India Minta Bioskop Putar Lagu Kebangsaan Sebelum Film Dimulai

Mahkamah Agung India meminta bioskop memutarkan lagu kebangsaan dan mewajibkan pengunjung berdiri untuk menunjukkan rasa hormatnya.

oleh Citra Dewi diperbarui 01 Des 2016, 10:31 WIB
Diterbitkan 01 Des 2016, 10:31 WIB
Bendera India
Bendera India (Reuters)

Liputan6.com, New Haven - Bioskop di seluruh India harus memutarkan lagu kebangsaan sebelum menanyangkan setiap film. Dengan demikian, "Jana Gana Mana" akan diputarkan bersama dengan bendera India. Peraturan tersebut dikeluarkan oleh Mahkamah Agung pada 30 November 2016. 

"Setiap pengunjung di bioskop harus berdiri untuk menunjukkan rasa hormatnya kepada lagu kebangsaan," tulis hakim Dipak Misra and Amitava Roy, seperti dikutip dari CNN, Kamis (1/12/2016).

Peraturan itu merupakan bentuk tanggapan dari sebuah petisi yang dilayangkan oleh Narayan Chouksey, seorang pensiunan insinyur di Bhopal, yang meminta pengadilan untuk merinci apa saja tindakan yang tidak menghargai hukum dan menyalahgunakan lagu kebangsaan.

Pengacara Chouskey berpendapat, lagu kebangsaan India sering dihina. Karena itu, dia meminta pengadilan untuk memberikan norma dan melindunginya.

Pengadilan mengatakan, keputusan itu harus diimplementasikan dalam 10 hari.

Sebenarnya lagu kebangsaan tersebut sudah diputar sebelum film ditayangkan oleh sejumlah bioskop. Banyak masyarakat India juga tumbuh dengan mendengarkan lagu tersebut sebelum memulai kegiatan di sekolah atau melakukan sebuah kegiatan.

Meski demikian, belum ada peraturan resmi yang mengatur tentang hal tersebut, kecuali di negara bagian Maharashtra.

"Warga negara harus menyadari bahwa mereka hidup dalam sebuah bangsa dan berkewajiban untuk menghormati lagu kebangsaan," ujar hakim.

Sementara itu menteri dalam negeri telah menetapkan bahwa warga India harus berdiri untuk mendengarkan setiap lagu kebangsaan dinyanyikan atau dimainkan. Menurut laporan, ada orang yang terpaksa dikeluarkan dari sebuah acara karena tidak menunjukkan rasa hormat kepada lagu kebangsaan pada masa lalu.

Namun, banyak masyarakat India yang mengkritik tren terbaru yang menampilkan patriotisme secara agresif di tengah-tengah kebangkitan jingosime--patriotisme ekstrem dalam bentuk kebijakan luar negeri yang agresif.

Ini bukan kali pertama dalam beberapa bulan terakhir bahwa politik nasional dan film telah beririsan.

Pada Oktober lalu, salah satu sutradara film paling terkenal di India, Karan Johar, mengumumkan bahwa dirinya tidak akan bekerja lagi dengan orang dari Pakistan.

Langkah tersebut diambilnya setelah terjadi peningkatan ketegangan di sepanjang perbatasan wilayah sengketa di Kashmir.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya