Liputan6.com, Riyadh - Pada Minggu, 15 April 2018, Arab Saudi mengumumkan akan mengucurkan hibah senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp 2 miliar kepada Palestina. Sumbangan itu diperuntukkan bagi pemeliharaan situs warisan Islam, Masjid Al-Aqsa.
Selain itu, seperti dikutip dari Arabnews.com, Senin (16/4/2018), kerajaan Arab Saudi juga mengumumkan bantuan senilai US$ 50 juta atau setara dengan Rp 677 juta bagi program yang dijalankan Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Sebelumnya, Amerika Serikat telah memangkas bantuannya di badan PBB tersebut.
Advertisement
Pengumuman tersebut disampaikan Raja Salman (82) dalam KTT Liga Arab ke-29 yang berlangsung di Dhahran, Arab Saudi. Pertemuan tingkat tinggi yang dibuka Raja Yordania Abdullah II (56) itu menekankan perlunya solusi dua negara dan mengutuk keputusan Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.
Dukungan terhadap Palestina disampaikan langsung oleh Raja Salman. Ia menekankan pentingnya untuk menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Arab Saudi, yang mengambil alih kursi kepemimpinan Liga Arab dari Yordania, menyatakan bahwa KTT Liga Arab kali ini dinamakan "KTT Quds (Yerusalem)".
"Kami menegaskan kembali penolakan kami terhadap keputusan Amerika Serikat tentang Yerusalem. Yerusalem Timur adalah bagian integral dari wilayah Palestina," ujar Raja Salman.
Raja Salman mengatakan, ia menamakan pertemuan puncak ini dengan KTT Quds agar "seluruh dunia tahu, Palestina dan rakyatnya tetap menjadi pusat perhatian dunia Arab".
Baca Juga
Keputusan Amerika Serikat untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah memantik reaksi dari seluruh dunia.
"Keputusan itu telah membuat Amerika Serikat menjadi bagian dari konflik dan bukan seorang mediator yang netral," tegas Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam KTT Liga Arab.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Kekhawatiran Arab Saudi atas Iran
Di hadapan 22 kepala negara Arab yang hadir dalam KTT Quds, Raja Salman mengatakan, Iran harus disalahkan atas ketidakstabilan dan campur tangan di kawasan.
Orang nomor satu di Arab Saudi itu mengklaim bahwa kelompok pemberontak Houthi di Yaman, yang didukung Iran, telah menembakkan 116 rudal ke negaranya sejak keterlibatan Arab Saudi dalam perang Yaman tiga tahun lalu.
"Kami memperbarui kecaman keras kami atas tindakan teroris yang dilakukan Iran di kawasan Arab, dan kami terang-terangan menolak campur tangan Iran dalam hubungan internal negara-negara Arab," ungkap Raja Salman.
Raja Salman menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil sikap yang keras terhadap agresi Iran di kawasan, serta kelompok militan yang disebutnya telah "memotong" bantuan ke Yaman.
Advertisement