Mengaku Jadi Mata-Mata China, Mantan Anggota CIA Terancam Bui Seumur Hidup

Jerry Lee Chun Shing (54) ditangkap pada Januari 2018 atas dugaan pemberian informasi tentang jaringan informan CIA.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Mei 2019, 13:03 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2019, 13:03 WIB
Ilustrasi penjara
Ilustrasi penjara (iStock)

Liputan6.com, Virginia - Seorang mantan perwira CIA diancam hukuman penjara seumur hidup setelah mengaku bersalah karena menjadi mata-mata China.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (2/5/2019) Jerry Lee Chun Shing (54) ditangkap pada Januari 2018 atas dugaan pemberian informasi tentang jaringan informan CIA yang dijatuhkan oleh China antara 2010 dan 2012.

Lee mengaku bersalah di hadapan hakim Pengadilan AS di Distrik Timur Virginia karena berkonspirasi memberikan informasi pertahanan nasional ke China.

Lee, mantan penyidik di CIA, meninggalkan Central Intelligence Agency pada 2007 kemudian pindah ke Hong Kong.

Menurut Departemen Kehakiman, ia didekati oleh dua petugas intelijen Tiongkok pada April 2010.

Mereka menawarkan uang sebesar US$ 100.000 kepada Lee, guna mendapat informasi. Mereka juga berjanji untuk melindungi mantan perwira itu 'seumur hidup' sebagai imbalan atas kerjasamanya.

Pada Mei 2010, Lee lantas membuat satu dokumen di komputernya, di mana ia menjabarkan "lokasi detail dan waktu operasi rahasia CIA."

Keterangan dari Kementerian Kehakiman AS juga melaporkan bahwa Biro Investigasi Federal (FBI) menemukan catatan goresan tangan Lee terkait pekerjaannya untuk CIA.

"Catatan ini termasuk intelijen dari aset CIA, nama asli sejumlah aset, lokasi rapat operasional, juga nomor telepon dan informasi sial fasilitas penyamaran," demikian bunyi keterangan Kementerian Kehakiman AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


China Ancaman AS

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Sementara itu, Asisten Direktur Kontra-Intelijen FBI, John Brown, menyatakan bahwa tindakan Lee ini menimbulkan "akibat berbahaya."

"Dengan kesadaran memberikan bantuan kepada pemerintah asing, Lee menimbulkan risiko serius bagi keamanan nasional dan mengancam keamanan personel keamanan yang tak bersalah, termasuk para mantan rekan intelijennya," tutur Brown.

Sebelumnya, Direktur FBI, Christopher Wray, sudah mengatakan bahwa China kini memiliki ancaman intelijen paling serius bagi AS.

"Mereka melakukannya melalui jaringan intelijen China, melalui perusahaan-perusahaan milik negara, perusahaan swasta, pelajar dan peneliti, dan pelaku-pelaku lainnya yang bekerja untuk China," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya