Orkestra Melbourne Mencetak Sejarah di Candi Prambanan

Sebanyak 29 musisi klasik yang tergabung bersama MSO dan 20 mahasiswa musik asal Yogyakarta bermain bersama di Candi Prambanan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 09 Agu 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2017, 05:00 WIB
MSO bermain bersama mahasiswa musik Yogyakarta di konser persahabatan.  Foto: Melbourne Symphony Orchestra.
MSO bermain bersama mahasiswa musik Yogyakarta di konser persahabatan. Foto: Melbourne Symphony Orchestra.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kelompok orkestra dari Melbourne yang dikenal dengan Melbourne Symphony Orchestra (MSO) telah menorehkan sejarah, dengan menampilkan konser di Candi Prambanan, Jawa Tengah.

MSO mengklaim sebagai orkestra barat pertama yang bermain di pelataran candi yang menjadi salah satu ikon pariwisata Indonesia di Pulau Jawa tersebut. Bangunan yang masuk dalam daftar warisan dunia oleh UNESCO itu berada di antara kawasan Klaten dan Sleman -- sekitar 17 kilometer dari kota Yogyakarta.

Sebanyak 29 musisi klasik yang tergabung bersama MSO dan 20 mahasiswa musik asal Yogyakarta, bermain bersama dalam 'Konser Persahabatan Yogyakarta - Victoria', Jumat 4 Agustus 2017.

Johannes Fritzch, konduktor MSO mengatakan nama konser tersebut pas dengan proses kolaborasi yang dilakukan.

"Saya merasa ini proyek yang luar biasa menunjukkan bagaimana kedua negara bertemu dan membuat musik serta budaya bersama, saling mengenal satu sama lain, saling memahami, dan bersenang-senang bersama," kata Johannes yang dikutip dari ABC Australia Plus, Rabu (8/8/2017).

Johannes yang baru pertama kali berkunjung ke Yogyakarta, mengatakan bahwa ia sangat terkesan dengan kebudayaan Indonesia.

"Makanannya fantastis dan orang-orang yang kita temui sangat baik dan sangat mendukung, kita merasa diurus dengan baik."

Dalam konser tersebut, Johannes mengatakan, kolaborasi kedua negara memainkan campuran antara musik Indonesia dengan musik klasik Eropa, termasuk satu komposisi hasil karya komposer Australia, Peter Sculthorpe.

"Ia adalah komposer terkenal dan penting bagi Australia, yang banyak menggunakan musik dan irama Aborigin pada komposisinya," kata Johannes.

"Kemudian pemain terompet dari MSO memainkan Trumpet Concerto dari komposer Haydn bersama dengan orkestra alat musik gesek. Serta bersama-sama dengan mahasiswa dari Yogyakarta, kita menampilkan Symphony No.2 dari Beethoven."

Mereka juga memainkan dua komposisi karya musisi Indonesia, Budhi Ngurah, yang terkenal sebagai komposer lewat karyanya Suita Roro Jonggrang.

Diperkirakan sekitar 600 orang datang ke konser gratis tersebut.

John Arcuro, pemain perkusi di MSO juga baru pertama kali ke Yogyakarta. Ia terlibat dalam pelatihan bersama para mahasiswa musik Yogyakarta sebelum konser.

"Saya merasa mereka sangat penasaran, banyak mengajukan pertanyaan yang bagus-bagus. Saya merasa mereka belajar sesuatu dan kami dari MSO belajar hal baru juga," ujar John.

John menggelar dua hari untuk memberikan tutorial dan satu hari sesi pelatihan perkusi.

"Pada dasarnya, saya menunjukkan teknik dan cara bermain sejumlah instrumen musik dan musisi muda Indonesia bertanya banyak hal pada kami," imbuh John.

"Kita banyak bermain musik bersama, bagaimana kita melakukan pemanasan sebelum tampil, dan mencari tahu mengapa mereka tampil bersama orkestra."

John berharap jika proyek kolaborasi ini akan terus berjalan di masa depan, terutama setelah ada penandatanganan kerja sama antara MSO dengan Daerah Khusus Yogyakarta.

"Saya rasa manfaatnya bisa terasa jika sudah dilakukan secara rutin," kata John yang sudah tampil dengan banyak musisi ternama, termasuk penyanyi Amerika Serikat di tahun 1960-an Frank Sinatra.

"Dan saya berharap bisa juga saatnya musisi muda Indonesia untuk datang ke Melbourne dan mendapatkan pengalaman bermain dengan orkestra yang lebih besar."

Konser persahabatan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan 'letter of intent' antara Premier, atau menteri utama negara bagian, Victoria, yakni Daniel Andrews dan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, September 2015 lalu.

Keduanya berharap dapat meningkatkan hubungan, khususnya di bidang seni dan pendidikan.

Menteri Utama Daniel Andrews saat itu mengatakan, kerja sama ini menjadi bentuk nyata komitmen negara bagian Victoria untuk menjalin hubungan budaya, sosial, dan ekonomi dengan Indonesia, khususnya dengan Yogyakarta.

"Kita mengakui pentingnya Indonesia di panggung dunia dan mengakui juga hubungan yang kuat antara Victoria dan Indonesia, yang akan terus berkembang di masa depan," kata Premier Andrews di tahun 2015.

Saksikan juga videonya berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya