Fosil Langka dari Zaman Es Ditemukan di Los Angeles

Para pekerja yang sedang memperluas jaringan jalan kereta api bawah tanah menemukan sejumlah besar fosil hewan yang berasal dari Zaman Es.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 12 Apr 2019, 09:52 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2019, 09:52 WIB
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Liputan6.com, Los Angeles - Di bawah kota Los Angeles, di pantai barat Amerika, para pekerja yang sedang memperluas jaringan jalan kereta api bawah tanah menemukan sejumlah besar fosil hewan yang berasal dari Zaman Es.

Koleksi fosil itu ditemukan di bawah jalan-jalan di kota Los Angeles, tepatnya di kawasan Wilshire Boulevard dimana para pekerja sedang menggali terowongan untuk memperluas jaringan kereta bawah tanah.

Fosil-fosil itu berhasil diselamatkan karena adanya peraturan keras negara bagian California yang mengatakan, para pakar paleontologi harus diikuti-sertakan dalam tiap penggalian besar.

Ashley Leger, direktur Paleontologi Cogstone Resource Management mengatakan, “Kita sangat beruntung karena California punya peraturan ini. Itu berarti tiap kali ada fossil yang muncul dari tempat penggalian, para pakar paleontologi segera memeriksa dan mengamankannya. Tapi sayangnya peraturan seperti ini tidak ada di semua tempat, dan karena itu banyak fosil yang hilang atau musnah sama sekali.”

Di antara penemuan fosil yang menarik adalah tengkorak kepala seekor mamut, dan tengkorak kepala kungkang raksasa. Juga ada tulang belulang harimau bertaring tajam dan serigala yang langka.

 

Segera Dievakuasi

Ilustrasi Zaman Es
Ilustrasi Zaman Es (pbs.org)

Pejabat kota Los Angeles Dave Sotero dan para pakar paleontologi sadar bahwa menghentikan pekerjaan penggalian terowongan bisa mengakibatkan peningkatan biaya, dan karenanya mereka dengan cepat mengambil fosil-fosil itu.

"California punya peraturan pelestarian alam yang paling ketat di Amerika dan mungkin di dunia. Karena itu, tugas kita adalah bekerja sama dengan para pakar paleontologi dan pihak kontraktor supaya kita bisa mengamankan fosil-fosil yang berharga itu tanpa harus menghambat pekerjaan mereka," ujar Dave seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (12/4/2019).

Fosil-fosil itu memberikan gambaran bagaimana kawasan tempat mereka ditemukan tampak 20, 30 ataupun 50 ribu tahun lalu.

Kata pakar paleontologi Emily Lindsay, “Isu perubahan iklim yang kini banyak dibicarakan orang, juga terjadi dulu dan mengakibatkan hewan-hewan besar itu punah kira-kira pada waktu yang hampir bersamaan dengan tibanya manusia pertama di benua Amerika dari Asia.”

Fosil-fosil itu nantinya akan dipamerkan di National History Museum di Los Angeles.

Fosil Paus Berkaki Empat di Laut Peru

Ilustrasi dasar laut
Ilustrasi dasar laut (iStock)

Sebelumnya, ditemukan fosil paus dengan empat kaki di Peru. Sisa purba berusia 43 juta tahun itu dideskripsikan memiliki kaki berselaput dan telapak berkuku.

Menurut Palaeontolog, seperti diberitakan BBC, Jumat 5 April 2019, tubuh mamalia laut sepanjang 13 meter itu beradaptasi untuk berenang dan berjalan di darat.

Dengan empat anggota badan yang mampu membawa bobot dan ekor yang kuat, paus semi-akuatik ini dibandingkan dengan berang-berang atau Beaver.

Para peneliti meyakini penemuan ini dapat menjelaskan evolusi paus dan bagaimana penyebarannya.

"Ini adalah spesimen paling lengkap yang pernah ditemukan untuk paus berkaki empat di luar India dan Pakistan," kata Dr Olivier Lambert, seorang ilmuwan di Institut Ilmu Pengetahuan Alam Belgia dan rekan penulis penelitian tersebut.

Itu ditemukan di sedimen laut 1 km (0,6 mil) ke daratan dari pantai Pasifik Peru, di Playa Media Luna.

Lokasi ini menarik minat para peneliti karena paus pertama diperkirakan pertama kali berevolusi di Asia Selatan, sekitar 50 juta tahun yang lalu. Konon ketika tubuh paus menjadi lebih cocok untuk air, mereka bermigrasi lebih jauh ke Afrika Utara dan Amerika Utara, di mana fosil telah ditemukan.

Penemuan terbaru ini menunjukkan paus awal berhasil berenang di sana dari Amerika Selatan.

"Paus adalah contoh ikon evolusi," kata Travis Park, peneliti paus kuno di Natural History Museum di London.

"Mereka beralih dari mamalia kecil berkuku ke paus biru yang kita miliki hari ini. Sangat menarik untuk melihat bagaimana mereka menaklukkan lautan."

Tim paleontologis internasional dari Peru, Prancis, Italia, Belanda, dan Belgia mengekskavakasi fosil paus pada tahun 2011. Mereka menamainya Peregocetus pacificus, yang berarti "paus bepergian yang mencapai Pasifik".

Saksika

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya