Liputan6.com, Melbourne - Pada Senin 21 November 2016 sore, pintu rumah-rumah di seputaran Melbourne, Australia terbuka tiba-tiba akibat badai. Angin kencang itu terasa dingin dan kering.
Tak hanya itu, badai tersebut membawa sesuatu yang janggal. Kombinasi antara cuaca hangat, tingginya serbuk polen atau serbuk sari dan angin kencang yang memproduksi apa yang disebut oleh para ahli 'Badai Asma'. Sebuah kondisi yang langka, berbahaya dan mematikan. Negara bagian Victoria itu bahkan sampai kehabisan ambulans.
Dua orang dilaporkan tewas. Salah satu korban meninggal setelah menanti ambulans selama 30 menit kemudian.
Advertisement
Kendati demikian, juru bicara Ambulance Victoria mengatakan, masih belum jelas apakah kematian korban terkait dengan fenomena itu. Demikian dikutip dari News.com.au, Selasa (22/11/2016).
Bagi mereka yang menderita serangan, mayoritas mengaku tak siap. Kebanyakan tak memiliki riwayat asma semenjak kecil, namun mereka memiliki kasus kesehatan yang sama, yaitu pada saat badai menderita hay fever, atau demam yang disebabkan oleh serbuk polen.
"Aku tak pernah punya asma, tapi aku kerap mengalami hay fever. Tapi biasanya cuma gatal dan bersin-bersin. Namun Senin sore kemarin, rasanya luar biasa dan aneh," kata Kate Craig.
"Aku tiba-tiba menderita asma pukul 19.30, aku merasa tak bisa bernafas, dan dada terasa sesak dan berat. Seperti habis menghirup serbuk bumbu masak yang menyengat," tambahnya.
Sementara itu, Gary Nunn yang tengah transit di bandara Melbourne merasa tak bisa bernafas.
"Saat di bandara, aku merasa ada gejala yang tak pernah kuderita sebelumnya, yaitu kesulitan bernafas," kata Nunn.
Ketua Kesehatan Negara Bagian, Paul Hollman memberi label bahwa Senin kemarin adalah 'bencana negara' karena ia tak pernah mengalami serangan tersebut selama 40 tahun kariernya.
"Dalam satu jam saat badai menghantam, ada sekitar 160 panggilan darurat. Ini fenomena yang langka. Kami juga kehabisan tenaga medis. Aku hanya berspekulasi adanya jumlah iritasi dan serbuk polen yang meningkat luar biasa di udara," kata Hollman.
Sementara itu, Direktur Operasi Gawat Darurat Victoria, Mich Stephenson mengatakan, hari Senin menerima jumlah panggilan yang luar biasa.
"Dari pukul 18.00 hingga 23.00 ada sekitar 1.900 panggilan 000 (nomor darurat Australia) dibanding yang setiap harinya ada 345 telepon," kata Stephenson.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Victoria, Jill Hennessy mengatakan kematian dua korban akan diperiksa.
Dokter John Weiner dari Allergy Net mengatakan badai kemarin sangat langka bagi 20 persen warga Melbourne yang alergi terhadap polen.
"Ini hanya episode besar keempat yang sejenis dalam 30 tahun di Melbourne. Sudah dicatat di tempat lain di dunia, tetapi Melbourne rentan karena jumlah serbuk sari tinggi dan telah terjadi angin utara."
Dia mengatakan kota seperti Sydney aman dari 'Badai Asma' semacam ini, karena angin biasanya bepergian dari timur ke barat dan masuk dari laut. Dia mengatakan jumlah serbuk sari di udara pada Senin jauh lebih tinggi dari biasanya.
"Jumlahnya serbuk sari di yang terseret oleh badai mencapai setengah ton," kata Weiner.
Dr Weiner mengatakan badai menyediakan unsur yang membuat jumlah serbuk sari yang banyak menjadi sangat berbahaya dan mematikan.