18 Penyelam Menantang Maut, Selamatkan 13 Orang yang Terjebak di Gua Thailand

Minggu (8/7) pagi, penyelam dan aparat memulai misi penyelamatan serta pembebasan tim sepak bola remaja yang terjebak di gua Thailand.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 08 Jul 2018, 12:34 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2018, 12:34 WIB
9 Hari Hilang di Gua, 12 Remaja Thailand Ditemukan Kurus Kering
Anak-anak dan pelatih tim sepak bola remaja Thailand yang terperangkap di sebuah gua di Chiang Rai, Thailand, Senin (2/7) (Navy Seal Thailand via AP)

Liputan6.com, Chiang Rai - Minggu, 8 Juli 2018 pagi waktu setempat, tim penyelam dan aparat dari berbagai komponen telah memulai misi penyelamatan serta pembebasan tim sepak bola remaja yang terjebak di gua Thailand sejak 15 hari terakhir.

"Kami berada dalam titik kesiapan tertinggi. Ini adalah Hari-H," kata Narongsak Osotthanakorn, Gubernur Provinsi Chiang Rai --lokasi gua itu berada. Demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (8/7/2018).

Sekitar pukul 10.00 waktu lokal, tim penyelam beranggotakan 13 kontingen internasional dan 5 anggota Angkatan Laut Kerajaan Thailand telah menyelam ke jaringan gua bawah tanah yang dipenuhi air di perut pegunungan Mae Sai, Provinsi Chiang Rai.

Dua belas anak dan satu pelatih mereka terperangkap bersama di sebuah ruang gua kecil seluas 4 kilometer (2,5 mil) dengan pasokan oksigen yang terbatas dan dikelilingi oleh air banjir.

Untuk menjangkau mereka, penyelam harus berhasil menavigasi jaringan terowongan sempit yang luas.

Proses penyelamatan akan menggunakan 'buddy system' di mana setiap penyelam dipasangkan dengan seorang anak. Tangki oksigen ekstra juga akan diposisikan di sepanjang rute.

Tanda-tanda bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung telah tampak pada jam-jam menjelang pengumuman, ketika pihak berwenang Thailand memasang terpal hijau besar di sekitar pintu masuk gua dan mengeluarkan media dari luar kamp ke lokasi yang terpisah. CNN melaporkan.

Pada jalur tanah yang mengarah ke terowongan, konvoi truk dan kendaraan militer yang berdekatan terus-menerus mengirimkan pasukan dan peralatan medis, termasuk tangki oksigen dalam jumlah besar.

Pada Sabtu 7 Juli malam, banyak penasihat militer internasional dapat terlihat memasuki situs, diikuti kemudian oleh empat biarawan dengan jubah oranye.

Tim penyelamat berpacu melawan waktu karena mereka menghadapi potensi peluang yang semakin menipis. Prakiraan cuaca mengatakan, hujan lebat yang akan terjadi di Thailand pada beberapa hari mendatang, secara efektif mampu menyegel gua dan akses penyelamatan sampai Oktober 2018.

Di lokasi gua, para sukarelawan yang membantu operasi menggambarkan upaya penyelamatan sebagai skenario "sekarang atau tidak sama sekali".

 

Simak pula video pilihan berikut:

Berisiko Tinggi

9 Hari Hilang di Gua, 12 Remaja Thailand Ditemukan Kurus Kering
Tentara Thailand membawa tali untuk menyelamatkan tim sepak bola remaja Thailand dan pelatihnya yang terjebak di sebuah gua di Chiang Rai, Thailand, Senin (2/7). Unit penyelam AL Thailand menyebut korban diberi makan jel energi. (ROYAL THAI NAVY/AFP)

Besar harapan bahwa cara penyelamatan alternatif akan ditemukan. Selama berhari-hari, tim spesialis telah menjelajahi pegunungan di atas gua untuk mencari titik masuk tersembunyi yang mungkin dapat digunakan. Namun, belum membuahkan hasil.

Sementara itu, anggota tim penyelam sebelumnya telah menggambarkan kondisi di jaringan gua sebagai salah satu yang paling ekstrem yang pernah mereka hadapi.

Di sisi lain, keputusan untuk menolong para anak-anak menggunakan tim penyelam tidak akan dianggap enteng. Pada hari Jumat 6 Juli 2018, mantan anggota Angkatan Laut Kerajaan Thailand meninggal ketika kembali dari operasi untuk mengirim tangki oksigen ke gua tempat anak-anak itu berada.

Bahkan jika tim penyelam nantinya berhasil menjangkau lokasi korban, akan membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum nasib anak-anak dan penyelamat mereka akan diketahui.

Apalagi, otoritas Thailand memperkirakan bahwa proses ekstraksi bisa memakan waktu berhari-hari. Sedangkan tim penyelam memperkirakan bahwa membutuhkan waktu 11 jam untuk menyelesaikan perjalanan pulang pergi.

Sukarelawan sekaligus anggota tim penyelam asal Finlandia, Mikko Paasi, mengatakan, kematian mantan anggota Angkatan Laut Kerajaan Thailand itu telah mengubah suasana di lapangan dan menyadarkan tim penyelamat betapa berbahayanya misi tersebut

"Jelas, Anda dapat merasakan bahwa itu memiliki efek, tapi kami terus bergerak. Semua orang adalah profesional jadi kami berusaha untuk menyingkirkannya dan menghindarinya terjadi lagi," kata Paasi.

Ia menambahkan: "Semua orang berfokus untuk mengeluarkan anak-anak ini --menjaga mereka tetap hidup atau mengeluarkan mereka."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya