Sutradara Video K-pop Ditangkap Terkait Skandal Presiden Korsel

Cha Eun-taek yang pernah bekerja dengan Psy dan Big Bang dituduh terlibat dalam skandal korupsi yang juga mengancam Presiden Park Geun-hye.

oleh Citra Dewi diperbarui 28 Nov 2016, 10:17 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2016, 10:17 WIB

Liputan6.com, Seoul - Seorang sutradara video musik Korea Selatan atau terkenal dengan istilah K-pop, Cha Eun-taek, dituduh terlibat dalam skandal korupsi yang melibatkan presiden negara itu, Park Geun-hye.

Cha akan menjalani peradilan karena diduga menggunakan hubungannya dengan orang kepercayaan presiden untuk memenangkan proyek-proyek menguntungkan. Tuduhan yang dibebankan kepada pria 46 tahun itu termasuk penyalahgunaan kekuasaan, paksaan, dan penggelapan.

Cha pernah bekerja dengan Psy yang terkenal akan Gangnam Style-nya dan boy band Big Bang.

Keterlibatan Cha dalam skandal itu terkait hubungannya dengan Choi Soon-sil, teman dekat Presiden Park dan putri seorang pemimpin sekte yang diyakini telah menggunakan statusnya untuk mengambil lebih dari US$ 60 juta dari sejumlah perusahaan papan atas, termasuk Samsung.

Dikutip dari BBC, Senin (28/11/2016), Choi dituduh terlibat dalam berbagai urusan negara, termasuk persiapan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan.

Jaksa mengatakan, Park dengan sendirinya meminta mantan penasihat ekonominya untuk membantu Cha menekan sejumlah perusahaan dan pejabat agar ia dapat memenangkan kontrak.

Pemerintah Korea Selatan selama bertahun-tahun telah menggunakan artis K-pop sebagai sarana untuk mengekspor budaya pop di negara itu.

Pada awal bulan ini, Park meminta maaf karena terlalu banyak menggunakan hubungan pribadi dan berjanji akan bekerja sama untuk melakukan penyelidikan resmi terkait korupsi.

Konstitusi Korea Selatan tak memungkinkan seorang presiden untuk dituntut. Namun saat ini jaksa telah menghubungkan langsung Park dengan proses pidana, dan tak menutup kemungkinan bahwa dirinya bisa diberhentikan karena melanggar hukum.

Selama lima minggu terkahir, aksi unjuk rasa besar dilakukan di Korea Selatan untuk menuntut pengunduran diri Presiden Park. Menurut jajak pendapat Gallup Korea yang dirilis pada Jumat 25 November lalu, dukungan terhadap saat ini Park hanya tersisa 4 persen.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya