecek kabar pembajakan oleh Abu Sayyaf tersebut. Subagio mengatakan, Kepala Operasional PT Rusianto Bersaudara Joko menginformasikan nomor penelepon istri ABK berasal dari Indonesia.

Saat dilacak ternyata nomor si penelepon ada di Bandung, Jawa Barat.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya