AS Akan Evakuasi 230 Ribu Warganya di Korsel, Perang Bakal Pecah?

Jika Pyongyang nekat menyerang, puluhan ribu warga sipil AS, termasuk milter dan keluarga yang tinggal di Seoul sangat mungkin terjebak.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 26 Apr 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2017, 08:15 WIB
20170417-Wapres AS Kunjungi Perbatasan Korsel - Korut-AP
Wakil Presiden AS, Mike Pence disambut tentara Amerika dan Korea Selatan setibanya di Camp Bonifas, pos komando PBB yang dipimpin AS, dekat bagian selatan Zona Demiliterisasi di perbatasan Korsel dan Korut, Senin (17/4). (AP Photo/Lee Jin-man)

Liputan6.com, Seoul - Sebuah program latihan AS bernama Courageous Channel bocor ke publik. Menurut pejabat militer, program itu adalah permintaan dari Presiden Donald Trump untuk mengevakuasi warga negara Amerika Serikat di Korea Selatan jika perang meletus di Semenanjung Korea.

Program itu kabarnya akan berlangsung pada bulan Juni mendatang yang akan menyiapkan 'pintu keluar' aman bagi 230 ribu warga AS jika perang pecah. Demikian seperti dikutip dari Express.co.uk pada Rabu (26/4/2017).

Jika Pyongyang nekat menyerang, puluhan ribu warga sipil AS, termasuk milter dan keluarga yang tinggal di ibu kota Korsel, Seoul, akan sangat mungkin terjebak.

Ini akan menjadi dilema bagi AS bagaimana membuat warganya selamat dan evakuasi mereka di tengah-tengah pertikaian.

Seoul hanya 56 kilometer dari perbatasan berada dari jangkauan lebih dari 12.000 senjata artileri Korea Utara yang telah mereka posisikan untuk menyerang.

Menurut laporan, negara yang menutup diri tersebut akan mengaktifkan agen tidur di Selatan untuk mengarahkan rudal dan tembakan artileri.

Diperkirakan Korea Utara memiliki kemampuan untuk menembak, menggunakan proyektil roket, 500.000 peluru amunisi mortir dan senjata kimia di Seoul pada jam-jam pertama jika perang meletus.

Trump memerintahkan kapal induk USS Carl Vinson untuk berlayar ke perairan Semenanjung Korea sebagai tanggapan atas meningkatnya ketegangan atas uji coba nuklir dan rudal Korea Utara.

Namun, negara yang di pimpin Kim Jong-un tetap menentang. Terang-terangan mereka mengatakan mampu menghancurkan USS Carl Vinson hanya sekali pukul.

Operasi terakhir Courageous Channel diadakan tepat setelah uji coba nuklir kelima di bulan September. Operasi itu begitu realistis dengan para peserta terbang ke luar semenanjung.

Masalah mengenai Korut  sepertinya tidak akan pudar dalam waktu dekat. Faktanya, para analis sudah menduga akan lagi rudal lain atau bahkan uji coba nuklir bisa dikerjakan besok, yang menandai ulang tahun ke-85 berdirinya Tentara Rakyat Korea.

Korea Utara mengatakan pada hari Jumat bahwa keadaan di semenanjung Korea "sangat berbahaya" karena "manuver perang manuver manuver manuver manuver Irak yang bertujuan menginjak kedaulatan dan hak kita untuk bertahan hidup"

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya