Liputan6.com, Jakarta - Tak semua rincian yang disajikan dalam sejarah benar adanya. Seperti halnya kisah dalam drama dan film, terkadang informasi terkait masa lalu didramatisasi.
Untuk membuat orang tertarik dengan sejarah, sejumlah orang, bahkan mereka yang berpredikat ahli, menyisipkan mitos atau misteri sebagai bumbu cerita.
Advertisement
Baca Juga
Nyatanya, sejumlah informasi dalam sejarah diragukan kebenarannya karena kurangnya bukti pendukung soal keberadaan tempat maupun tokoh.
Lainnya, meski menjadi bagian dari kejadian historis, namun penyajiannya dilebih-lebihkan atau dibumbui mitos.
Seperti dikutip dari Listverse.com pada Senin (20/3/2017), berikut ini adalah sejumlah kisah "sejarah" yang tidak masuk akal.
Taman Gantung Babilonia bahkan Wild Wild West ada dalam daftarnya:
1. Perjalanan Paul Revere
Paul Revere adalah pahlawan nasional Amerika yang jasanya dikenang bukan karena dia berjuang dengan senjata, tetapi karena jasanya untuk memberitahu kedatangan pasukan Inggris lewat kode tertentu.
Kode tersebut adalah:"two if by sea, one if by land".
Namun, sebelum puisi epik Abad ke -19 oleh Henry Wadsworth Longfellow, tak ada yang mengenal Paul Revere. Ia bukan siapa-siapa dan hanya sekedar pandai besi di Boston.
Ia memang terlibat dalam Revolusi Amerika, tapi bukan aksi heroik di medan tempur.
Longfellow kemudian mendapat ilham dari salah satu surat Revere yang dicetak dalam majalah. Revere pun seakan menjadi pahlawan.
Benar, Revere mengendarai kuda untuk memberi peringatan tentang invasi Inggris, tapi ia hanyalah secuil bagian sistem peringatan yang jauh lebih kompleks.
Beberapa pengendara kuda pada malam penentuan itu menyebarkan ke seluruh Massachussetts dan perjalanan Revere hanya singkat saja.
Bukan hanya itu, ia pun menyempatkan diri mampir ke bar dan diringkus di sana oleh pasukan Inggris. Ia kemudian dibebaskan, tapi kudanya disita.
Advertisement
2. Sabuk Keperawanan
Ketika seorang pria pada Abad ke-16 terpaksa meninggalkan istri atau anak-anak perempuannya untuk waktu yang lama, ia akan memasangkan sabuk kesucian atau keperawanan pada mereka guna mencegah pemerkosaan dan penyelewengan.
Alat itu sebenarnya bisa disebut sebagai celana dalam berbahan logam.
Namun, alat itu nyatanya tak ada. Perangkat demikian hanya ada dalam karya seni maupun sastra humor sebagai bahan kelucuan.
Beberapa sabuk kesucian yang sekarang tersebar di sejumlah museum kemungkinan besar adalah palsu. Mengenai pajangan perangkat itu, British Museum menjelaskan,
"Ada kemungkinan bahwa sebagian besar contoh yang sekarang ada sebenarnya dibuat pada Abad ke-18 atau 19 karena penasaran atau sebagai guyonan selera rendahan."
3. Taman Gantung Babilonia
Bersamaan dengan beberapa pencapaian hebat masa purba seperti Piramida di Giza dan Kuil Artemis, Taman Gantung Babilonia bahkan memiliki tempat resmi dalam daftar Keajaiban Dunia Kuno.
Taman itu diduga dibangun pada 600 SM yang di gurun terik yang sekarang termasuk dalam wilayah Irak, taman subur itu disebut sebagai hadiah Raja Nebukadnezar II kepada istrinya yang pencinta tetumbuhan. Di sana ada rumah hijau vertikal berukuran raksasa, sebuah mata air yang subur di tengah padang pasir yang membara.
Tapi tidak ada satu hal pun yang menjadi bukti pendukung keberadaannya. Walaupun memang ada catatan-catatan tertulis dari masa itu, para ahli sejarah tidak pernah menemukan adanya acuan kepada Taman itu sendiri.
Selain itu, diperlukan keahlian teknik yang jauh melebihi kemampuan yang ada pada masa itu untuk memastikan ketersediaan aliran air dan struktur yang besar itu.
Lalu kenapa ada kebohongan itu? Ketika pulang kembali ke negeri asal, bala tentara Alexander Agung bercerita tentang struktur-struktur batu dan taman-taman indah di Babilonia.
Para pujangga dan ahli sejarah Yunani Kuno kemudian memberi bumbu pada laporan itu menjadikisah romantis tentang taman hijau istimewa di tengah gurun.
Advertisement
4. Iron Maiden
Bagi para penggemar sejarah Abad Pertengahan atau kisah-kisah penyiksaan brutal, tentu pernah mendengar "iron maiden", suatu kamar besi yang sisi-sisinya dipasangi ujung-ujung runcing.
Tersangka pelaku pidana dihukum secara keji dengan cara dimasukan dalam ruang itu dan digencet di antara sisi-sisi ruang yang telah dipasangi ujung-ujung tajam tersebut. Lebih kejam lagi, ujung-ujung tajam itu ditempatkan sedemikian rupa agar si pesakitan mati perlahan dalam keadaan sangat tersiksa.
Sukar membayangkan adanya perangkat siksa yang sedemikian brutal. Ternyata, memang tidak ada. Gagasan perangkat demikian dimulai oleh Polybius, ahli sejarah Yunani, pada sekitar 100 M yang menuliskan tentang perangkat mekanis berbentuk wanita (maiden).
Gagasan itu menyebar luas hingga, beberapa abad kemudian, muncul dalam buku filsafat Kristen. Pada Abad ke-18, bentuknya menjadi sesuatu yang kita kenal sekarang.
Filsuf Jerman bernama Johann Philipp Siebenkees mulai mengandai-andaikan kisah para pelaku pidana Abad ke-16 dihukum mati menggunakan perangkat penyiksaan tersebut sehingga orang-orang menjadi tertarik dengan kisah kekejian leluhur mereka.
Pada masa yang sama, perangkat "iron maiden" palsu mulai hadir di musem-museum demi meraup keuntungan finansial walaupun tidak pernah ada satu orang pun yang pernah mati oleh karena alat itu.
5. Keruntuhan Pasar Modal 1929
Keruntuhan Pasar Modal pada 1929 di Amerika Serikat disebut-sebut menjadi biang keladi dua hal, yaitu Depresi Besar 1930 dan melonjaknya angka bunuh diri di kalangan pialang saham. Depresi Besar memang serius, tapi dugaan yang ke dua lebih sebagai rumor.
Film yang dibuat dengan suasana saat itu kerap menyertakan kisah para bankir berbondong-bondong melompat dari jendela gedung-gedung kantor mereka. Tapi, hanya ada dua orang yang benar-benar lompat bunuh diri di Wall Street pada hari itu.
Ada beberapa yang kemudian gantung diri atau menembak diri sendiri. Tapi, secara keseluruhan, tindakan bunuh diri terkait ambruknya pasar modal saaat itu cukup jarang.
Secara ironis, angka bunuh diri malah lebih rendah dibandingkan dengan angka bunuh diri pada musim panas sebelumnya, ketika pasar modal sedang berada pada puncaknya.
Harian-harian pada masa itu membesar-besarkan cerita seakan menjadi tragedi nasional, bahkan menyebut para pejalan kaki di New York harus "menghindar ketika melewati mayat-mayat" yang bertebaran di jalan.
Advertisement
6. Buntut 'Serangan Alien'
Hari itu, Minggu 30 Oktober 1938, pukul 20.18, siaran radio Columbia Broadcasting System mengabarkan hal mengerikan: alien dari Mars menginvasi Bumi!
Penyiar yang sedang melaporkan langsung mendeskripsikan alien dari Mars keluar dari silinder besar berwarna metalik di ladang pertanian di Grovers Mills, New Jersey. "Astaga," kata penyiar itu. "Ada sesuatu yang menggeliat keluar dari sana, seperti ular abu-abu. Sekarang, muncul lainnya, muncul lagi, dan lagi. Mirip tentakel!"
Lalu, penyiar itu mengaku melihat tubuh si alien. "Besar seperti beruang, berkilau seperti kulit hewan yang basah. Namun wajah itu, Saudara-saudara... tak terlukiskan. Aku harus memaksa diriku untuk tetap menatap mereka: mata itu hitam, berkilat seperti ular. Mulutnya berbentuk seperti huruf V, air liur menetes dari bibir yang tampak berdenyut.
Yang lebih mengerikan, makhluk Mars itu menembakkan senjata ke orang-orang yang berkerumun di sekitar lokasi. Korban-korban berjatuhan, termasuk 7.000 aparat dari National Guardsman. Setelah diserang artileri dan bom, makhluk Mars itu melepas gas beracun ke tanah.
Kala itu, banyak yang tidak sadar, itu adalah sandiwara belaka, yang diambil dari kisah 'War of the Worlds' karya H.G. Wells. Orson Welles dan Mercury Theater didaulat menyajikannya.
Kepanikan yang diakibatnya menyebabkan warga mempersiapkan senjatan, mengungsi ke pegunungan, atau bahkan mencoba bunuh diri. Demikian menurut media dan selentingan tahun 1930-an.
Hampir semua cerita histeria seru pada malam itu telah disanggah. Kenyataannya, angka bunuh diri berada dalam kisaran normal, tidak ada huru-hara, dan kehidupan berlangsung seperti biasa.
Memang benar ada sebagian orang yang ketakutan mendengar siaran itu, tapi kebanyakan cukup skeptis untuk bisa menyadari bahwa itu semua adalah suatu kisah fiksi dalam sandiwara radio.
Surat kabar memiliki andil besar mereka-reka kisah panik massa itu karena kepanikan memiliki nilai jual agar harian laku dicari orang. Tapi, siaran radio juga sedang naik daun dan mereka berlomba-lomba meninggalkan para pesaing.
7. Duel Tombak
Sudah sering kita mendengar caranya warga Eropa kuno menghibur diri, dengan bir hangat dan kompetisi tombak.
Permainan tempur seperti adu tombak dan adu pedang ramai pada masa brutal itu, dan para petandingnya bisa dipandang selayaknya atlet jutaan dolar masa kini. Semakin berdarah-darah, semakin seru.
Kenyataannya, permainan-permainan pada masa itu memang hanya sekedar permainan. Misalnya bowling, tenis, seluncur es, dan lempar tapal kuda.
Pikiran seakan-akan warga masa lalu beramai-ramai menonton arena untuk menanti-nantikan pertunjukan berdarah hanyalah mitos belaka.
Kenyataannya, pihak berwenang di kota dan desa diketahui melarang setipa kegiatan yang dipandang terlalu berbahaya.
"Permainan" adu tombak dan adu pedang adalah bagian dari pelatihan para calon ksatria. Itupun sering dihentikan. Memang ada saja yang mencoba menjadikannya sebagai hiburan, tapi hal itu bukan menjadi sesuatu yang khas pada masa itu.
Advertisement
8. Kata “Ye”
Bahasa Inggris memang aneh, ada kata "thee", "thy", ataupun "thou" seperti yang kita dengar dalam karya-karya Shakespeare dan Chaucer, walaupun salah satu yang paling dikenal adalah kata "ye". Cukup banyak toko-toko kecil menuliskan awalan nama toko dengan "Ye Olde".
