Liputan6.com, London - Pemilik toko es krim bernama Rob Huysinga ini tengah viral. Ketampanannya saat turun tangan berjualan telah mencuri perhatian khalayak.Â
Dalam sebuah video yang diposting Huysinga di TikTok (aplikasi berbagi video) pada Hari Perempuan Internasional, ia membuat video dirinya membuat es krim rasa Oreo dan Nutella.
Baca Juga
Tapi bukan hanya ketampanan dan jenggotnya yang menarik perhatian netizen dan jadi viral. Penampilan sensualnya yang membuat penonton berduyun-duyun mengunjungi videonya - seperti para lebah mencari madu.
Advertisement
Dari menuang Nutella di atas loyang es, mengaduk es krim dengan penuh gairah, hingga goyangan pinggul dan tatapannya ke kamera; Video Huysinga bak resep untuk kesuksesan yang manis.
Imagine asking for an Oreo ice cream and a man starts moving like this pic.twitter.com/wyA3gI2t6P
— harun (@hxrvn_) March 12, 2019
Pengusaha Inggris yang keren ini pastinya telah merenggut perhatian para netizen dari jumlah jutaan kali videonya ditonton. Namun, aksinya rupanya tak disukai semua kalangan dan justru membuat beberapa penonton merasa tidak nyaman serta bingung.
Para detektif dunia maya menemukan bahwa apa yang ada di balik tagar #IceCreamMan, seperti dikutip dari Asia One, Minggu (24/3/2019), ada kemurahan hati pria tampan si penjual es.
Sebulan sekali, Huysinga si hati emas itu mengunjungi rumah sakit anak-anak di London dan membagikan es krim kepada manusia kecil di sana.
Okay now i kinda feel guilty for cursing at how cringey he was in the other videos agahajhahsha https://t.co/NdtFUWenn0
— FIRZA (@firza4497) March 20, 2019
Pengungkapan ini ironisnya mencairkan hati para pencela aksi pemuda 24 tahun itu, mendorong mereka untuk mempertimbangkan penilaian buruk terhadap Hyusinga.
Dilaporkan bahwa tindakan filantropis Huysinga adalah karena keinginannya untuk ramah dan saling memberi.
Dia mengatakan: "Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata..."
Hyusinga hanya mencoba tampil menarik perhatian agar terlihat beda dari merek sejenisnya. Tapi ia merasa bahwa penampilannya dalam video provokatif itu disalahartikan.
Dia mengakui bahwa "Cara eksentrik di mana saya membuat es krim, semuanya telah sepenuhnya menjadi tak terkendali dan di luar konteks."
Dia kemudian meminta maaf kepada siapa pun yang "mungkin telah tersinggung oleh video" tersebut. Sebagai pemilik bisnis yang cerdas, ia mengubah ketenarannya dalam video viral selama 15 menit menjadi sebuah pelajaran berharga.
Saksikan juga video berikut ini:
Penjual Teh Tarik Mendadak Jadi Model
Sementara itu, gara-gara kegantengannya, seorang pria penjaja teh bermata biru justru mendapat karir sebagai model. Semua itu berawal dari foto dirinya yang merebak di dunia maya.
Arshad Khan sedang menjajakan the di Itwar Bazaar di Islamabad, ibu kota Pakistan, saat seorang juru foto Jiah Ali mengambil foto pemuda itu sedang bekerja.
Dikutip dari Daily Mail pada Kamis 20 Oktober 2016, hanya 4 hari setelah foto itu bertengger di media sosial, ia sudah langsung mendapat tawaran menjadi model bagi pengecer daring Fitin.pk.
Sensasi internet semakin riuh dengan tampilan pemuda itu mengenakan jas lengkap dan rambut bersalut gel. Sungguh bertolak belakang dengan tampilan sederhananya di tengah pasar.
Dua hari setelah  fotonya merebak di dunia maya, Arshad menuturkan kepada Samaa TV bahwa kaum wanita gencar mendatangi dagangannya, "Sekitar 30 hingga 50 wanita datang dan menemui saya, mereka berfoto bersama saya."
Model ini tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ketika ditanya oleh Samaa TV tentang kesediaannya untuk berperan dalam film, Khan menjawa dengan ringan, "Tentu saya mau."
Sekarang foto Arshad terpampang bergaya dengan koleksi atasan pakaian bertema serial televisi di Fitin.pk, pengecer daring yang dimiliki oleh sejumlah mahasiswa.
Pada pengguna media sosial mengamati potensi pemuda tersebut dan tatapan tajamnya menjadikan ia sebagai tren Twitter di beberapa negara.
Kegandrungan bersama kepada penjaja teh (chaiwala) tersebut bahkan diduga memperlunak ketegangan antara India dan Pakistan terkait masalah keamanan dua negara.
Seorang netizen menulis, "India dan Pakistan dipisahkan oleh terorisme dan kriket, tapi kita dipersatukan oleh si ganteng penjual teh. Konyol, tapi nyata."
Advertisement