Liputan6.com, Sofia - Seorang pilot mendadak pingsan di kokpit sebuah pesawat penumpang yang mengudara pada ketinggian 30.000 kaki. Hal itu memicu ketakutan akan "terorisme" di seluruh kabin.
Seperti dilaporkan The Sun yang dikutip dari News.com.au, Selasa (10/20/1027), seorang penumpang di penerbangan Thomson Holiday 1714 mengaku melihat pilot dalam posisi seperti bersujud di lantai, sekitar 16 menit mengudara dari Newcastle, Inggris menuju Larnaca, Siprus pada Minggu 8 Oktober.
Baca Juga
Setelah melihat kru bergegas membawa tabung oksigen ke kokpit, kepanikan dan ketakutan menyebar ke seluruh kabin.
Advertisement
"Itu sangat mengerikan," kata seorang penumpang, ayah satu orang anak kepada The Sun.
"Saya melihat sekilas ke dalam pintu kokpit. Terlihat kopi berceceran di lantai dan seseorang pingsan seperti bersujud di lantai. Itu bukan apa yang ingin Anda lihat saat berada di bagian depan pesawat (kokpit)."
Jet Thomson baru saja mengudara selama 16 menit sebelum keadaan darurat itu terjadi. Pengalihan penerbangan untuk pendaratan darurat yang cepat dan aman ke Sofia, Bulgaria pun dilakukan.
Para penumpang pesawat tersebut lalu diinapkan di sebuah hotel pada Minggu malamnya, sambil menunggu penerbangan berikutnya dari Bulgaria ke Siprus pada Senin 9 Oktober waktu setempat.
Seorang penumpang yang menghabiskan US$ 3.560 untuk liburan selama seminggu di Siprus mengatakan: "Uang bukanlah apa yang saya pikirkan saat melihat pilot pingsan.
"Dia dibawa keluar dari kokpit dan ke luar pesawat setelah pendaratan darurat, ditempatkan di atas tandu dan dibawa ke rumah sakit."
"Kaget dengan kurangnya informasi."Â
"Apa yang terjadi, penerbangan dialihkan ke Sofia saat hendak pulang ke Larnaca! Helpline 24 jam tak membantu menginformasikan penerbangan," tulis Samantha Eaton di Twitter.
Alison Wilkinson juga mengeluhkan kurangnya informasi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. "Stuck @bandara Sofia setelah pesawat dialihkan dari Newcastle ... ada yang tahu apa yang terjadi," katanya.
"Ada berita apa, kami sudah berdiri di luar bandara Sofia selama 30 menit menunggu bus atau taksi dalam suhu 8 derajat."
Thomson Airways kemudian merespons The Sun. "Kami dapat memastikan bahwa sebagai akibat salah satu pilot kami merasa tidak sehat, keputusan diambil untuk mengalihkan penerbangan Newcastle ke Larnaca, Siprus...".
"Sebuah pendaratan prioritas dilakukan di Sofia, Bulgaria yang terdekat. Dan pilot tersebut dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa."
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pelanggan atas kesabarannya, dan berusaha untuk mengembalikan waktu liburan mereka secepat mungkin."
"Kesejahteraan semua pelanggan dan kru yang bepergian bersama kami adalah prioritas kami setiap saat."
Pilot Melantur
Sementara itu, entah apa yang ada di benak seorang pilot perempuan di maskapai penerbangan United Airlines. Bukannya menjalankan tugas dengan baik, ia justru menimbulkan kegaduhan.
Pilot yang tidak disebutkan identitasnya itu terpaksa "diamankan" dari sebuah pesawat dengan rute penerbangan Austin menuju San Fransisco pada Sabtu malam.
Pesawat dengan nomor penerbangan 455 itu dijadwalkan akan berangkat dari Bergstrom International Airport di Austin pada pukul 17.02. Namun, penerbangan itu terpaksa ditunda selama lebih dari dua jam setelah pilot perempuan itu melontarkan kata-kata kasar.
Menurut salah seorang saksi mata, Randy Reiss, kepada KVUE yang dikutip Daily Mail, pada 13Â Februari 2017, pilot itu datang ke kabin dengan mengenakan pakaian kasual. Melalui interkom perempuan itu bicara melantur kepada penumpang.
Ia menyinggung perceraiannya, memaki Donald Trump dan Hillary Clinton, serta mengatakan ia akan tampil dalam program televisi Oprah.
Berbagai pernyataan pilot perempuan itu membuat para penumpang bingung dan mempertanyakan kemampuannya untuk menerbangkan pesawat.
"Maaf, saya telat. Alasan saya telat adalah saya akan menjalani perceraian. Yang tadinya menyenangkan, proses itu tiba-tiba saja menjadi mengerikan," cerita Reiss kepada BuzzFeed News.
Lebih lanjut Reiss mengatakan, pada awalnya pilot tampak ramah. Namun, suasana mendadak canggung ketika yang bersangkutan menunjuk ke arah pasangan beda ras. Mereka duduk di kelas pertama.
Perempuan itu menyadari bahwa sejumlah penumpang gugup menghadapi tingkah lakunya.
"Oke, jika Anda merasa tidak aman, Anda boleh turun dari pesawat, tapi bagi yang lainnya kita bisa berangkat," kata perempuan itu.
Reiss tak pikir panjang. Ia mengambil barang-barang bawaannya dan turun dari pesawat.
"Menjadi seorang pilot adalah pekerjaan sulit dan menegangkan. Dia tidak siap untuk melakukannya hari ini," ucap Reiss.
"Dia terlihat sangat emosional, jadi saya harap dia bisa menemukan apa yang mungkin dapat membantunya," imbuhnya.
Menanggapi peristiwa ini, juru bicara United Airlines angkat bicara.
"Kami mempekerjakan karyawan-karyawan kami dengan standar sangat tinggi dan menggantikan pilot yang satu ini dengan pilot baru untuk mengoperasikan pesawat," ujar sang jubir.
"Kami meminta maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanan ini," ia menambahkan.
Tidak dijelaskan lebih lanjut apa yang menjadi pemicu pilot perempuan itu bertingkah di luar kendali.
Advertisement