Liputan6.com, New York City - Bom bunuh diri meledak di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul. Jumlah korban tewas dalam ledakan bom Turki tersebut terus bertambah. Pihak berwenang menyatakan, saat ini setidaknya 36 orang meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Pelaku ledakan bom Turki diduga kuat adalah kelompok ISIS.
"Tanda-tanda menunjuk ke Daesh --sebutan lain untuk ISIS-- tetapi penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan," ujar Perdana Menteri (PM) Turki, Binali Yildirim seperti dikutip dari CNN, Rabu (29/6/2016).
Advertisement
Hingga kini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang mengakibatkan sedikitnya 147 orang terluka itu.
Peristiwa di Turki tersebut langsung mendapat reaksi dari negara-negara di dunia, salah satunya Amerika Serikat.
Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan, Amerika Serikat mengutuk keras aksi teror tersebut. Ia menambahkan, AS mengungkapkan dukacita mendalam pada keluarga korban, juga mengharap agar mereka yang terluka cepat pulih.
Seperti dilansir dari Fox News, polisi tambahan juga dikerahkan ke Bandara di New York City dan New Jersey, Amerika Serikat, setelah terjadinya serangan tersebut.
Pihak otoritas bandara di New York dan New Jersey mengatakan, para penumpang akan melihat polisi bersenjata berpatroli di Bandara John F Kennedy dan LaGuardia, New York, serta Bandara Newark di New Jersey.
Mereka juga akan terus memantau perkembangan situasi pasca bom Turki bersama dengan pejabat federal dan lokal, termasuk Joint Terrorism Task Force FBI.