Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Ini Saat Terbaik bagi Pasangan untuk Berhubungan Seksual?

Ketika hewan melakukan hubungan seksual, tidak banyak logika terlibat di dalamnya. Namun, manusia bisa menggunakan logika.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 18 Jul 2017, 22:30 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2017, 22:30 WIB
Hubungan Seks Hubungan Intim
Ilustrasi Hubungan Seks (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika hewan melakukan hubungan seksual, tidak banyak logika terlibat di dalamnya.

Singa betina bisa saja melakukan seks sebanyak puluhan kali dalam sehari ketika sedang masa subur, bahkan dengan beberapa pasangan pejantan.

Ikan duyung (manatee) jantan melakukan seks dengan betinanya di perairan yang lebih dangkal, hanya karena lebih mudah melakukannya di situ.

Persanggamaan manusia dilakukan dengan alasan kenyamanan. Dikutip dari Slate pada Selasa (18/7/2017), manusia melakukan seks di ranjang karena itulah tempat paling empuk di rumah, ada dalam ruang privat, dan tertutup seprai yang dapat dicuci. Karena seks biasanya berlangsung di ranjang, maka seks biasanya berlangsung saat jam tidur.

Suatu penelitian kecil pada 2005 yang dilakukan oleh ahli biologi Roberto Refinetti dari University of South Carolina melacak kebiasaan seks puluhan warga dewasa. Mengacu kepada temuannya, kebanyakan hubungan seks berlangsung antara pukul 23.00 dan 01.00 dini hari.

Penelitian lain yang lebih besar dilakukan pada 1982 pada pasangan-pasangan yang menikah. Temuannya, sekitar 2/3 peserta penelitian melakukan kegiatan seks antara pukul 22.00 malam hingga 01.00 pagi.

Ketika ditanyai logika yang mendasari jadwal seks, sekitar 72 persen responden penelitian Refinetti mengatakan mereka melakukan hubungan seks karena itulah saatnya pasangan itu bebas atau kebetulan sudah ada di ranjang. Hanya 28 persen saja yang mengatakan melakukan seks karena mereka merasa sedang terangsang.

Terdengar menyedihkan namun itu adalah fakta. Kita melakukan seks pada malam hari dan akhir pekan hanya karena kita sedang tidak bekerja.

Kita melakukan seks sebelum tidur hanya karena sudah melepas pakaian kita, sikat gigi, dan rebah di ranjang.

Bukannya melakukan upaya untuk itu, kita membiasakan seks karena nyaman. Jadi, jika manusia ingin terbebas dari rutin yang seks yang biasanya sebelum tidur, kita harus melangkah menuju seks pada saat yang lebih baik, yaitu di pagi hari.

Ilustrasi kemesraan pasangan. (Sumber Pixabay)

Kalau berpikiran seks bisa dianalisis dan direncanakan, maka pagi hari adalah waktu yang paling logis. Pada malam hari, orang naik ke ranjang dalam keadaan mengantuk dan semakin mengantuk. Pada pagi hari, orang bangun dalam keadaan mengantuk tapi perlahan semakin terbangun.

Pada malam hari, orang berjuang melawan kantuk karena terbiasa harus tidur sebelum pukul 23.00 malam, lalu bergiat lagi hanya untuk seks, lalu ambruk lagi.

Di pagi hari, rasa mengantuk memungkinkan kepasrahan yang lebih, tapi kemudian perlahan pupus ketika debar jantung meningkat dan hilang sepenuhnya ketika pasangan selesai melakukan seks.

Seks menurunkan kadar stres dan membuat rileks pasutri untuk hari itu, serta melepaskan endorfin untuk peningkatan tenaga.

Pasangan bisa mendapatkan manfaat yoga pagi dan lari pagi tanpa harus repot-repot meninggalkan kenyamanan ranjang.

Catatan Sejarah Tentang Seks Pagi Hari

Ilustrasi suasana pagi hari yang cerah. (Sumber Pixabay)

Sebelum temuan penerangan jalan, lampu rumah, dan makan malam yang larut, manusia masih bisa bekerja, makan, dan bercengkerama hingga larut malam sehingga orang tidur dalam 2 bagian besar.

Mereka tidur sekitar 2 jam sesudah senja, bangun pagi buta selama 1 atau 2 jam, lalu tertidur lagi. Beberapa orang menggunakan kesempatan itu untuk mengobrol dengan keluarga, sebagian besar menggunakannya untuk melakukan seks.

Menurut BBC, petunjuk kedokteran Prancis dari tahun 1500-an menganjurkan pasangan untuk melakukan seks "langsung setelah tidur bagian pertama" dan bukan pada malam hari setelah bekerja seharian karena "mereka akan mendapat kenikmatan lebih" dan "melakukannya secara lebih baik" setelah istirahat.

Tentu saja masih banyak orang yang melakukan seks di pagi hari. Dalam survei oleh Superdrug terhadap 2000 warga Inggris, Minggu pukul 09.00 pagi menjadi waktu yang paling disukai untuk bersanggama.

Saat itu, pihak Superdrug mengatakan kepada Daily Mail demikian, "Saya tidak kaget bahwa Minggu pagi menjadi saat yang populer untuk seks. Orang lebih rileks dan punya lebih banyak waktu."

Seks malam hari mungkin lebih mudah bagi kaum lajang yang kemungkinan besar melakukannya setelah kencan, pesta, atau sedikit pasrah di bawah pengaruh alkohol. Tapi seks pagi hari di saat sadar merupakan indikator yang lebih baik tentang kecocokan fisik.

Pengaruh Hormon

Ilustrasi siklus bulanan hormon wanita terkait masa subur untuk pembuahan yang berhasil. (Sumber Wikimedia Commons)

Memang benar, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan seks pagi hari lebih nikmat dan kadar hormon seks naik-turun seharian. Kebanyakan kaum pria mengalami kadar tertinggi testosteron di pagi hari. Hormon itu dikaitkan dengan rangsangan seksual pria.

Suatu penelitian kecil pada 2003 mengungkapkan bahwa kaum wanita peserta penelitian meraih puncak kadar estrogen mereka antara pukul 06.00 dan 09.00 pagi. Penelitian lain menengarai bahwa estrogen yang juga memuncak pada masa subur itulah yang menyebabkan wanita menginginkan seks.

Sebaliknya, suatu penelitian lain pada 1982 tentang jadwal seks mencatat jauh lebih banyaknya orgasme yang terjadi antara siang dan tengah malam dibandingkan dengan orgasme antara tengah malam dan jam 11.00 pagi.

Hambatan lain terhadap seks pagi hari adalah karena kita lebih sulit beranjak bangun. Begitulah, jika ingin seks pagi hari di suatu hari kerja, orang harus bangun lebih pagi.

Pada malam hari, para peserta penelitian harus mencari solusi yang lebih hangat dan penerangan yang tidak terlalu menyilaukan daripada kebingungan dalam gelap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya