Pesawat Amfibi Terbesar di Dunia Terbang Perdana di China

Stasiun televisi pemerintah China memperlihatkan AG600, yang kira-kira berukuran sebesar Boeing 737, lepas landas dari Bandara Zhuhai.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Des 2017, 08:24 WIB
Diterbitkan 26 Des 2017, 08:24 WIB
20160725-Pesawat-Amfibi--AG600-Tiongkok-AFP
Sejumlah pekerja saat mengikuti peluncuran pesawat Amfibi AG600 di Zhuhai, Guangdong, China, (23/7). AG600 merupakan pesawat amfibi terbesar di dunia yang dibangun untuk misi maritim dan memadamkan kebakaran hutan. (AFP PHOTO/STR/Cina OUT)

Liputan6.com, Guangdong - Pesawat amfibi terbesar di dunia buatan China terbang perdana pada Minggu 24 Desember 2017. Pesawat itu terbang dari sebuah bandara di Laut China Selatan

Stasiun televisi pemerintah memperlihatkan AG600, yang kira-kira berukuran sebesar Boeing 737, lepas landas dari Bandara Zhuhai di selatan Provinsi Guangdong, yang terletak di pantai Laut China Selatan.

Pesawat tersebut kembali satu jam kemudian, lantas disambut oleh penampilan musik dan para pengunjung yang melambaikan bendera China. Demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (26/12/2017).

Perusahan milik negara, Aviation Industry Corp of China (AVIC), membutuhkan waktu delapan bulan untuk mengembangkan pesawat yang dirancang untuk melakukan misi penyelamatan laut dan memadamkan kebakaran lahan.

AG600 memiliki kemampuan jelajah 4.500 kilometer (2.800 mil) dan maksimum bobot lepas landas 53,5 ton.

Pesawat AG600 adalah langkah terbaru China untuk memodernisasi peralatan militernya.

China juga meningkatkan riset alat-alat militer canggih sejalan dengan kebijakan yang lebih keras untuk menangani perselisihan teritorial, seperti di Laut China Selatan.

Kantor berita Xinhua mengatakan pesawat ini berpotensi digunakan di Laut China Selatan, yang masih dalam sengketa antara China, Vietnam, Malasyia, Filipina, Taiwan dan Brunei.

Setidaknya sudah ada 17 pesanan pesawat tersebut dari berbagai instansi pemerintah dan perusahaan China.

Jepang Tawarkan RI Pesawat Amfibi

Dubes Jepang, Yasuaki Tanizaki dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto. (Dokumentasi Liputan6.com)
Dubes Jepang, Yasuaki Tanizaki dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto. (Dokumentasi Liputan6.com)

Bicara soal pesawat amfibi, pemerintah Indonesia sempat mendapat tawaran transportasi tersebut pada 2016.

Duta Besar Jepang kala itu, Yasuaki Tanizaki, melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto. Sejumlah isu penting dibahas keduanya.

Meski demikian, hal yang menjadi prioritas pembahasan adalah penguatan hubungan pertahanan. Bahkan dalam pertemuan tersebut, Jepang menawarkan pesawat militer jenis amfibi kepada Indonesia.

"Tadi yang sangat menonjol adalah Jepang menawarkan pesawat amfibi. Ini memang cukup menarik karena kita wilayah maritim, di mana pulau-pulau cukup banyak dan kita 2/3 laut," ucap Wiranto.

Mantan Ketua Umum Partai Hanura ini mengatakan, pesawat Jepang itu bakal sangat berguna bagi pemerintah, terutama jika kebakaran hutan kembali datang.

"Saya kira pesawat amfibi memang sangat bagus dimodifikasi jadi bagian dari upaya memadamkan api," ujarnya.

"Dia mendarat di air, nyedot air, langsung naik, semprotkan dan selesai," ucap Wiranto.

Ketika ditanya apakah pemerintah akan membeli pesawat tersebut, Wiranto menyatakan belum ada keputusan yang diambil.

Wiranto menekankan, hal tersebut bentuknya hanya tawaran. Oleh sebab itu, pemerintah harus mempelajari tawaran tersebut sebelum mengambil keputusan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya