Liputan6.com, Tokyo - Wabah campak melanda Jepang. Akibat hal tersebut, pemerintah Taiwan pun melakukan karantina ribuan orang dan memaksa wisatawan untuk menunda kunjungan ke bagian selatan Negeri Sakura. Demikian menurut laporan media setempat.
Media Taiwan melaporkan, lebih dari 3.500 orang di Kota Kaohsiung di Taiwan selatan dikarantina dan sedang dipantau oleh otoritas kesehatan pulau itu, setelah bertemu dengan awak kapal Tigerair Taiwan yang terinfeksi campak.
Baca Juga
Aktor Taiwan Derek Chang Kenang Momen Mendonorkan Hati untuk Ayahnya saat Masih Usia 21, Jadi Titik Balik Keakraban Mereka
Taiwan Klaim Deteksi Keberadaan Balon China, Pertama Kalinya Sejak April
TETO Rayakan 48 Tahun Kehadiran Taiwan Technical Mission di Indonesia, Dorong Kolaborasi Bidang Pertanian
Sementara, 980 orang lainnya tengah dalam pantauan setelah penemuan kelompok pasien terinfeksi campak di sebuah rumah sakit besar di Taoyuan, di luar Taipei.
Advertisement
"Wabah campak telah dilacak berasal dari seorang pramugara Tigerair Taiwan berusia 30 tahun," kata Kantor Berita Central News Agency seperti dikutip dari Straits Times, Selasa (24/4/2018).
Dia mengidap penyakit yang sangat menular di Thailand pada Maret dan dipastikan terinfeksi pada 29 Maret. Tapi saat itu dia telah menularkan dua awak kabin lainnya dalam penerbangan Tigerair Taiwan ke Okinawa di prefektur Jepang selatan.
Menurut Central News Agency, dua orang terakhir yang terinfeksi campak, seorang pria 34 tahun dan wanita berusia 28 tahun dilaporkan masih bekerja sampai mereka sakit parah dan didiagnosis dengan campak pada awal April.
Sejauh ini, setidaknya 22 orang di Taiwan telah dikonfirmasi terkena campak yang sangat menular penyebab demam tinggi dan ruam.
Campak bisa berakibat fatal bagi bayi dan balita, dan dapat mengakibatkan keguguran.
Penyakit campak ini telah menyebar di Okinawa, yang merupakan tujuan wisata populer bagi orang Taiwan, dan diperkirakan menyebar menuju utara yang terdeteksi dari penderita penyakit tersebut di Nagoya.
Sumber wabah itu adalah orang yang sama seperti di Taiwan -- pramugara Tigerair Taiwan yang terinfeksi virus campak di Thailand. Pria itu kemudian terbang ke prefektur di Jepang untuk liburan antara 17 dan 19 Maret.
Media Jepang melaporkan bahwa hingga 20 April, tercatat sebanyak 67 pasien di Okinawa mengidap penyakit tersebut.
"Mereka termasuk orang-orang yang melakukan kontak dengan turis, serta anggota keluarga dan rekan mereka," tulis media Asahi Shimbun.
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Â
Dampak Buruk
Akibat wabah campak di Jepang, beberapa sekolah di Okinawa terpaksa diliburkan untuk sementara waktu.
Menurut stasiun televisi NHK, wabah itu juga berdampak buruk bagi pariwisata lokal, sebab lebih dari 170 orang membatalkan perjalanan ke Okinawa menjelang musim liburan musim semi.
Dalam sehari, pemerintah Prefektur Okinawa menerima laporan tentang infeksi campak merajalela dan bagaimana melindungi diri terhadap virus itu, dari sekitar 30 permintaan baik turis maupun agen perjalanan.
Terkait hal tersebut, pemerintah berencana mengadakan pertemuan darurat semua kepala divisi pada Senin, 30 April.
Penyakit ini juga telah terdeteksi di pusat kota Nagoya, di mana seorang warga yang telah mengunjungi Okinawa didiagnosis terinfeksi pada 11 April. Seorang perawat di rumah sakit setempat dikonfirmasi akan terinfeksi 10 hari kemudian.
Kementerian Kesehatan Jepang mendesak masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi menjelang puncak perjalanan Pekan Emas di negara itu minggu depan.
Di Hong Kong, Pusat Perlindungan Kesehatan pemerintah mengatakan, pihaknya memantau situasi penyebaran wabah campak dengan ketat. Demikian menurut laporan South China Morning Post.
Wabah tersebut juga mendesak para pelancong untuk tetap waspada, dan mencatat bahwa vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah penyakit yang memiliki masa inkubasi 21 hari.
Advertisement