Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah usai melakukan serangkaian lawatan kelima negara sahabat. Kelima negara yang disambangi presiden RI ke-7 itu adalah Sri Lanka, India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan.
Kunjungan resmi tersebut dilakukan selama enam hari, terhitung sejak 24-29 Januari 2018.
Baca Juga
Saat hendak berkunjung ke Afghanistan, ibu kota negara itu, Kabul, baru saja dihantam bom yang menewaskan lebih dari 100 orang, pada 27 Januari 2018.
Advertisement
Bahkan, menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, banyak yang menyarankan agar Jokowi menunda kunjungannya ke Afghanistan pascateror bom. Namun, saran itu ditolak Jokowi.
Dalam akun Facebook-nya, Jokowi menjelaskan alasan mengapa ia tetap ke Afghanistan.
Menurut orang nomor satu di Indonesia itu, umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang, dan terorisme. Datanya sangat memprihatinkan, yakni 76 persen serangan teroris terjadi di negara muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara muslim.
"Lebih jauh lagi, jutaan saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara muslim," kata Jokowi.
Menanggapi sikap sang presiden, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi -- yang saat itu turut serta dalam rombongan kenegaraan -- menyatakan bahwa Presiden Jokowi hanya ingin mengupayakan perdamaian dunia.
Oleh karena itulah, katanya, meski Kabul masih berada dalam status darurat, Jokowi enggan kembali ke Tanah Air dan menunda lawatannya.
"Presiden katakan, perdamaian itu tidak jatuh dari langit. Perdamaian itu harus terus diupayakan. Kita tahu bahwa pada saat kita mengupayakan perdamaian, gangguan-gangguan pasti banyak yang datang," ujar Menlu Retno usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Republik Demokratik Timor Leste di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (31/1/2018).
"Tetapi kita menunjukkan bahwa once (sekali) Indonesia berkomitmen untuk membantu membangun perdamaian Afghanistan, maka kita terus melangkah demi terciptanya perdamaian itu," tegasnya.
Untunglah semuanya berjalan lancar tanpa suatu halangan apapun.
Ketika rombongan sampai di pesawat kepresidenan, Komandan Paspamres Mayjen TNI (Mar) Suhartono dan Menlu Retno langsung sujud syukur.
"Bu Menlu dan Danpaspamres sujud syukur setelah memasuki pesawat menuju Jakarta," tulis Sekertaris Kabinet, Pramono Anung dalam akun Twitter-nya, Selasa (30/1/2018).
Jadi Imam Salat Untuk Presiden Afghanistan
Hari keenam dalam kunjungannya ke empat negara, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi beserta rombongan pada Senin, 29 Januari 2018, telah meninggalkan Bangladesh untuk melanjutkan lawatan ke Afghanistan.
Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang membawa Presiden dan Ibu Negara Iriana lepas landas pada pukul 09.20 waktu setempat (WS) atau 10.20 WIB dari Bandara Internasional Hazrat Shahjalal, Dhaka, Bangladesh.
Setibanya di Kabul, Afghanistan, Presiden Jokowi beserta rombongan melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Presiden Arg. Di sana, Presiden Jokowi disambut langsung oleh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Selanjutnya, Jokowi mengikuti serangkaian kegiatan kenegaraan, yaitu Tete-a-Tete, pertemuan bilateral dan memberikan pernyataan pers bersama.
Ia juga bertemu High Peace Council (HPC) Afghanistan di Istana Haram Sarai (Wisma Negara). Setelah itu, Jokowi mengikuti jamuan santap siang bersama Ashraf di Istana Presiden Arg.
Melalui video yang dirilis Biro Pers Sekretariat Kepresidenan RI, terlihat kedua pemimpin tersebut memasuki masjid yang berada di dalam kompleks Istana dengan dipayungi pengawal, lantaran hujan salju turun cukup deras di Afghanistan.
Setelah keduanya berada di dalam masjid, Presiden Jokowi terlihat melepaskan peci yang dikenakannya, lalu digantinya dengan songkok khas Afghanistan. Peci putih itu telah dibalut dengan kain berwarna abu-abu dan hitam, sehingga tampak seperti sorban yang dililitkan di kepala.
Saat itu, Presiden Ashraf Ghani-lah yang memberikan dan memakaikan tutup kepala tersebut secara langsung kepada Jokowi.
Tak lama setelahnya, Ashraf juga memakaikan sebuah mantel tenun berwarna cokelat kepada orang nomor satu di Indonesia itu. Bahkan, Ashraf tak segan untuk merapikannya.
Sebaliknya, Jokowi memberikan sebuah kopiah berwarna hitam, seperti yang dikenakannya, untuk Ashraf.Â
Setelah itu, dalam rekaman tersebut terlihat Jokowi menjadi imam dalam sebuah salat dan Ashraf menjadi makmumnya, tepat satu shaf di belakang Jokowi. Seluruh rombongan kedua pemimpin negara itu pun menjadi makmum Jokowi.
Usai salat, Jokowi tak segan untuk menyapa semua jemaahnya dan menyalaminya satu per satu. Ia juga menyalami dan mengobrol sejenak dengan tujuh anak kecil yang ikut serta dalam salat.
Â
Saksikan video Jokowi jadi imam salat mengimami Presiden Afghanistan:
Advertisement