Liputan6.com, Washington, DC - Bertepatan dengan 100 hari kepemimpinannya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji dirinya sangat produktif. Klaim tersebut disampaikan Trump di hadapan pendukungnya di Pennsylvania, negara kunci yang membantu kemenangannya dalam Pilpres 2016.
Tidak hanya menyebut periode 100 harinya sangat produktif, tetapi Trump juga menggambarkan keberhasilannya itu dengan sangat menarik. Dalam pidatonya, Presiden ke-45 AS itu pun menyampaikan, saat ini ia "bersiap untuk pertarungan hebat yang akan datang dan kita akan menang dalam setiap perkara."
Baca Juga
Sorak-sorai mewarnai pidato Trump. Para pendukungnya meneriakkan "USA" dan slogan "Promises made. Promises kept" bertebaran di Pennsylvania Farm Show Complex and Expo Center di Harrisburg, tempat di mana Trump bertatap muka dengan para pemilihnya.
Advertisement
Pada awal pidatonya, Trump melancarkan serangan tajam ke media nasional. Ia menuding media menyebarkan berita palsu -- tuduhan lama yang kembali dilontarkannya.
Dikutip dari New York Post, ayah lima anak itu menuduh jurnalis tidak kompeten dan tidak jujur. Menurut dia, media juga harus dihakimi di 100 hari pemerintahannya.
"Jika pekerjaan media terkait dengan mengabarkan kebenaran dan kejujuran, maka saya rasa semua akan setuju kalau mereka mendapat nilai yang sangat, sangat buruk," kata mantan taipan properti tersebut.
Di lain sisi, Trump menyakinkan publik bahwa pemerintahannya telah melayani rakyat AS setiap hari.
Trump lebih memilih untuk bertemu dengan pendukungnya dibanding menghadiri Makan Malam Tahunan Koresponden Gedung Putih atau White House Correspondent Association Dinner yang melibatkan selebritas, jurnalis, dan politikus.
Seperti dilansir dari BBC, Trump merupakan presiden AS pertama setelah Ronald Reagan yang absen dalam acara yang telah digelar sejak tahun 1921 tersebut. Sementara Barack Obama diketahui tidak pernah melewatkan makan malam tersebut selama delapan tahun menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam.
Di hadapan para pendukungnya pula, Trump memaparkan pencapaian 100 harinya, termasuk memilih calon Hakim Agung yang disetujui Senat, membawa AS keluar dari kesepakatan perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik, meningkatkan kondisi pasar saham, dan melonggarkan peraturan mengenai eksplorasi energi.
"100 hari pertama pemerintahan saya nyaris merupakan yang tersukses dalam sejarah negara kita," ujar Trump seperti dilansir dari 9news.com.au, Minggu, (30/4/2017).
Trump boleh saja berani mengklaim kesuksesannya, tetapi di lain sisi, mayoritas media dan para politikus Demokrat memiliki pendapat berbeda dalam menanggapi 100 hari pemerintahannya.
Meski masih dielu-elukan oleh para pendukung utamanya, Trump disebut sebagai pemimpin AS yang paling tidak populer di zaman modern.
Para politikus Demokrat menggambarkan roda pemerintahan pada era Trump berjalan lambat, stabilitas menurun drastis, kegagalan pada fungsi legislatif, dan janji kampanye yang tidak dipenuhi. Pesan demikian pula yang diusung oleh sebagian besar media tepat pada 100 hari pemerintahan Trump.