Penduduk Katalunya Kembali Tuntut Kemerdekaan dari Spanyol

Ratusan ribu orang Katalunya melakukan aksi protes untuk kembali menuntut kemerdekaan dari Kerajaan Spanyol.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 02 Okt 2018, 16:03 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 16:03 WIB
Aksi protes di Barcelono, menuntut wilayah Katalunya (Catalonia) merdeka dari Kerajaan Spanyol (AP/Francisxo Seco)
Aksi protes di Barcelono, menuntut wilayah Katalunya (Catalonia) merdeka dari Kerajaan Spanyol (AP/Francisxo Seco)

Liputan6.com, Barcelona - Puluhan ribu orang berkumpul di kota-kota di wilayah Katalunya, melakukan unjuk rasa sebagai tanda peringatan setahun referendum tuntutan merdeka dari Kerajaan Spanyol.

Polisi kota setempat mengatakan bahwa 180.000 pengunjuk rasa berkumpul di Barcelona menuntut kemerdekaan, lapor kantor berita AFP.

Demonstran sebelumnya menghalangi jalan-jalan utama di sebelah selatan kota dan jalur kereta berkecepatan tinggi di Girona, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Selasa (2/10/2018).

Katalunya --dikenal juga sebagai Catalonia-- mengadakan pemungutan suara pada 1 Oktober 2017, dan pemerintah separatis menyatakan kemerdekaan pada 27 Oktober.

Tapi pengadilan konstitusional Spanyol menganggap referendum itu ilegal dan Madrid masih tetap memberlakukan aturan hukumnya di wilayah Katalunya.

Saat referendum berlangsung, dilaporkan beberapa insiden buruk terjadi, di mana salah satunya ketika polisi Spanyol berusaha mencegah paksa warga Katalunya pergi ke tempat pemungutan suara.

Protes peringatan itu diselenggarakan oleh Komite untuk Pertahanan Republik (CDR), yang menuntut pemisahan utuh dari Kerajaan Spanyol.

CDR secara cepat memblokir layanan kereta antara Barcelona dan Figueres, serta jalan-jalan di kota Lleida dan Barcelona, serta jalan tol dari pesisir ke ibu kota Madrid.

Kelompok CDR juga melakukan aksi protes di beberapa kota besar di seluruh dunia, termasuk di London dan Paris.

Sebuah jajak pendapat pada bulan Juli menunjukkan 46,7 persen dari Catalan --sebutan bagi penduduk Katalunya-- menyetujui kemerdekaan dan 44,9 persen menentang.

 

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) bersama Kitabisa.com mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.

wajib pakai di semua artikel baru

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Kemerdekaan yang Gagal

FOTO: Menang Lagi, Barcelona Kian Kukuh Pimpin Klasemen La Liga
Para suporter Barcelona mengibarkan bendera Katalunya saat melawan Malaga pada laga La Liga di Stadion Camp Nou, Barcelona, Sabtu (21/10/2017). Barcelona menang 2-0 atas Malaga. (AP/Manu Fernandez)

Pada bulan Juni, Spanyol mengakhiri pemerintahan langsung sementara atas wilayah Katalunya, ketika pemerintahan yang dipimpin oleh nasionalis baru disumpah di sana, dipimpin oleh Quim Torra.

Berbicara sebelumnya di sebuah upacara di Sant Julia de Ramis, Katalunya utara, Torra menyindir para aktivis karena "menekannya".

Torra menggantikan Carles Puigdemont, yang melarikan diri ke pengasingan di Belgia setelah tawaran kemerdekaan yang gagal.

Kantor berita AFP sebelumnya melaporkan bahwa 500 orang berbaris di jalanan Barcelona, ​​menyalakan petasan dan meneriakkan "Kami memilih dan kami menang". Beberapa menyerukan agar Torra mundur karena tidak mendorong cukup keras untuk kemerdekaan.

Para aktivis dilaporkan merobek bendera Spanyol di gedung pemerintah daerah Katalunya di Girona, menggantinya dengan bendera separatis kuning, merah dan biru.

Di lain pihak, Mahkamah Agung Spanyol telah menarik kembali Surat Perintah Penahanan Eropa terhadap Puigdemont dan lima pembantunya, yang tinggal di luar negeri.

Namun tuduhan terhadap mereka tetap ada, yang berarti mereka masih menghadapi penangkapan jika kembali ke Spanyol.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya