Donald Trump Salahkan Palestina

Presiden Amerika Serikat Donald Trump meragukan pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina akan bisa dimulai kembali.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 27 Jan 2018, 08:24 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2018, 08:24 WIB
Donald Trump dan Netanyahu Bahas Ulang Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat bertemu di sela Forum Ekonomi Dunia, Davos (25/1). (AP Photo / Evan Vucci)

Liputan6.com, Davos - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meragukan pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina akan bisa dimulai kembali.

Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) Jumat, 26 Januari 2018 di Davos, Swiss. Demikian seperti dikutip dari VOA News (26/1/2018).

Donald Trump juga meragukan pembicaraan perdamaian Timur Tengah akan kembali dimulai. Ia juga mengancam akan kembali memangkas dana bantuan untuk Palestina.

"Dana itu tersedia, dan dana itu tidak akan sampai ke Palestina, kecuali mereka bersedia merundingkan perdamaian. Karena, saya bisa katakan, Israel ingin berdamai, dan Palestina seharusnya juga demikian. Jika tidak, kami akan terpaksa lepas tangan," kata Donald Trump di Davos.

America First di WEF 2018?

Donald Trump dan Netanyahu Bahas Ulang Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Presiden AS Donald Trump berbicara saat pertemuan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di sela Forum Ekonomi Dunia, Davos (25/1). Trump kukuh dengan keputusannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (AP Photo / Evan Vucci)

Ada kekhawatiran bahwa diplomasi Donald Trump yang mendahulukan America First akan mengguncang sistem global yang menyokong KTT Davos.

Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengatakan, "Saya kira semua pemimpin, dari negara kecil, menengah atau besar, perlu menyadari bahwa mereka tidak bisa mencapai apa yang mereka inginkan dengan sendirian. Dunia menghadapi banyak tantangan yang hanya bisa diatasi dengan kerja sama internasional yang erat."

Secara umum, suasana di Davos terkesan bersemangat. Namun, dalam sejumlah pertemuan tertutup, ada pembicaraan mengenai bahaya yang harus dihadapi pada masa depan.

Inderjeet Parmar, pengamat ekonomi dari City University di London, mengungkapkan, "Meskipun kemakmuran internasional, kemakmuran negara-negara, tingkat pertumbuhan ekonomi dan Produk Domestik Bruto telah meningkat, ketidaksetaraan distribusi menimbulkan efek politik berskala besar."

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat menggelar pertemuan di sela Forum Ekonomi Dunia, Davos (25/1). (AP Photo / Evan Vucci)

Direktur Eksekutif organisasi nirlaba Oxfam, Winnoe Byanyima, mengatakan, "Saya di sini ingin mengatakan kepada perusahaan-perusahaan besar, kepada politikus-politikus, bahwa ini tidak benar. Tindakan-tindakan dan kebijakan-kebijakan mereka telah menciptakan situasi ini, dan mereka bisa mengubahnya."

Donald Trump dijadwalkan akan menyampaikan pidato penutupan pada KTT itu, Jumat, 26 Januari 2018.

Parmar menambahkan, "Presiden Trump akan berbicara kepada dua kelompok pemirsa: mereka yang duduk di hadapannya dan basis pendukungnya di Amerika. Saya memiliki dugaan kuat, ia akan menyampaikan sejumlah pernyataan keras untuk menunjukkan kepada orang-orang di negaranya bahwa ia sudah pernah berada dalam situasi sangat sulit, dan mengatakan kepada mereka bahwa ia membela Amerika dan rakyat Amerika."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya