Pidato Pertama Kaisar Naruhito: Saya Berdoa untuk Kebahagian Rakyat Jepang

Kaisar Naruhito juga mengucapkan terima kasih kepada ayahnya, Akihito, yang resmi turun takhta pada Selasa 30 April.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Mei 2019, 11:17 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 11:17 WIB
Putra Mahkota Kekaisaran Jepang Pangeran Naruhito dan istri, Putri Masako
Putra Mahkota Kekaisaran Jepang Pangeran Naruhito dan istri, Putri Masako (AP)

Liputan6.com, Tokyo - Naruhito yang baru saja naik takhta pada Rabu 1 Mei 2019 menyampaikan pidato pertamanya sebagai kaisar Jepang. Pidato tersebut ia sampaikan di ruangan Matsu-no-Ma di Istana Kekaisaran di Tokyo.

Dikutip dari laman Japan Today, Rabu (1/5/2019), Kaisar Naruhito berjanji akan bertindak sesuai Konstitusi.

"Saya berjanji akan bertindak sesuai Konstitusi dan memenuhi peran sebagai simbol negara," ujar Kaisar Naruhito.

"Saya dengan tulus berdoa untuk kebahagiaan rakyat dan bangsa serta perdamaian dunia," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kaisar Naruhito juga mengucapkan terima kasih kepada ayahnya, Akihito, yang resmi turun takhta pada Selasa 30 April.

Kaisar Naruhito menganggap ayahnya telah memenuhi tanggung jawabnya dengan baik selama masa-masa sulit di era Heisei.

Kaisar baru Jepang Naruhito secara resmi menjadi pemimpin takhta Krisantemum pada Rabu 1 Mei 2019 waktu setempat. Tepat sehari setelah sang ayah menjadi kaisar pertama yang turun takhta dalam dua abad.

Menurut laporan BBC, Naruhito akan mewarisi Imperial Treasures Jepang dalam upacara yang sangat simbolis saat pertama kali mengemban misi kaisar.

Sejatinya kaisar di Jepang tidak memiliki kekuatan politik tetapi berfungsi sebagai simbol nasional.

Kaisar Akihito yang kini berusia 85 tahun memilih untuk turun takhta karena usia lanjut dan kesehatannya yang memburuk. Ia resmi mengundurkan diri pada Selasa 30 Mei.

"Dengan ini saya berdoa untuk kesejahteraan dan kebahagiaan negara kita dan orang-orang di dunia," katanya dalam pidato terakhirnya.

Era kekaisaran baru Jepang yang kini bernama "Reiwa", menandakan ketertiban dan harmoni, dimulai pada 1 Mei tengah malam waktu setempat, dan akan berlangsung selama masa pemerintahan Naruhito.

 


Prosesi Naik Takhta

Pangeran Naruhito dan Putri Masako akan meneruskan takhta Kekaisaran Jepang pada April 2019. (AFP)
Pangeran Naruhito dan Putri Masako akan meneruskan takhta Kekaisaran Jepang pada April 2019. (AFP)

Kenji-to-Shokei-no-gi - atau upacara untuk mewarisi Kekaisaran Regalia dan Segel - akan dimulai pukul 10.15 waktu setempat (01.15 GMT).

Naruhito yang berusia 59, menerima tiga objek - cermin, pedang dan permata - yang diturunkan dari generasi ke generasi kaisar dan dipandang sebagai simbol kekuatan kekaisaran.

Dia kemudian memberikan pidato pertamanya sebagai kaisar baru.

"Pada tahun 1989 ketika Akihito (naik tahta), dia berbicara tentang kesejahteraan sosial dan perdamaian," ujar Ken Ruoff, Direktur di Pusat Studi Jepang di Universitas Negeri Portland, mengatakan kepada BBC.

Ini adalah tujuan yang Kaisar Akihito capai selama era Heisei-nya, dan interaksinya dengan orang-orang yang dilanda penyakit atau bencana membuat dia disayangi banyak orang Jepang.

"Saya pikir dari kata-kata pertama Naruhito, kita akan memiliki perasaan yang baik tentang apa rencana kaisar yang baru. Saya pikir itu akan mengatur nada (era baru)," kata Profesor Ruoff.

Kaisar Akihito mengambil peran sebagai diplomat pada masa pemerintahannya, menjadi duta besar tidak resmi untuk Jepang dan bepergian secara luas ke negara-negara lain, - sesuatu yang diharapkan Naruhito akan terus berlanjut.

 


Akhir Takhta Kaisar Akihito

Kaisar Jepang Akihito Resmi Turun Takhta
Kaisar Akihito menyerahkan teks pidato kepada bendahara agung usai menyampaikan berpidato dalam upacara turun takhta di Istana Kekaisaran, Tokyo, Jepang, Jumat (30/4/2019). Kaisar Akihito resmi turun takhta setelah tiga dekade memimpin. (Japan Pool via AP)

Kaisar Jepang Akihito mengakhiri pemerintahan tiga dasawarsa pada Selasa 30 April 2019.

Akihito secara sukarela mengundurkan diri karena masalah kesehatan, dan menyerahkan takhta kepada anak laki-lakinya, Putra Mahkota Naruhito.

Dikutip dari The Straits Times, ini merupakan pengunduran diri pertama pada pemerintahan puncak Kekaisaran Jepang sejak 1817 silam.

Era kekaisaran Akihito selama 31 tahun dikenal sebagai Heisei, yang dapat diterjemahkan sebagai "mencapai perdamaian".

Berakhirnya era kekaisaran ini akan diperingati dalam sebuah upacara yang dihadiri sekitar 300 pemimpin politik dan pejabat Jepang, mulai sekitar pukul 17.00 waktu setempat, di Istana Kekaisaran Tokyo.

Pagi berikutnya pada Rabu 1 Mei 2019, Putra Mahkota Naruhito (59) akan naik takhta dalam sebuah upacara di tempat yang sama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya