Liputan6.com, Zhuzhou - China adalah satu negara di dunia yang tak pernah kehabisaan akal dalam menciptakan inovasi. Kali ini negara tersebut membuat gebrakan baru dengan menguji kereta tanpa rel pertama di dunia.
Dikutip dari laman Xinhua.com, Rabu (25/10/2017), sistem tersebut bernama Transit Rapid Railsteam Railless yang dilakukan di Kota Zhuzhou di Provinsi Hunan, China bagian tengah.
Kendaraan yang nantinya bersumber dari kekuatan listrik ini adalah sebuah transportasi perkotaan yang diciptakan lewat perpaduan silang antara bus, kereta api dan trem.
Advertisement
Kereta yang terdiri dari tiga gerbong ini memiliki panjang sekitar 32 meter dengan kecepatan maksimal 70 kilometer per jam.
Baca Juga
Nantinya, kereta ini dapat mengangkut 300 penumpang. Saat ini kereta hanya menempuh rute sepanjang 3,1 km dengan empat stasiun antara Shennong Theater ke pusat olahraga kota.
Ke depannya, jalur tersebut akan diperpanjang menjadi 9 km yang rutenya membentuk sebuah lingkaran.
Sistem kendaraan ini ternyata dikembangkan oleh CRRC Zhuzhou Locomotive -- yang memproduksi komponen kunci untuk kereta api berkecepatan tinggi di China.
Feng Jianghua, Chief Engineer dan Vice General manager dari anak perusahaan CRRC Zhuzhou mengatakan, kendaraan tersebut telah berhasil menjalani 24 jam uji coba berjalan tanpa henti.
Sistem kendaraan ini pun mengadopsi 'self driving' (tanpa awak) yang nantinya memiliki lima gerbong. Dalam uji cobanya, kendaraan ini dapat melaju sejauh 25 kilometer setelah diisi daya selama 10 menit.
Pengembang mengatakan, sistem tersebut menghabiskan seperlima dana dari sistem trem tradisonal yang totalnya mencapai $US22,6 juta atau setara dengan Rp 305 miliar.
Bangun Stasiun Kereta Api Terbesar di Xinjiang
Selain uji coba kereta tanpa rel yang berhasil, kesuksesan lain China di bidang perkeretaapian juga ada.
Berlatar menghidupkan kembali kejayaan Xinjiang sebagai Jalur Sutra pada masa lampau, pada September 2013Â lalu Presiden China, Xi Jinping yang tengah berkunjung ke Urumqi menyusun konsep strategis pembangunan Silk Road Economic Belt untuk pertama kalinya.
Kompleks Urumqi Economic and Technological Development (UETD) pun segera dibenahi. UETD kini memiliki 5 pusat area utama program sabuk ekonomi Jalur Sutera. Di antaranya adalah pusat transportasi.
Di wilayah itu, tengah dibangun stasiun dan kereta api cepat menghubungi Urumqi dan Ibukota China, Beijing. Sebuah mahaproyek pemerintah China untuk menjadi negara paling unggul menciptakan teknologi kereta cepat.
"Luas stasiun ini mencapai 100.000 meter per segi, lebar dari Barat ke Timur mencapai 372 meter. Stasiun keberangkatan dan kedatangan akan terpisah, sehingga orang seperti di bandar udara, tak pusing dengan lalu lalang," kata presiden direktur stasiun kereta api cepat Xinjiang, Zhang Weimin kepada Liputan6.com di Urumqi, Kamis 26 Mei 2016.
Zhang mengklaim stasiun kereta api Urumqi adalah stasiun terbesar seantero China.
"Setiap harinya akan menampung 140 ribu orang dan di tahun 2020 bakal lebih dari 150 ribu penumpang," lanjut Zhang.
Stasiun kereta api itu rencananya akan terhubung dengan Bandara Baiyun, Urumqi serta kereta bawah tanah.
"Nilai pembangunan stasiun mencapai 22 miliar yuan," tambahnya lagi.
Pembangunan yang dikomandani pemerintah kota Urumqi awalnya akan 'melayani' rute antar distrik lantas kemudian ke Beijing. Ke depannya, kereta cepat akan melayani rute China Daratan hingga ke 5 negara di Asia Tengah. Lantas, akan menghubungi Eropa.
Untuk mencapai stasiun itu, bisa melalui kereta bawah tanah, taksi, bus bahkan mobil pribadi. Zhang menjelaskan, parkiran mobil pribadi bakal cukup luas dan tersedia masjid besar di wilayah itu untuk mengakomodasi umat muslim yang mayoritas berada di Xinjiang.
"Ini adalah stasiun kereta api cepat internasional, seluruh fasilitas dan keamanan layaknya bandara internasional juga," tutup Zhang.
Advertisement