Liputan6.com, Canberra - Di tengah kecaman dunia internasional, Korea Utara terus membandel. Pada 4 Juli 2014, rezim Kim Jong-un kembali meluncurkan rudal balistik antar benua (ICBM) yang jatuh di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
Meski belum dikonfirmasi kebenarannya, Korut berkoar akan terus mengembangkan kapasitas senjata nuklirnya yang diklaim bisa mencapai daratan Amerika Serikat.
Untuk merespons ancaman tersebut, sekitar 30 ribu personel, terutama dari Australia dan Amerika Serikat menggelar latihan gabungan besar-besaran di Queensland.
Advertisement
Seperti dikutip dari News.com.au pada Sabtu 5 Juli 2017, mereka akan menggelar Operation Talisman Saber (TS17) yang akan diwarnai sejumlah latihan perang-perangan.
Baca Juga
Tak hanya dari AS dan Australia, partisipan dalam latihan militer itu juga berasal dari Selandia Baru, Jepang, dan Kanada.
"Saya pikir semua orang menonton berita saat ini dan menyaksikan bagaimana dunia menjadi tempat yang penuh dengan ketidakpastian. Kondisi tersebut memberikan kami kesempatan luar biasa untuk mempraktikkan kemampuan tempur yang canggih," kata Mayor Jenderal Paul McLachlan, komandan Divisi 1 Angkatan Darat Australia, kepada SBS World News.
Meski demikian, dia menambahkan, tak baik menggunakan teknologi militer yang super-canggih, untuk menghadapi lawan yang kemampuannya jauh di bawah.
Latihan gabungan AS-Australia telah dilakukan sejak 2005. Namun, tahun ini punya arti penting, dengan mempertimbangkan situasi global belakangan.
Misalnya, ketidakpastian soal kehadiran militer AS di sekitar Negeri Kanguru di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, provokasi dan ancaman dari Korea Utara, dan peningkatan aktivitas Beijing di Laut China Selatan.
Latihan Gabungan akan dilakukan di sejumlah titik di Northern Territory, wilayah di utara Queensland, Laut Timor, Laut Coral, dan Laut Arafura.
Sejumlah kota juga akan dilibatkan untuk mendukung latihan tersebut, terutama dalam hal partisipasi virtual -- di bidang komando, kontrol, dan komunikasi -- yakni, Brisbane dan Canberra (di Australia), Hawaii, Indiana, Virginia, Colorado, dan Washington (di AS).
Tiga matra militer dilibatkan -- darat, laut, dan udara -- termasuk para pasukan khususnya.
Ada banyak hal yang diuji dalam latihan gabungan tersebut, di antaranya: operasi pasukan khusus, pendaratan amfibi, terjun payung, manuver darat, operasi perkotaan, operasi udara, operasi maritim, koordinasi penembakan amunisi, ledakan dari senjata berukuran kecil, artileri, armada laut juga pesawat.
"Sejauh pengalaman saya, tak ada latihan lain di dunia yang memungkinkan untuk melakukan operasi amfibi, yang digabungkan dengan strategi pertempuran darat dan serangan udara secara simultan dengan cara yang kami lakukan di sini," kata Mayor Jenderal Paul McLachlan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari News.com.au.
Latihan militer gabungan tentu saja akan menggunakan bahan peledak untuk melumpuhkan 'musuh'. Namun, pihak angkatan bersenjata memastikan, Great Barrier Reef tidak akan menjadi salah satu korbannya.
"Departemen Pertahanan bekerja sama dengan Marine Park Authority untuk mengintegrasikan praktik perlindungan lingkungan terbaik dalam operasi kami," demikian pernyataan Departemen Pertahanan Australia.
Saksikan juga video berikut ini:
Â