Jalin Pertukaran Budaya, Inggris dan RI Akan Tampilkan Karya Para Disabilitas

Kali ini penyelenggaraan UK/ID festival 2018 menggunakan konsep bebas batas (Breaking Boundaries). Nantinya, para disabilitas akan terlibat.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Okt 2018, 14:39 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 14:39 WIB
Direktur British Council Paul Smith bersama Wakil Dubes Inggris Rob Fenn saat konferensi pers UK/ID Festival 2018 di Jakarta (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Direktur British Council Paul Smith bersama Wakil Dubes Inggris Rob Fenn saat konferensi pers UK/ID Festival 2018 di Jakarta (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Festival seni bertajuk UK/ID Festival 2018 kembali digelar. Ajang pertukaran budaya antara Indonesia dan Inggris tersebut telah memasuki tahun ketiga, di mana sebelumnya pernah diselenggarakan pada 2016 dan 2017.

Tahun ini, festival tersebut mengangkat tema UK/ID Festival 2018 Breaking Boundaries. Tema ini merangkum tiga fokus utama yaitu seni, disabilitas serta seni teknologi kreatif dan keragaman hayati.

Menurut Direktur Utama British Council Paul Smith, program UK/ID merupakan sebuah kerja sama di bidang seni kedua negara.

"Program ini dapat menjembatani seniman, kurator dan organisasi seni dari Indonesia dan Inggris agar terhubung dalam satu kegiatan," ujar Paul Smith saat menyampaikan sambutannya di Jakarta, Selasa (9/10/2018).

"Kami merasa bangga dapat kembali menyelenggarakan festival yang bisa menjadi wadah bagi seniman dan pelaku industri di Indonesia dan Inggris," tambahnya.

Selain itu, hal yang berbeda dalam penyelenggaraan UK/ID festival 2018 adalah konsep bebas batas (Breaking Boundaries). Nantinya, para disabilitas akan terlibat dalam acara ini.

"Festival bebas batas merupakan perayaan seni disabilitas pertama di Indonesia yang terinsipirasi dari Unlimited Festival di Inggris," ujar Smith.

"Dengan adanya event tahunan ini diharapkan dapat mendorong semangat kerja sama kesenian dan kolaborasi industri kreatif kedua negara," tambahnya.

Dalam kesempatan ini hadir pula Wakil Duta Besar Inggris, Rob Fenn. Pada sambutannya, Fenn menyebut UK/ID Festival bisa terselenggra setelah kedatangan Presiden RI Joko Widodo ke Inggris pada April 2016 lalu.

"Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Inggris pada tahun 2016, menjadi berita baik bagi musisi Tanah Air. Pasalnya, dalam kunjungtan tersebut, Presiden Jokowi melihat ada potensi lebih yang dapat dibangun oleh kedua negara dalam bidang seni dan kreativitas," ujar Rob Fenn.

UK/ID Festival yang sudah memasuki tahun ke-3 ini akan mempertemukan musisi dari kedua negara yang dipertemukan dalam satu panggung dan mempertunjukan kemampuan musik dari berbagai genre.

Festival ini tak hanya berfokus pada konser musik. Ada beberapa kegiatan lainnya yang meliputi, pemutaran film, pementasan karya seni, pameran visual, instalasi seni, lokakarya dan diskusi panel.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

RI dan Inggris Bentuk Kolaborasi Musik Lewat

Penampilan Laura Kidd pada We The Fest 2017 (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Penampilan Laura Kidd pada We The Fest 2017 (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Sebelumnya, kolaborasi musisi dari kedua negara juga telah berlangsung di panggung We The Fest 2017.

WTF adalah festival musik, seni, mode dan makanan yang diselenggarakan setiap tahun di Jakarta. Setiap tahunnya WTF menampilkan beberapa artis internasional maupun lokal dengan jenis musik yang berbeda.

Kolaborasi musisi dua negara ini ditampilkan oleh Laura Kidd, Dani Carragher dari Inggris serta grup musik Kunokini & Svaraliane dari Indonesia.

Perpaduan musik moderen dan tradisional tersebut merupakan misi budaya yang digagas oleh British Council -- satu organisasi budaya Inggris yang bergerak di bidang pendidikan dan seni.

Menurut Stefan Tirta, PIC British Council pada WTF 2017, penampilan musisi asal Negeri Ratu Elizabeth tersebut merupakan misi pertukaran dan kolaborasi budaya. Meskipun Inggris dan Indonesia adalah dua negara besar yang kaya akan kreativitas, kolaborasi budaya antar dua negara masih tergolong kecil. Sehingga dibutuhkan penyelenggaraan seperti ini.

Penampilan dibuka dengan aksi memukau dari Kunokini & Svaraliane. Grup musik tradisional eksperimental itu menarik perhatian pengunjung dengan lantunan musik tradisional seperti gendang, seruling dan instrumen perkusi lainnya.

Beda halnya dengan Laura Kidd. Penyanyi wanita asal Bristol, Inggris yang punya gaya alternatif rock dan gloom pop itu berhasil mengajak penonton bernyanyi, mengikuti lirik demi lirik meski sebagian penonton masih awam dengan lagunya.

Di sela-sela penampilan, Laura mengucapkan rasa terima kasih kepada penonton yang datang dan British Council yang sudah mengundangnya sebagai perwakilan dari Inggris.

"Saya tahu ini adalah misi budaya yang dipelopori oleh British Council guna mempererat kedua negara," ujar Laura.

"Tak hanya saya dan Dani yang datang ke sini, akan ada musisi Indonesia yang akan tampil di Inggris," tambahnya.

Dani Carragher juga turut berterima kasih atas animo penonton. Hal menarik yang ditampilkan oleh Dani adalah lagu ciptaannya yang terinspirasi dari pengalamannya selama tinggal di Palestina.

Sebelum tampil, dua musisi Inggris ini sudah berlatih bersama dan tinggal di Depok untuk menciptakan kolaborasi yang apik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya