Taiwan - AS Gelar Pertemuan Tak Biasa di Tengah Tensi dengan China

Sebuah pertemuan tidak biasa digelar Taiwan dan AS di tengah ketegangan dengan China.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 27 Mei 2019, 16:10 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2019, 16:10 WIB
Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen berbicara di sebuah forum di Washington DC, Amerika Serikat (AP Photo)
Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen berbicara di sebuah forum di Washington DC, Amerika Serikat (AP Photo)

Liputan6.com, Washington DC - Dalam sebuah pertemuan yang jarang terjadi, para pejabat senior keamanan nasional dari Amerika Serikat (AS) dan Taiwan sepakat memperdalam kerja sama di berbagai bidang.

Dikutip dari Channel News Asia pada Senin (27/5/2019), kepala keamanan nasional Taiwan, David Lee, dikabarkan telah bertemu secara rahasia dengan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton, awal bulan ini.

Pertemuan keduanya berlangsung di tengah ketegangan yang semakin meningkat pada masing-masing negara terhadap China.

Kantor berita resmi Taiwan, CNA, melaporkan bahwa pertemuan tersebut adalah yang pertama kalinya digelar sejak negara pulau itu mengakhiri hubungan diplomatik dengan AS pada 1979.

Meski begitu, kedua negara tetap melakukan banyak kerja sama, meski dibayang-bayangi oleh kemarahan China yang menuding Taiwan sebagai provinsi pembangkang. Beijing bahkan mengancam akan mengokupansi paksa negara itu jika diperlukan.

Oleh beberapa pengamat, pertemuan itu kemungkinan akan membuat Beijing semakin marah, apalagi dengan kenyataan bahwa China dan AS tengah bersitegang terkait perang dagang.

Tidak hanya itu, tensi diplomatik antara AS dan Tiongkok juga memburuk oleh sanksi Washington dan semakin kuatnya pengaruh Beijing di Laut China Selatan.

Beda Tafsir Antara Taiwan dan China

Latihan Militer Tentara Taiwan
Tentara Taiwan berlari saat latihan militer di Kabupaten Hualien, Taiwan timur, (30/1). Militer Taiwan memulai latihan gabungan dua hari untuk menunjukkan tekadnya untuk mempertahankan diri dari ancaman China. (AP Photo/Chiang Ying-ying)

Pertemuan langka itu, menurut beberapa pengamat, akan dipandang oleh Taiwan sebagai tanda dukungan dari pemerintahan Donald Trump.

Apalagi di waktu bersamaan, Taipei dan Beijing kembali bersitegang tentang status penetapan Taiwan sebagai bagian dari kebijakan "Satu China" (One China Policy).

Otoritas Taiwan mengatakan bahwa pertemuan itu berlangsung selama kunjungan David Lee ke Amerika Serikat pada 13-21 Mei lalu, tapi tanpa menjelaskan detail pembicaraannya.

"Selama perjalanan, bersama dengan pejabat pemerintah AS, Sekretaris Jenderal Lee bertemu dengan perwakilan dari sekutu diplomatik kami, mengulangi dukungan dan komitmen untuk kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata pernyataan itu.

Kementerian Luar Negeri Taiwan dan Kedutaan Besar Amerika di Taiwan menolak memberikan komentar pada hari Senin.

Ketegangan AS dan China Terkait Status Taiwan

Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Beijing berkali-kali menyebut Taipei sebagai masalah paling sensitif dalam hubungannya dengan Amerika Serikat, yang tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, melainkan sebagai sumber senjata utama negara pulau itu.

AS dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan frekuensi patroli melalui Selat Taiwan yang strategis meskipun ada tentangan dari China.

Sebaliknya, China telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk menegaskan kedaulatannya, yakni dengan melakukan latihan di dekat Taiwan, dan merebut beberapa sekutu diplomatik yang tersisa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya