Liputan6.com, Jakarta - Suasana Suriah belakangan ini makin memanas. Namun, kondisi itu tak membuat WNI di sana pulang ke Indonesia.
Berdasarkan data terakhir yang tercatat oleh Kementerian Luar Negeri RI masih ada ribuan WNI yang berada di negara tersebut.
"Sampai saat ini masih ada sekitar 2.000 WNI di Suriah. Sebagian besar dari mereka masuk ke sana dengan cara yang ilegal karena sudah berlaku moratorium," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nassir, di Gedung Kementerian Luar Negeri Jakarta, Jumat (20/4).
Advertisement
Tata menuturkan pemerintah hingga saat ini berusaha untuk memulangkan para WNI di Suriah ke Indonesia. Namun, para WNI itu masih berkeras tetap tinggal di wilayah konflik.
Oleh karena itu, pihak KBRI terus berupaya untuk menjaga komunikasi dengan para WNI tersebut agar apabila ada satu hal buruk menimpa WNI tersebut. Jika terjadi demikian, pemerintah bisa melakukan penanganan lebih awal.
"Sejak 2011 sampai saat ini, kita terus melakukan repatriasi. Selain itu, KBRI pun berusaha untuk terus berkomunikasi dengan WNI di sana untuk menginformasikan apabila ada hal-hal darurat maka mereka sudah tahu sebelum kejadian," kata Tata.
"Seperti pada insiden pengeboman Sabtu lalu, pihak KBRI secara intensif berkomunikasi dengan WNI dan meminta mereka memanfaatkan hotline KBRI Damaskus atau Kemenlu jika terjadi sesuatu," tuturnya.
Meski demikian, kata Tata, sejauh ini belum ada WNI yang menjadi korban kejahatan perang di Suriah. Sebab, dalam perang-perang tersebut biasanya targetnya sudah ditentukan.
"Korban WNI tidak ada. Seperti laporan yang kami dapat dari dubes, target bom kemarin itu sudah sangat spesifik yakni militer," paparnya.
Tata sendiri tak bisa menjelaskan alasan para WNI masih tidak mau pulang ke negara asal meski pemerintah terus mendesak mereka.
"Kalau alasan mereka bertahan di Suriah silakan tanya ke WNI itu sendiri. Yang jelas kami sudah minta mereka untuk keluar dan pulang ke Indonesia. Para WNI ini kebanyakan bekerja sebagai asisten rumah tangga," ucap Tata terkait WNI di Suriah.
Reporter : Ira Astiana
Sumber : Merdeka.com
Saksikan juga video pilihan berikut ini: