Reaksi Iran atas Kunjungan Donald Trump ke Arab Saudi

Iran bereaksi atas kunjungan Trump ke Arab Saudi. Teheran menuding presiden AS itu menyebarkan Iranophobia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Mei 2017, 07:48 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2017, 07:48 WIB
Raja Salman dan Donald Trump di Arab Saudi. (AP)
Raja Salman dan Donald Trump di Arab Saudi. (AP)

Liputan6.com, Teheran - Iran menuding Amerika Serikat menjual senjata kepada "teroris berbahaya" di Timur Tengah. Pernyataan ini merujuk pada kesepakatan jual beli senjata antara AS dan Arab Saudi.

Tidak hanya itu, Teheran juga menuding AS menyebarkan virus "Iranophobia" demi mendorong negara-negara Arab membeli senjata. Kesepakatan jual beli senjata AS-Arab Saudi dikabarkan nyaris mencapai US$ 110 miliar.

"Sekali lagi, dengan klaimnya yang kesekian kali dan tidak berdasar tentang Iran, presiden Amerika...mencoba untuk mendorong negara-negara di kawasan membeli lebih banyak senjata dan menyebarkan Iranophobia," ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qassemi seperti dilansir News.com.au, Selasa (23/5/2017).

Qassemi menambahkan bahwa Washington telah "menghidupkan kembali terorisme di kawasan melalui kebijakannya" dan "harus menghentikan penjualan senjata kepada teroris yang berbahaya." Ditegaskan Qassemi, AS dan sekutunya harus tahu bahwa Iran adalah sebuah negara yang demokratis, stabil, dan kuat.

"Kami mempromosikan perdamaian, persaudaraan yang baik, dan penciptaan dunia yang menentang kekerasan dan ekstremisme," imbuhnya.

Kunjungan Donald Trump ke Arab Saudi dinilai merupakan peringatan keras terhadap Iran yang belum lama ini melaksanakan pilpres.

Di Riyadh, Trump mendesak para pemimpin Arab dan Islam bersatu mengalahkan ekstremisme.

Dalam pidatonya, Trump yang didampingi Ibu Negara Melania, putri kesayangannya Ivanka, dan menantunya Jared Kushner juga mengatakan bahwa selama puluhan tahun Iran telah memicu konflik sektarian dan teror.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga "menyerang" AS melalui cuitan di media sosial Twitter. Ia menyebut Washington telah memeras Riyadh melalui berbagai kesepakatan bisnis.

"Iran -- yang baru selesai menggelar pilpres -- diserang oleh @POTUS (akun Twitter presiden AS) di benteng demokrasi dan moderasi. Dana US$ 480 miliar itu kebijakan luar negeri atau pemerasan terhadap Kerajaan Arab Saudi?," tulis Zarif.

Dilansir mehrnews.com, kicauan Zarif tersebut disampaikan setelah pidato Trump yang menyinggung Iran. Kicauan Zarif itu merupakan reaksi pertama dari pejabat Iran atas kunjungan Trump ke Arab Saudi.

Tudingan Zarif juga disampaikan tak lama setelah kemenangan petahana Hassan Rouhani dalam pilpres Iran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya