Donald Trump Enggan Kritik Pembelian Senjata Rusia oleh Turki, Kenapa?

Presiden AS Donald Trump disebut enggan mengomentari keputusan Turki membeli senjata dari Rusia, padahal Pentagon dan NATO menentangnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 17 Jul 2019, 13:43 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2019, 13:43 WIB
Donald Trump
Donald Trump telah mengancam penutupan sangat lama terhadap pemerintah AS apabila pendanaan untuk pembangunan tembok perbatasan tidak direstui. (AP File)

Liputan6.com, Ankara - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Selasa 16 Juli, bahwa dirinya enggan mengkritik akuisisi Turki atas sistem rudal Rusia yang ditentang Pentagon dan NATO.

Trump mengatakan bahwa keputusan Turki turut dipengaruhi oleh diskusi dengan presiden AS terdahulu, Barack Obama, sehingga menurutnya dia tidak berkepentingan mengomentari.

Dalam komentar pertamanya sejak Turki mulai menerima pengiriman sistem pertahanan S-400 pada Jumat lalu, Donald Trump mengatakan bahwa dia mengerti mengapa Ankara memilih untuk membeli rudal Rusia.

"Saya memiliki hubungan yang baik dengan Presiden (Recep Tayyip) Erdogan," kata Trump kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (17/7/2019).

"Ini adalah sitausi yang sangat sulit karena kami dekat, tapi kami juga punya beberapa pemikiran yang berbeda. Dengan semua yang terjadi sekarang, kami sedang membahasnya, kita lihat apa yang akan terjadi," lanjutnya tanpa menyebut sanksi, meski Washington mengancam pembelian sistem rudal itu.

Donald Trump menyebut skenario pembelian itu sebagai "situasi kompleks", di mana sebelumnya Pentagon telah menangguhkan partisipasi Turki dalam program produksi jet tempur F-35, yang berlanjut pada pembatalan rencana pembelian 100 unit jet tempur itu.

"Karena mereka memiliki sistem rudal yang dibuat di Rusia, mereka sekarang dilarang membeli lebih dari 100 pesawat. Saya akan mengatakan bahwa Lockheed (produsen F-35) tidak benar-benar bahagia," kata Trump.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Turki Tidak Boleh Memiliki 2 Sistem Rudal

S-400 Triumph adalah salah satu sistem misil antipesawat yang ditempatkan untuk melindungi Moskow (RBTH Indonesia)
S-400 Triumph adalah salah satu sistem misil antipesawat yang ditempatkan untuk melindungi Moskow (RBTH Indonesia)

Menyusul pertemuannya dengan presiden AS selama KTT G20 di Jepang bulan lalu, pemimpin Turki mengklaim Trump telah meyakinkannya bahwa Washington tidak akan menjatuhkan sanksi pada Ankara.

Namun, klaim Erdogan tidak dikonfirmasi oleh pemerintah AS.

Komentar Trump tampaknya membuat dia berselisih dengan Kongres dan pandangan Pentagon, bahwa menempatkan sistem S-400 bersama F-35 adalah ancaman bagi sistem udara AS dan NATO.

"Turki telah menjadi sekutu lama NATO dan berkapabilitas tinggi, tetapi keputusan mereka tentang S-400 adalah salah, dan itu mengecewakan," kata Mark Esper, kandidat menteri pertahanan AS yang dicalonkan Trump, mengatakan kepada Komite Layanan Bersenjata Senat pada hari Selasa .

"Akuisisi S-400 pada dasarnya melemahkan kemampuan F-35 dan kemampuan kami untuk mempertahankan pertarungan di langit," kata Esper.

Ditambahkan oleh Esper, dia telah memberi tahu Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar bahwa mereka tidak dapat memiliki S-400 atau F-35 secara bersamaan.

Komentar itu muncul sehari setelah presiden Turki mengkonfirmasi tahap pertama pengiirman sistem pertahanan rudal S-400, meskipun AS berulang kali menyerukan pembatalan kesepakatan itu, atau ancaman sanksi.

Trump Didesak Jatuhkan Sanksi

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Pada Jumat pekan lalu, sekumpulan senator senior Partai Republik dan Demokrat dari dinas bersenjata dan komite hubungan luar negeri AS, mendesak Trump untuk menerapkan sanksi baru terhadap Turki.

Mereka juga mengancam akan secara langsung "menghentikan" partisipasi Turki dalam program F-35.

"Dengan menerima pengiriman S-400 dari Rusia, Presiden Erdogan telah memilih kemitraan berbahaya dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin dengan mengorbankan keamanan Turki, kemakmuran ekonomi dan integritas aliansi NATO," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Tapi Trump mengambil sikap yang lebih lembut karena pejabat lain, dari pemerintahannya yang di masa lalu, menyatakan oposisi kuat terhadap kesepakatan S-400 tetap diam.

"Kami memiliki situasi di mana Turki sangat baik dengan kami, sangat baik," kata Trump, seraya menyinggung pembebasan pendeta Kristen AS yang ditahan dua tahun oleh ppemerintah Ankara.

"Dan kami sekarang memberi tahu Turki bahwa karena Anda benar-benar terpaksa membeli sistem rudal lain, kami tidak akan menjual jet tempur F-35 kepada Anda," lanjutnya.

"Dan karena fakta dia membeli rudal Rusia, kami tidak diizinkan menjualnya senilai miliaran dolar. Itu bukan situasi yang adil," tegas Trump.

Manuver Turki

Dukungan Warga Turki untuk Tentaranya yang Perangi Kurdi di Suriah
Isikli Tosun Baba (60) melambaikan bendera saat pasukan Turki bergerak melewatinya di Oncupinar, Kilis, Turki, Minggu (28/1). Aksi itu dilakukan untuk mendukung serangan pasukan Turki ke kantung Kurdi di Afrin, Suriah. (AP Photo/Lefteris Pitarakis)

Turki pada awalnya mengajukan proposal pembelian sistem pertahanan rudal Patriot AS, dan kesepakatan US$ 7,8 milyar untuk sementara disetujui oleh pemerintahan Obama.

Tetapi Washington bingung ketika Ankara, yang berusaha meningkatkan basis teknologinya sendiri, bersikeras agar Turki memproduksi beberapa komponen sistem itu sendiri sebagai bagian dari kesepakatan.

Turki pertama-tama beralih ke China dan kemudian ke Rusia untuk sistem tersebut.

Sementara itu, pada hari Senin, Erdogan memuji pengiriman S-400 pertama dan mengatakan langkah selanjutnya adalah bersama-sama menghasilkan sistem bersama.

"Kami telah mulai menerima S-400 kami. Beberapa mengatakan, 'mereka tidak dapat membelinya' ... Insyaallah bagian terakhir dari pengiriman ini akan dilakukan pada April 2020," kata Erdogan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya