Dinilai Pilih Kasih soal Penjualan Senjata, NATO Dikecam Turki

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam NATO karena dianggap pilih kasih dengan negaranya soal penjualan senjata.

oleh Siti Khotimah diperbarui 19 Feb 2019, 11:01 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2019, 11:01 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)

Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam NATO yang dianggap pilih kasih terhadap negaranya. Dalam sebuah pernyataan pada Senin 18 Februari 2019, NATO dinilai memberikan persenjataan besar-besaran untuk menumpas teroris, namun menolak Turki untuk membeli sebagian.

"Aliansi NATO macam apa ini?" kata Erdogan yang ditemui pada kampanye pemilihan di Kota Burdur, dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (19/2/2019).

"Kalian memberikan (untuk penumpasan) teroris 23.000 truk senjata dan peralatan militer melalui Irak, namun ketika kami memohon, kalian jawab tidak akan menjualnya kepada Turki," lanjut Erdogan menyesalkan.

Adapun negara anggota NATO pemasok senjata melalui Irak, sama sekali tidak disebutkan secara eksplisit.

Ia menambahkan bahwa Turki memiliki ancaman yang konstan datang dari militan. Hal itu mengingat 911 kilometer wilayahnya diklaim berbatasan dengan Suriah.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Targetkan 'Teroris' Sekutu AS

Dalam kesempatan yang sama Erdogan juga berharap wilayah Manbij di Suriah dikembalikan kepada penduduk setempat. Mengingat, daerah itu tengah dikuasai oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipelopori oleh Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

YPG sendiri meskipun sekutu AS, namun disinyalir berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

YPG dan PKK telah lama dianggap sebagai ancaman nasional yang serius bagi Turki. Mereka dianggap sebagai "kelompok teroris" yang melancarkan serangan selama puluhan tahun dan mengorbankan ribuan orang.

Dalam rangka "memusnahkan" YPG, Ankara berkomitmen untuk melakukan operasi yang menargetkan kota Manbij.

Operasi bukanlah tanpa tantangan, mengingat Washington DC telah memperingatkan Turki untuk tidak menyerang YPG, meskipuan AS telah angkat kaki dari Suriah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya