Hillary: Saya Punya Stamina untuk Jadi Presiden

Di kampanye terakhirnya di Miami, Hillary dengan semangat mengatakan ia punya stamina untuk jadi presiden

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 06 Nov 2016, 11:01 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2016, 11:01 WIB
Hillary Clinton
Capres AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton sebelum debat capres AS ketiga dan terakhir di University of Nevada, Las Vegas, Rabu (19/10). REUTERS/Rick Wilking

Liputan6.com, Miami Hillary Clinton menutup kampanye terakhirnya di Miami. Kampanye ini merupakan yang terakhir sebelum pemilu selasa nanti.

Menemui ratusan pendukungnya di Miami, Hillary naik ke panggung sekitar pukul 13.30 waktu setempat pada Sabtu 6 November 2016.

Sebelum naik panggung, teriakan Hillary, Hillary menggema di seantero CB Smith Park. Istri dari Bill Clinton ini langsung melambaikan tangannya setelah berada di panggung.

Senyuman pun nampak dari wajah Hillary yang terlihat sangat bersemangat menyapa ratusan pendukungnya.

Membuka pidatonya, Hillary langsung menyinggung lawannya Donald Trump. Ia menyatakan pernyataan Trump soal dirinya tak kuat untuk menjalankan peran sebagai Presiden tak benar.

"Saya punya stamina untuk menjadi Presiden Amerika Serikat selanjutnya," ucap Hillary di Miami.

Ucapan Hillary saat itu terdengar cukup serak. Namun, perkataannya tersebut langsung direspons denganntepukan serta yel-yel dukungan oleh seluruh pendukungnya.

Hillary pun mengatakan, sangat senang bisa kembali ke Miami, Florida. Dari semangat yang ditunjukkan pendukungnya, ia yakin kemenangan sudah di depan matanya.

"Saya melihat momentum yang luar biasa," tegas dia.

Perihal stamina adalah hal yang digelontorkan oleh Trump kala debat perdana mereka yang digelar di University of Hofstra, New York pada 26 November lalu.

Padahal, yang ditanya oleh moderator Lester Holt bukan tentang kesehatan, melainkan tentang komen Trump yang menyatakan Hillary tidak memiliki "tampang presiden".

Namun, alih-alih menjawab, responsnya adalah, "Hillary tidak punya stamina untuk menjadi commander-in-chief (panglima tertinggi)," kata Trump.

"Saya tak percaya dia punya stamina," kata Trump.

Sementara itu, Hillary merespons bahwa selama ia menjadi menteri luar negeri, mantan ibu negara itu telah berkunjung ke 112 negara untuk menegosiasikan perjanjian, gencatan senjata, dan kerja sama.

"Selama 11 jam saya bersaksi di depan komite Benghazi," balas Hillary. "Dan Anda mempertanyakan stamina saya?"

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya