7-1-1979: Tumbangnya Pol Pot, Diktator Perenggut 2 Juta Nyawa

Tanggal 7 Januari 1979 menjadi akhir dari kekuasaan Pol Pot, diktator yang berkuasa di Kamboja sejak tahun 1975.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 07 Jan 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2018, 06:00 WIB
Pol Pot
Pol Pot (Romanian Communism Online Photo Collection)

Liputan6.com, Phonm Penh - Tanggal 7 Januari 1979 menjadi akhir dari kekuasaan Pol Pot, diktator yang berkuasa di Kamboja sejak tahun 1975. Pemerintahan Pol Pot tumbang setelah digempur tentara Vietnam yang menyerang demi menyelamatkan warga keturunan mereka di Kamboja.

Seperti dimuat History.com, tentara Vietnam berhasil mengambil alih Ibukota Phnom Penh, sekaligus mengusir Pol Pot dan kelompok Khmer Merah. Rakyat Kamboja saat itu menjadi korban gempuran Vietnam, sebagian yang selamat merasa ada harapan baru karena sang diktator bengis akhirnya tumbang.

Khmer Merah yang dikomando Pol Pot selama ini berdiri di tanah Kamboja sejak 1960. Kelompok ini menjalankan paham komunis radikal yang bertekad menggeser pengaruh ideologi pasar bebas Barat di Kamboja dengan menggalakkan gerakan swasembada pertanian.

Sejak lepas dari penjajahan Prancis pada tahun 1953, Kamboja menjadi negeri yang kerap dipenuhi pertikaian, perebutan kekuasaan. Kekuasaan yang satu digulingkan oleh kekuasaan lain. Raja Norodom Sihanouk yang memimpin sejak Prancis hengkang, kemudian dikudeta sekutu politiknya, Marsekal Lon Nol.

Lon Nol kemudian mengubah sistem pemerintahan Kamboja dari kerajaan menjadi republik. Namun pada masa pemerintahan Lon Nol, konflik tetap terjadi. Pol Pot dan Khmer Merahnya memanfaatkan situasi ini, untuk merebut kontrol pemerintahan.

Hingga pada akhirnya, tahun 1975, Pol Pot berhasil mengambil alih kekuasaan Kamboja. Ia menjadi penguasa Kamboja dengan cara diktator.

Pol Pot yang yakin bahwa sistem komunis dengan swasembada pertanian bisa membuat Kamboja menjadi negara nomor satu di dunia. Untuk itu, dia menerapkan kerja paksa kepada rakyat untuk menggencarkan lahan pertanian.

Pada bulan Agustus 1976, Pol Pot menjalankan Rencana Empat Tahun untuk meningkatkan produksi pertanian sebagai produk ekspor melalui industrialisasi pertanian dan pengembangan industri ringan beragam. Khmer Merah menjadikan seluruh penduduk sebagai buruh budak paksa pada proyek pertanian besar-besaran yang diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi.

Kebijakan tersebut telah menyebabkan banyak rakyat tewas dan kehilangan rasa moralitasnya hingga mengubah karakter budaya Kamboja secara signifikan karena mereka hanya diwajibkan patuh terhadap pemerintah.

Dalam rentang tahun 1975 hingga 1978, sekitar 2 juta rakyat Kamboja dilaporkan tewas dieksekusi mati atau meninggal karena kerja paksa yang begitu keras.

Selepas lengser dari kekuasaan, pada 1985, Pol Pot pensiun, kendati demikian tetap menjadi Ketua Khmer Merah, yang tetap melakukan aksi gerilya melawan pemerintahan selanjutnya.

Pada 1997, Pol Pot disidang Pengadilan Kamboja atas kejahatan genosida. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Pol Pot pada akhirnya meninggal dunia pada 1998 di tahanan rumah.

Sejarah lain mencatat pada 7 Januari 1984, Brunei Darussalam resmi masuk jadi negara ke-6 anggota ASEAN. Kemudian 7 Januari 1989, Akihito menjadi Kaisar Jepang, menggantikan ayahnya, Hirohito yang tutup usia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya