Melesat Bersama Hakutaka, Kereta Peluru Penghubung Nagano-Tokyo

Shinkansen dikenal aman, bahkan saat terjadi gempa. Ini karena teknologi yang digunakan mampu memutus arus listrik yang mengalir ke kereta.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 11 Feb 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2017, 06:48 WIB
Kereta peluru atau shinkasen di Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)
Kereta peluru atau shinkasen di Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Liputan6.com, Jakarta - Kereta menjadi moda transportasi favorit warga Jepang dalam berpergian. Selain bebas macet, dukungan infrastruktur yang memadai membuat perjalanan dengan si ular besi nyaman dan aman.

Menyambangi Jepang, tentu tak lengkap tanpa menjajal kecepatan Shinkansen, moda transportasi antarkota yang jadi andalan Negeri Sakura selain pesawat. Dikenal dengan sebutan kereta peluru, Shinkansen mampu melesat hingga kecepatan 300 km per jamnya.

Meski demikian, Shinkansen dikenal aman, bahkan saat terjadi gempa. Ini karena teknologi yang digunakan mampu memutus arus listrik yang mengalir ke kereta, sehingga tidak tergelincir ke luar rel.

Akhir Januari lalu, Liputan6.com mendapat kesempatan berkenalan dengan kereta Shinkansen jenis Hakutaka 556 -- dalam acara pertukaran pelajar dan pemuda, JENESYS 2016.

Bersama belasan wartawan dan 10 atlet dari Indonesia, menempuh perjalanan dari Nagano ke Tokyo lewat jalur Hokuriku Shinkansen, setelah berhari-hari menikmati pemandangan desa salju Hakuba.

Peron stasiun kereta peluru atau shinkasen di Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Jalur ini awalnya dikenal dengan sebutan Nagano Shinkansen karena hanya menghubungkan Nagano dan Tokyo pada 1997 atau jelang Olimpiade musim dingin di Nagano. Namun tahun 2015, rute ini diperpanjang hingga ke Kanazawa di region Hokuriku dan berubah jadi Hokuriku Shinkanshen.

Jalur ini dikelola East Japan Railway Company (JR East) dan West Japan Railway Company (JR West).

Ada 4 jenis kereta peluru yang melintas di jalur ini. Salah satunya adalah Hakutaka atau Elang Putih. Terdiri dari 12 gerbong, kereta ini mampu melesat dengan kecepatan maksimum 260 km per jam.

Rombongan JENESYS 2016 berangkat dari stasiun Nagano pada pukul 10.00 WIB. Suasana di dalam kereta tampak bersih dan rapih.

Bagian dalam kereta Shinkasen di Tokyo. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Di gerbong ekonomi, setiap kursi dilengkapi fasilitas mirip di pesawat. Mulai meja lipat, tempat meletakkan minuman, hingga sandaran kepala yang bisa diatur ketinggiannya. Bagi yang ingin mengisi ulang baterai gawai, juga terdapat stop kontak di bagian bawah. Sedangkan bagasi barang berada sisi bagian kiri dan kanan.

Kereta Hakutaka 556 terdiri dari tiga kelas, yakni Ekonomi, Bisnis, dan Eksekutif. Masing-masing gerbong memiliki pintu otomatis.

Kereta ini juga dilengkapi dengan fasilitas toilet yang modern dan bersih. Letaknya berada di sambungan gerbong. Toilet untuk pria dan wanita ditempatkan terpisah dengan posisi berhadap-hadapan.

Stasiun kereta peluru atau Shinkasen di Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Namun Hakutaka 556 memiliki ruang bagasi yang terbatas. Untuk itu penumpang sebaiknya tidak membawa barang bawaan terlalu banyak bila menggunakan moda transportasi ini.

Perjalanan dari Nagano yang berjarak 241,1 km menuju Tokyo ditempuh hanya dalam waktu 1 jam 40 menit. Padahal bila menggunakan bus, bisa memakan waktu hingga 6 jam. Hakutaka 556 melewati 16 stasiun dari Kanazawa hingga ke Tokyo.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya