Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Bahaya, Efek Semu Pornografi Bisa Rusak Kehidupan Seksual Anda

Efek semu dari menonton pornografi ternyata bisa membahayakan kehidupan seksual Anda. Berikut ini ulasannya.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 30 Jul 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2017, 06:48 WIB
Menonton film porno
Ilustrasi seorang pria menonton tayangan pornografi. (Sumber Flickr)

Liputan6.com, Montreal - Tayangan pornografi ternyata memiliki dampak buruk bagi kehidupan seksual. Menurut suatu penelitian ilmiah teranyar, mereka yang gemar menonton video dewasa itu kerap diberikan ekspektasi semu.

Kaum pria yang menontonnya seakan-akan diberikan gambaran bahwa wanita sedemikian gampangnya meraih orgasme.

Hal itu didapati dari telaah 50 video porno yang paling sering ditonton sepanjang masa di Pornhub, untuk mengamati tentang orgasme pria dan wanita.

Para peneliti mengamati kegiatan-kegiatan yang mengundang orgasme dan keterlibatan rangsangan pada klitoris, lalu menyimak juga suara pria dan wanita ketika mereka sedang mencapai klimaks, dan apa yang terjadi pada tubuh pria serta wanita ketika mencapai puncak seksual.

Seperti dikutip dari Daily Mail pada Sabtu (29/7/2017), terkuak bahwa 18 persen wanita memang benar-benar mengalami orgasme. Bagaimana dengan sisanya? Palsu, hanya berpura-pura orgasme.

Sebaliknya, di kalangan kaum pria, sekitar 78 persen kaum pria dalam tayangan-tayangan itu yang memang mencapai orgasme.

Penelitian oleh tim dari University of Quebec di Montreal, Kanada, itu menyimpulkan, "Hasilnya, representasi orgasme pria dan wanita dalam pornografi kemungkinan memberikan pandangan dan harapan yang tak realistis, terkait dengan orgasme wanita dan performa seksual kaum pria."

Pakar seks dan hubungan bernama Tracey Cox menjelaskan kepada MailOnline bahwa pornografi membuat kaum pria melupakan pentingnya pemanasan di awal (foreplay).

Menurut wanita itu, "Ada banyak pelajaran buruk yang diajarkan pornografi, yaitu bahwa kaum wanita tidak memerlukan foreplay, bahwa hubungan threesome adalah hal biasa, dan bahwa 'tanda utama' seks bagi dua gender itu adalah senggama.”

"Tidak sampai 20 persen kaum wanita yang mengalami orgasme hanya dengan penetrasi. Tapi, dalam pornografi, orgasme terjadi setiap saat."

"Kaum wanita meraih orgasme melalui rangsangan klitoris, dan gerakan mendorong yang dillakukan pria adalah cara yang tidak efektif untuk memicunya."

"Yang membuat tambah frustrasi adalah bahwa kita sudah mengetahui hal itu selama 2000 tahun terakhir. Kama Sutra membahas hal itu."

"Baik pria maupun wanita seakan sungkan mengusir mitos bahwa penis adalah pemuas...".

Ia melanjutkan, "Bukan hanya orgasme itu saja yang palsu dalam pornografi -- semuanya palsu. Bayangkan hal itu seperti opera sabun yang ceritanya ditulis serampangan, bukan apa yang sesungguhnya terjadi dalam kamar-kamar tidur sebenarnya."

Bagaimana menurut Anda?

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Apakah Pornografi Membuat Kaum Pria Impoten?

Kecanduan nonton film bertema seks membuat otak kamu rusak di lima bagian ini. Masih berani?

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa menonton pornografi dapat berdampak buruk pada hubungan.

Suatu penelitian terkini mendapati bahwa menonton pornografi secara teratur menyebabkan kaum pria kehilangan rasa tertarik pada seks, sehingga menderita disfungsi ereksi.

Tapi hal itu tidak berdampak pada kehidupan seksual kaum wanita, demikian temuan para pakar di Naval Medical Center di San Diego, California.

Menurut penelitian tersebut, satu di antara 5 pria menonton pornografi sebanyak 3 hingga 5 kali dalam seminggu. Sekitar 3 persen di antara mereka mengaku lebih menyukainya daripada melakukan seks dengan pasangan.

Menonton pornografi juga bisa memicu kecanduan seperti kokain, karena para penggunanya perlahan-lahan meningkatkan 'toleransi' pada kandungan hardcore dan mereka menjadi tidak puas dengan kegiatan seksual dalam kehidupan nyata, demikian menurut para peneliti.

Namun demikian, suatu penelitian lain pada Juni lalu bertentangan dengan temuan-temuan itu.

Menurut penelitian yang dimaksud, pornografi tidak selalu menjadi biang keladi terhentinya seks pada kaum pria dengan pasangannya. Selain itu, didapati bahwa 1 di antara 5 pria menonton film-film dewasa untuk menghindari kegiatan intim tersebut.

Suatu tim dari Los Angeles, California, meneliti 335 pria yang sedang dalam hubungan (relationship). Para peneliti mendapati bahwa 22 persen peserta melaporkan lebih senang menonton pornografi daripada melakukan seks dengan pasangan.

Penelitian yang dimaksud juga mendapati bahwa 28 persen responden mengatakan bahwa mereka lebih menyenangi masturbasi daripada berhubungan seksual. Dan, kaum pria yang lebih menyenangi melakukan masturbasi daripada seks juga mengaku lebih kesulitan menjaga tetap ereksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya