Polisi AS Tembak Pria, Unjuk Rasa Merebak di North Carolina

Seorang wanita yang mengaku sebagai putri Scott mengunggah ke Facebook dan mengatakan bahwa Scott tidak bersenjata.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 21 Sep 2016, 18:52 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2016, 18:52 WIB
NC shooting (3)
Seorang wanita yang mengaku sebagai putri Scott mengunggah ke Facebook dan mengatakan bahwa Scott tidak bersenjata. (Sumber Adam Rhew/Charlotte Magazine)

Liputan6.com, Charlotte-Mecklenburg - Polisi di negara bagian North Carolina, Amerika Serikat, menembak seorang warga hingga meninggal dunia pada Selasa malam lalu.

Polisi mengatakan bahwa Keith Lamont Scott (43) memiliki senjata, sehingga "membawa ancaman mau langsung kepada petugas."

Pada Selasa lalu, sekitar jam 4 sore, polisi sedang akan mengirim surat panggilan kepada pria lain di kompleks apartemen.

Pihak keluarga Scott membantah. Seorang wanita yang mengaku sebagai putri Scott mengunggah ke Facebook dan mengatakan bahwa Scott tidak memiliki senjata ketika kejadian berlangsung. Unjuk rasa merebak.

Melalui Facebook Live, Lyric Scott, pemilik akun tersebut, menyiarkan secara langsung kejadian unjuk rasa akibat ketidakpuasan sebagian warga dengan pengakuan polisi.

Kata wanita itu, "Polisi menembak ayah saya sebanyak 4 kali hanya karena ia berkulit hitam. Mereka menyetrumnya dulu dan kemudian menembaknya."

Namun demikian, pihak penyidik mengatakan bahwa petugas bernama Brentley Vison menembak Scott setelah pria itu kembali mendatangi polisi sambil membawa pistol dari mobil yang diparkir di kawasan University City.

Seorang wanita yang mengaku sebagai putri Scott mengunggah ke Facebook dan mengatakan bahwa Scott tidak bersenjata. (Sumber bustle.com)

Dikutip dari New York Post pada Rabu (21/9/2016), menurut polisi, mereka melihat Scott keluar dari mobil sambil membawa senjata api sebelum kembali ke dalam mobilnya.

Beberapa polisi pun mendatangi Scott ketika pria tiba-tiba kembali ke luar dari mobil sambil tetap membawa senjata genggam. Sebagian petugas pun melepaskan tembakan.

Sumber di kepolisian mengatakan kepada harian Charlotte Oberver bahwa polisi bernama Vison pun juga seorang warga berkulit hitam.

Scott diumumkan meninggal dunia di ruang gawat darurat rumah sakit setelah ia dibawa ke sana untuk perawatan. Para penyidik menemukan sebuah senjata api di tempat kejadian, di Old Concord Road.

Kerr Putney, komandan Charlotte-Mecklenburg Police, mengatakan bahwa Vison, yang berpengalaman dua tahun, diminta untuk cuti administratif demi penyidikan.

Melalui jumpa pers, Putney mengatakan, "Ini masih tahap awal penyidikan, jadi baru sedemikianlah yang kita ketahui sekarang."

Bantahan Keluarga Berlanjut Unjuk Rasa

Saudara perempuan Scott yang tidak disebutkan namanya menceritakan kepada stasiun WSOC bahwa pria itu mengatakan tidak ingin macam-macam ketika polisi mendatangi.

"Mereka keluar dari kendaraan. Mereka bilang 'Angkat tangan! Dia punya pistol! Dia punya pistol!' Dor, dor, dor, dor," katanya. "Begitulah. Dia tidak bersenjata."

Ratusan pengunjuk rasa membanjiri kawasan tempat kejadian ketika kabar penembakan meluas. Pengunjuk rasa menutup jalan raya sambil melempari botol ke arah petugas.

Mereka berseru, “Nyawa kaum kulit hitam berharga” dan "Angkat tangan, jangan menembak!"

Seorang pengguna Facebook menyiarkan langsung tayangan puluhan pengunjuk rasa melempari kendaraan polisi dengan batu. Mereka juga menaiki mobil itu dan menendangi kaca depan. Helikopter polisi terdengar melintas di angkasa.

Seorang pria berteriak, "Kami tidak duduk tenang lagi sekarang. Kamu kira kami akan duduk-duduk saja sementar mereka membunuhi kami?"

Seorang wanita yang mengaku sebagai putri Scott mengunggah ke Facebook dan mengatakan bahwa Scott tidak bersenjata. (Sumber Adam Rhew/Charlotte Magazine)

Pukul 23.00, Wali kota Jennifer Roberts menyerukan ketenangan, sementara itu polisi dengan perlengkapan huru-hara menembakkan gas air mata.

Kata Roberts, "Masyarakat layak mendapatkan jawaban dan penyidikan lengkap akan dilakukan."

Tapi seruan Roberts seperti diabaikan oleh sebagian pengunjuk rasa yang mengganas menuju jalan layang yang sibuk, menghambat beberapa jalur, menggasak sebuah truk, dan membuat api di tengah lalu lintas.

Seorang pengemuai wanita yang ada dalam truknya mengatakan kepada wartawan dari stasiun WSOC bahwa ia mengkhawatirkan keselamatannya ketika para pengunjuk rasa mulai memasuki trailernya.

"Saya mengerti mereka ingin menyatakan sesuatu, tapi mereka menganggu orang tak bersalah yang sedang mencari nafkah," kata pengemudi itu. 

Para pengunjuk rasa kemudian melarikan diri dari jalan dan mencoba membobol sebuah toko Walmart, tapi bubar ketika polisi dan kesatuan SWAT menghadapinya.

Setidaknya ada 7 warga sipil yang dibawa ke rumah sakit karena cedera ringan dan 5 orang pengunjuk rasa diringkus pada Rabu pukul 04.30  waktu setempat.

Sebanyak 12 polisi mengalami cedera karena bentrokan yang masih berlangsung setidaknya hingga Rabu pukul 05.00 waktu setempat.

Seorang wanita yang mengaku sebagai putri Scott mengunggah ke Facebook dan mengatakan bahwa Scott tidak bersenjata. (Sumber heavy.com)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya