Anggap Iran Berbahaya, AS Berencana Tambah 10.000 Tentara ke Timur Tengah

AS berencana mengirim tambahan 10.000 tentara ke Timur Tengah dalam menghadapi ancaman Iran.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Mei 2019, 09:16 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2019, 09:16 WIB
Tank milik tentara AS melintas di wilayah Iran (AFP/Delil Souleiman)
Tank milik tentara AS melintas di wilayah Iran (AFP/Delil Souleiman)

Liputan6.com, Washington DC - Pentagon mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat (AS) akan mengirim tambahan lebih dari 10.000 tentara ke Timur Tengah, sebagai upaya meningkatkan pertahanan terhadap potensi ancaman Iran.

Para pejabat Pentagon mengatakan belum ada keputusan akhir yang dibuat, dan tidak jelas apakah Gedung Putih akan menyetujui pengiriman semua, atau hanya sebagian dari pasukan yang diminta.

Dikutip dari The Guardian pada Kamis (23/5/2019), mereka juga mengatakan bahwa langkah itu bukan sebagai respons terhadap ancaman baru dari Iran, tetapi ditujukan untuk memperkuat keamanan di wilayah Timur Tengah.

Ditambahkan oleh Pentagon, bahwa tambahan tentara itu akan difungsikan sebagai pasukan defensif, yang mendukung kehadiran kapal-kapal Perang AS dan Sekutu di Teluk Persia untuk memantau Iran.

Rencana penambahan jumlah tentara itu akan dibahas di Gedung Putih pada Kamis ini.

Menurut beberapa pengamat, jika rencana tersebut lolos di Gedung Putih, maka itu akan menjadi perubahan drastis kebijakan Donald Trump terhadap kebijakan jumlah pasukan Negeri Paman Sam di Timur Tengah.

Sebagaimana diketahui, Trump telah berulang kali menekankan perlunya mengurangi kehadiran pasukan AS di wilayah tersebut.


Dipertanyakan oleh DPR dan Kongres AS

Capitol Hill, DPR Amerika Serikat - AP
Capitol Hill, DPR Amerika Serikat - AP

Sementara itu, para pejabat AS hanya memberikan sedikit rincian tentang kemungkinan ancaman Iran, tetapi mengindikasikan bahwa Teheran telah melibatkan rudal ke dalam kapal-kapal kecill milik mereka.

Menurut laporan intelijen AS, yang dikutip oleh pejabat Pentagon dengan syarat anonim, bahwa rudal-rudal itu telah diangkut secara berkala dari pesisir Iran selama hampir sepekan terakhir.

Laporan tersebut dipertanyakan oleh Senat dan DPR AS, dengan menyinggung janji Trump untuk mengurangi jumlah pasukan di Timur Tengah, dalam upaya menjaga stabilitas keamanan dan politik wilayah tersebut.

Para pejabat Kementerian Pertahanan AS menjawab bahwa benar mereka berupaya mengurangi kehadiran langsung pasukan Negeri Paman Sam di Timur Tengah, namun ancaman Iran perlu diperhatikan "agar tidak terjadi salah perhitungan".

Ditegaskan oleh Shanahan, kehadiran pasukan AS tidak memprovokasi Iran, melainkan sebagai tanggapan defensif atas ancaman Teheran terhadap kepentingan AS di Timur Tengah.


Parlemen AS Skeptis

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Banyak pihak di Kongres AS skeptis terhadap pendekatan Gedung Putih terhadap Iran, dan mempertanyakan apakah itu benar-benar sikap defensif, atau balasan atas ketegangan yang bisa memicu perang.

CNN pertama kali melaporkan bahwa Pentagon akan memberi pengarahan singkat kepada Gedung Putih tentang rencana mengirim tambahan ribuan tentara AS ke Timur Tengah.

Kolonel angkatan udara Patrick Ryder, juru bicara kepala staf gabungan, menolak berkomentar, dengan mengatakan: "Sebagai masalah kebijakan lama, kita tidak akan membahas atau berspekulasi tentang potensi, atau dugaan operasi, atau rencana masa depan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya