Liputan6.com, Ottawa - Pemerintah Kanada mengatakan bahwa 13 warganya telah ditahan di China sejak eksekutif Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap pada Desember lalu di Vancouver, atas permintaan Amerika Serikat (AS).
Sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Kanada pada Kamis 3 Januari, juga mengatakan bahwa setidaknya delapan dari 13 orang tersebut telah dibebaskan.
Otoritas di Ottawa mengatakan bahwa pemerintah China tidak menyertakan keterangan cukup tentang tuduhan yang menyasar warga negaranya, baik yang telah dibebaskan ataupun yang masih ditahan, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (4/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sebelum pernyataan pada hari Kamis, penahanan terhadap tiga warga negara Kanada telah diumumkan ke publik. Hal itu membuat ketegangan di antara kedua negara kian meningkat pasca-penangkapan Meng pada 1 Desember lalu.
Pemerintah Kanada telah mengatakan beberapa kali pihaknya tidak melihat hubungan eksplisit antara penangkapan Meng, putri pendiri Huawei, dan penahanan warga Kanada.
Tetapi para diplomat Barat yang berbasis di Beijing dan mantan diplomat Kanada mengatakan, mereka percaya bahwa penahanan itu adalah "pembalasan sepihak" oleh China.
Sementara itu, Meng Wangzhou telah dibebaskan pada 11 Desember lalu, dengan jaminan sebesar 10 juta dolar Kanada, atau setara Rp 106 miliar.
Kini, Meng masih menetap di di salah satu dari dua rumah pribadinya di Kota Vancouver, seraya berjuang mengajukan banding atas tuntutan ekstradisi oleh pemerintah AS.
Eksekutif berusia 46 tahun itu juga diwajibkan mengenakan gelang monitor di pergelangan kakinya, dan dikenakan jam malam pukul pukul 23.00 hingga 06.00 waktu setempat setiap harinya.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
200 Warga Kanada Telah Ditahan di China
Seorang pejabat Kanada mengatakan pada hari Kamis, bahwa di antara 13 warga negaranya yang ditahan di China, termasuk Michael Kovrig, Michael Spavor dan Sarah McIver. Ketiganya merupakan pekerja profesional yang tengah melakukan tugas di Negeri Tirai Bambu saat ditangkap.
Kabar terbaru mengatakan McIver telah dibebaskan sebelum pergantian tahun, dan kini telah kembali ke Kanada. Sementara Kovrig dan Spavor masih ditahan hingga saat ini, dengan sedikit informasi yang menyertainya.
Namun, pejabat konsuler Kanada mengatakan telah bertemu dengan masing-masing dari mereka pada pertengahan Desember lalu.
Secara keseluruhan, hingga akhir 2018, terdapat sekitar 200 warga negara Kanada yang telah ditahan di China karena berbagai dugaan pelanggaran, dan mereka terus menghadapi proses hukum yang berlangsung.
"Jumlah ini relatif stabil dibandingkan isu serupa di AS," kata seorang pejabat di Ottawa.
Sebagai perbandingan, ada hampir 900 warga negara Kanada yang berada dalam situasi serupa di Amerika Serikat, kata pejabat itu.
Advertisement