Meski Dikritik, Prancis Bersikeras Tingkatkan Jumlah Populasi Serigala

Pemerintah Prancis tetap menginginkan populasi serigala di negaranya meningkat, meskipun mendapat kritikan keras dari petani setempat. Apa alasannya?

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 20 Feb 2018, 11:27 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2018, 11:27 WIB
[Bintang] Chernobyl, Zona Eksklusif Bagi Satwa Liar Tanpa Kehadiran Manusia
Serigala terlihat di Chernobyl. | via: Sergey Gashchak/Chernobyl Centre

Liputan6.com, Paris - Sementara para petani merasa resah, pemerintah Prancis tetap meneruskan kebijakan untuk menaikkan populasi serigala di hutan-hutan lindung.

Dilansir dari laman BBC pada Selasa (20/2/2018), kebijakan terkait diharapkan mampu menaikkan jumlah populasi serigala sebanyak 40 persen, yakni dari 360 ekor saat ini, menjadi 500 ekor pada 2023 mendatang.

Kebijakan itu mendapat kritik keras dari banyak petani Prancis karena dikhawatirkan akan mengancam stabilitas keamanan lahan pertanian.

Setelah populasinya sempat menurun drastis pada dekade 1930-an akibat perburuan, serigala mulai kembali memasuki kawasan Prancis dari Italia pada 1990-an.

Menurut kesepakatan Konvensi Bern, serigala adalah salah satu hewan yang dilindungi di Eropa karena populasinya yang rentan menyusut.

Meskipun begitu, beberapa kelompok pemerhati lingkungan mendesak kebijakan yang lebih tegas lagi, dan menuding aturan terkini belum benar-benar berpihak pada kelestarian alam.

Menyikapi keberatan yang disampaikan oleh para petani, pemerintah Prancis memberi kelonggaran pada praktik perburuan, di mana membatasi jumlah serigala yang diburu tidak lebih dari 40 ekor per tahun.

Namun, apabila laporan dan bukti serangan serigala meningkat pada lahan-lahan pertanian, maka perburuan diizinkan antara 10 hingga 12 persen mulai 2019 mendatang.

 

 


Serigala Kembali Pulang Ke Eropa Barat

20151116-Pasca Ditutup, Menara Eiffel Disinari Warna Bendera Prancis
Gambar yang diambil Senin (16/11), memperlihatkan Menara Eiffel dihiasi lampu berwarna bendera Prancis merah, putih dan biru, untuk menghormati para korban serangan teror di Paris pada 13 November 2015 lalu. (AFP PHOTO/LUDOVIC MARIN)

Sementara itu di sepanjang 2017 lalu, sebanyak hampir 12.000 ekor domba mati oleh serangan serigala di Prancis. Hal itu menyebabkan tekanan keras kepada pemerintah untuk mengontrol populasi serigala, khususnya di kawasan Pegunungan Alpen dan Pegunungan Pyrenee.

"Kami telah mempercayakan kepada para pemangku jabatan dan penentu kebijakan di daerah untuk menenangkan debat publik melalui aturan terbaru ini, di mana dirancang untuk kelestarian alam dalam jangka panjang," ujar Menteri Pertanian Stephane Travert dan Menteri Lingkungan Nicolas Hulot dalam sebuah pernyataan gabungan.

Kebijakan terbaru ini juga memberi kesempatan pada para pemilik lahan pertanian untuk mengajukan dana perlindungan. Dana ini dirancang selayaknya asuransi, namun khusus untuk menyasar ganti rugi pada hewan ternak yang dimangsa oleh serigala.

Prancis bukan satu-satunya negara di Eropa Barat yang menyaksikan kembalinya populasi serigala.

Bulan lalu, masyarakat di kawasan Flanders di utara Belgia menyaksikan hal serupa untuk pertama kalinya dalam satu abad terakhir.

Di Jerman, diperkirakan sebanyak 60 ekor serigala hidup di hutan-hutan perbatasan di bagian selatan. Jumlah itu meningkat sebanyak 15 persen dari total populasi setahun sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya