'Pembocor' Keberadaan Anne Frank ke Tangan Nazi Ternyata...

Selama beberapa dekade setelah Perang Dunia II, para peneliti masih belum mencapai konsensus tentang cara Frank ketahuan oleh Nazi.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 19 Des 2016, 13:48 WIB
Diterbitkan 19 Des 2016, 13:48 WIB
Anne Frank
Selama beberapa dekade setelah Perang Dunia II, para peneliti masih belum mencapai konsensus tentang caranya Frank ketahuan oleh Nazi. (Sumber news.com.au)

Liputan6.com, New York - Selama ini sejumlah sejarawan menduga ada pengkhianatan yang menyebabkan terkuaknya tempat persembunyian remaja Anne Frank dan keluarganya dari kejaran Nazi dalam masa Perang Dunia II.

Namun, menurut suatu telaah baru-baru ini, pihak Nazi mungkin saja menemukan tempat persembunyian Anne Frank secara tidak sengaja, bukan karena ada pengkhianatan terhadap remaja itu dan keluarganya.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Anne Frank House Museum di Amsterdam, Belanda, tidak menemukan bukti bahwa Anne dan tujuh orang Yahudi lain yang bersembunyi bersamanya selama dua tahun, diserahkan ke pihak pendudukan Jerman pada 1944, demikian menurut laporan Sunday Times di London sebagaimana dikutip dari news.com.au pada Senin (19/12/2016).

Ada dugaan pihak Nazi sebenarnya sedang mengejar pelaku pemalsuan kupon pembagian jatah makanan.

Dua orang yang bekerja di bangunan komersial tempat keluarga Frank tinggal dalam suatu ruang rahasia saat itu ditangkap karena bisnis kupon-kupon palsu di pasar gelap, demikian temuan penelitian yang dimaksud.

Dalam ruang rahasia itulah Anne Frank menuliskan buku hariannya yang sekarang menjadi terkenal.

Menurut sejarawan Gertjan Broek, "Saat berkegiatan sehari-hari, para penyidik…secara kebetulan menemukan sejumlah kaum Yahudi sedang dalam persembunyian."

Broek tidak menemukan bukti adanya kaitan antar penangkapan dua pria tersangka pemalsu kupon dengan penahanan keluarga Frank pada 4 Agustus 1944.

Namun, dia juga tidak menemukan bukti pengkhianatan yang diduga mengarahkan pihak Jerman kepada rak buku yang bisa digeser di dalam suatu bangunan sepanjang kanal Prinsengracht tersebut.

Anne meninggal dunia di kamp konsentrasi Bergen-Belsen pada Februari 1945 saat berusia 15 tahun, hanya dua bulan sebelum kamp itu dibebaskan oleh pasukan Sekutu.

Otto, ayahnya, adalah satu-satunya anggota keluarga yang lolos dari maut. Ia menemukan buku harian putrinya ketika kembali ke tempat persembunyian keluarga di masa perang.

Buku harian itu diterbitkan dalam bahasa Inggris pada 1952 dengan judul The Diary of a Young Girl dan membeberkan kehidupan pahit selama persembunyian.

Buku itu telah diterjemahkan dalam 67 bahasa dan Anne Frank menjelma menjadi seorang ikon. Namun, selama beberapa dekade setelah Perang Dunia II, para peneliti masih belum mencapai konsensus tentang cara Frank ketahuan oleh pihak Nazi Jerman.

Mereka yang Dituduh 'Pengkhianat'

Dalam situs Miep Gies, karyawan Otto yang membantu menyelamatkannya, menulis ada tiga orang yang dicurigai sebagai pembocor rahasia. Mereka adalah Tonny Ahlers, mantan mitra kerja Otto Frank yang terkenal dengan anti-semitnya, tapi tak pernah ia singgung-singgung di depan Otto.

Willem van Maaren salah satu pekerja Otto. Tak seorang pun yang mempercayai dia karena dia hobi mengutil. Ia menjadi kandidat paling penting sebagai pengkhianat, tapi tak terbukti. Yang ketiga adalah Lena Hartog-van Bladeren yang suaminya bekerja juga bekerja untuk Otto Frank.

Ketiganya tidak terbukti sebagai pengkhianat. Sementara ini, kesimpulan terakhir, pengkhianatnya adalah para tetangga atau orang lewat yang curiga dengan adanya "kehidupan" di gudang rahasia itu. Mereka lantas melaporkan kepada pihak keamanan setempat dan baru digeledah pada 4 Agustus 1944.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya