Alasan Artis Film Cabul Jepang Pensiun pada Usia 80 Tahun

Liputan6.com, Tokyo - Nenek di Jepang ini punya pekerjaan tak biasa: jadi bintang film cabul. Dan ia baru berhenti setelah usianya mencapai 80 tahun. 

Sang nenek mengaku, alasannya berhenti adalah karena kurangnya pria penggoda yang mampu 'menghadapinya'.

Maori Tezuka, nama sang nenek, telah berkecimpung selama kira-kira satu dekade dalam industri pornografi di Jepang.

Dikutip dari News.com.au pada Rabu (5/4/2017), ia disebut-sebut sebagai bintang porno tertua di negeri Matahari Terbit itu.

Yang mengejutkan, wanita mantan penyanyi opera itu baru memulai karier dalam industri 'pornografi' pada usia perak, yakni 71 tahun.

Meski menyatakan berhenti, ia tidak menolak akan kembali ke industri itu pada suatu hari nanti.

"Saya tidak menyimpan penyesalan, tapi rekaman menjadi sulit ketika aktornya bukan jenis yang saya sukai," kata dia. 

"Bagi saya ini bukan soal uang. Saya ditawari untuk kembali lagi pada 2 atau 3 tahun ke depan. Saya bilang akan pikir-pikir lagi."

Mengapa para lanjut usia terlibat dalam industri pornografi di negeri Sakura?

Faktor demografi bisa jadi penyebabnya. Industri video dewasa merupakan bisnis besar di Jepang -- yang seperempat dari 34 juta penduduknya adalah warga berusia di atas 65 tahun.

Menurut orang dalam industri tersebut, bisnis pornografi di Jepang bernilai kira-kira miliar per tahun. Sekitar seperempat film-film porno Jepang menayangkan kaum lanjut usia.

Dalam beberapa tahun terakhir ini angka penjualan telah meningkat seiring dengan lebih banyaknya kaum lanjut usia yang menikmatinya.

Genre film tersebut antara lain menampilkan Shigeo Tokuda, seorang pelakon berusia 82 tahun yang muncul dalam ratusan judul film biru.