Namun, ternyata kata itu tidak pernah dipakai, setidaknya bukan seperti cara kita melafalkannya.
Ketika percetakan tiba di Inggris pada akhir Abad ke-15, mesin pencetaknya banyak bermasalah. Huruf-hurufnya dirancang untuk bahasa-bahasa asing, tidak termasuk kata “thorn” dalam bahasa Inggris dengan bunyi lafal “th”.
Karena itu, pihak percetakan sesukanya mengganti dengan huruf "y" yang, ketika dituliskan, mirip dengan "th" seperti pada kata "thorn". Bukan masalah bagi pembaca pada masa itu, karena mereka mengetahui "ye" yang dibacanya sebenarnya "the".
Tapi lain halnya bagi para pembaca modern yang tidak mengetahui kata "thorn". Dengan demikian, kata "Ye Olde Ice Cream Shoppe" sebenarnya berarti "The Olde Ice Cream Shoppe."
9. Wild West
Seburuk-buruknya kehidupan yang kita alami, kita bisa menghibur diri karena merasa masih beruntung tidak tinggal di Barat ada masa lalu. Khususnya, pada suatu masa yang disebut 'Wild' West
Hidup di sana dianggap merana karena penuh peristiwa berdarah. Ada anggapan semua orang memiliki senjata, gampang marah, dan poster-poster pencarian orang bertebaran di mana-mana. Seperti suatu kubangan kekerasan dan maut.
Kemudian Clint Eastwood dan seorang awak kamera ikut terlibat. Imej Barat yang liar dan penuh teror pada masa lalu kian kuat melekat di benak banyak orang.
Ternyata kota-kota di Pantai Barat pada 1800-an adalah tempat-tempat yang tenang dan damai. Para wargaya lebih tertarik dengan peternakan dan pertambangan, bukan tembak-tembakan.
Tentu saja terjadi pembunuhan, tapi duel di siang bolong dan perkelahian maut saat permainan poker lebih sebagai mitos. Faktanya, warga sebuah kota di Barat secara rata-rata memiliki kemungkinan hanya 0,1 persen terbunuh dalam suatu tahun. Angka itu lebih rendah daripada beberapa kota modern Amerika.
Lagi-lagi, julukan Barat yang "Liar" hanyalah reka-rekaan para penulis dan pembuat film yang mencoba mendulang untung dari para warga Amerika Abad ke-19 yang belum pernah ke Barat.
Advertisement
10. Masa Kegelapan
Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi yang pada masanya menjadi penggerak di dunia, masyarakat purba terjerumus ke dalam masa sesudah kiamat yang dikenal sebagai "Masa Kegelapan."
Selama lebih dari lima abad, antara 500 dan 1000 Masehi, peperangan, kemiskinan, dan penyakit melingkupi Eropa dan Timur Tengah. Para ahli sejarah bercerita tentang suatu masa yang suram dan gelap dalam sejarah.
Sebaliknya, fakta-fakta yang ada justru membuktikan sebaliknya. Masa "Kegelapan" itu malah menjadi salah satu masa paling sejahtera dalam sejarah manusia.
Tidak seperti dugaan kita tentang para panglima perang gila kuasa, negeri-negeri saat itu dipimpin oleh para raja dan ratu yang menetapkan pembatasan resmi pada kewenangan kerajaan. Hal itu merupakan suatu gagasan yang amat progresif.
Makanan banyak tersedida karena temuan perangkat-perangkat pertanian baru dan cuaca yang hangat, bukan seperti biasanya. lmu pengetahuan, matematika, dan seni semuanya mengalami kemajuan pesat.
Masa itu merupakan yang paling nyaman dihidupi walaupun tidak demikian menurut para ahli sejarah yang terobsesi dengan kesempurnaan Romawi sehingga merasa suatu kekalahan dipandang tragis.
Jadi mereka menuliskan cerita yang sangat bias tentang kengerian dunia setelah kejatuhan Romawi.