Tiangong-1, Stasiun Angkasa Luar China Jatuh ke Bumi Maret 2018

Stasiun angkasa luar China, Tiangong-1, akan jatuh dari orbitnya. Tapi kapan dan lokasi pasti tempatnya jatuh tidak dapat diketahui pasti.

oleh Citra Dewi diperbarui 08 Jan 2018, 16:07 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2018, 16:07 WIB
Ilustrasi Tiangong-1 di angkasa luar
Ilustrasi Tiangong-1 di angkasa luar. (CMSE)

Liputan6.com, Beijing - Stasiun angkasa luar China, Tiangong-1, akan jatuh dari orbitnya. Tapi kapan dan lokasi pasti tempatnya jatuh tidak dapat diketahui dengan pasti.

Namun, analisis terbaru dari Aerospace Corporation di California, menyimpulkan bahwa stasiun itu akan jatuh pada pertengahan Maret 2018 dan prosesnya akan berlangsung kurang lebih selama dua minggu.

Dikutip dari CBC News, Senin (8/1/2018), Tiangong-1 adalah stasiun angkasa luar pertama China yang mengorbit pada 30 September 2011. Selama itu, hanya ada dua misi berawak yang dikirim ke stasiun berbobot delapan ton tersebut.

Namun, pada Maret 2016, pejabat China mengumumkan bahwa mereka tak lagi melacak stasiun itu. Mereka menyebut, orbitnya telah rusak dan stasiun tersebut akan terbakar saat jatuh ke Bumi.

Karena sejumlah elemen tidak diketahui, seperti orientasi Tiangong-1 dan kerapatan atmosfer Bumi yang bebrbeda di sejumlah lokasi, sulit untuk mengatakan dengan tepat di mana atau kapan stasiun itu akan jatuh.

Berbahaya?

Tiangong
Ilustrasi wahana angkasa Tiangong-1 milik China. (Sumber (Adrian Mann/Bisbos.com)

Meski terdengar mengkhawaitrkan bahwa benda logam seukuran bus akan jatuh ke Bumi, dalam sejarah tidak ada manusia yang tewas akibat sampah angkasa luar.

Sebagian besar Tiangong-1 pun diprediksi akan terbakar saat masuk kembali ke Bumi.

Namun, ada kemungkinan bahwa puing-puing stasiun dapat mencapai permukaan Bumi dalam ukuran kecil. Meski demikian, karena Bumi sebagian besar terdiri dari air, ada kemungkinan besar bahwa benda tersebut akan jatuh ke laut.

"Tanggal, waktu, dan jejak geografis masuknya ulang stasiun tersebut hanya dapat diprediksi dengan ketidakpastian yang besar," ujar Kepala European Space Agency bagian Sampah Angkasa Luar, Holger Krag, pada November lalu.

"Bahkan sesaat sebelum masuk kembali, estimasi waktu dan lokasi geografis tersebut sangat luas," imbuh Krag.

Bukan Kali Pertama

Puing tangki oksigen dari Skylab
Puing tangki oksigen dari Skylab (Wikimedia Commons)

Pada 1979, stasiun angkasa luar pertama di Amerika Serikat, Skylab, jatuh ke Bumi. Sementara beberapa orang di dunia mengkhawatirkan bahwa stasiun berbobot 77 ton itu akan jatuh di tempatnya, rakyat di AS justru merayakan "pesta Skylab".

Sementara itu pada 11 Juli 1979, sejumlah potongan besar dan kecil --termasuk bagian tangki udara -- mendarat di pedalaman Australia.

Pada 2001, stasiun antariksa Mir milik Rusia yang berbobot 120 ton, masuk kembali ke Samudera Pasifik secara terkendali. Saat itu, sejumlah potongan roket terlihat terbakar di atmosfer.

November lalu sebuah bola api meluncur melintasi Saskatchewan dan Alberta. Komando Strategis AS memastikan bahwa itu adalah bagian dari roket Antares yang kembali ke Bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya