Liputan6.com, Bogota - Hujan deras yang menyebabkan longsor dan banjir bandang di Mocoa, Kolombia terus menelan korban jiwa. Sampai saat ini, tercatat lebih dari 200 orang kehilangan nyawanya.
Dari keterangan Unit Nasional Penanggulangan Bencana Kolombia, korban tewas mencapai 210 jiwa. Sementara 203 orang lainnya menderita luka-luka.
Mereka menyebut pencarian korban luka dan tewas masih dilanjutkan. Namun, kurangnya alat dan sulitnya medan memperlambat usaha pencarian.
Advertisement
"Ini sangat sulit karena banyak orang yang tak punya kemampuan (untuk meminta tolong) kalau mereka (terperangkap) di sana," ucap Koordinator Palang Merah Kolombia, Lina Garcia seperti dikutip dari ABC, Senin, (3/4/2017).
Baca Juga
Karena parahnya keadaan, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos langsung berangkat ke Mocoa. Ia pun mengumumkan daerah tersebut merupakan area bencana.
Dia mengatakan, dari laporan yang diterima, 40 orang korban jiwa teridentifikasi berusia dibawah 18 tahun. Tak cuma itu, sejumlah orang di wilayah tersebut nasibnya masih samar.
"Secara resmi saya sampaikan jika ada anggota keluarga atau kerabat tercinta yang hilang cepat laporkan agar kami proses," sebut dia.
Associated Press, 2 Maret 2017 melaporkan, hujan lebat menyebabkan tiga sungai meluap. Air berlumpur dengan cepat membanjiri jalan-jalan kota, merendam pemukiman, serta menyeret kendaraan.
Banyak warga dikabarkan tidak memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri. Sejumlah saksi mengatakan, merasakan bangunan rumah mereka bergetar dan meski alarm berbunyi, namun tidak terdengar ke seluruh wilayah kota.