Donald Trump Akan Bahas Isu Kashmir dengan PM India di KTT G7

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan akan membahas isu Kashmir yang bergolak bersama dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 23 Agu 2019, 11:14 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2019, 11:14 WIB
Sambangi Donald Trump, PM India Bahas Kelompok Militan di Perbatasan
Perdana Menteri India Narendra Modi berpelukan dengan Presiden Donald Trump usai berpidato di Gedung Putih, Washington (26/6). Pertemuan itu membahas kemitraan strategis yang semakin erat antara AS dan India. (AP Photo/Susan Walsh)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan akan membahas isu Kashmir yang bergolak bersama dengan Perdana Menteri India Narendra Modi pada sela-sela KTT G7 akhir pekan ini di Biarritz, Prancis.

"Presiden Trump kemungkinan besar ingin mendengar dari sisi PM Modi tentang rencananya untuk mengurangi tensi di kawasan dan penegakkan hak asasi manusia di Kashmir," kata seorang pejabat AS yang memahami rencana agenda sang presiden, seperti dikutip dari Times of India, Jumat (23/8/2019).

Trump sebelumnya telah berbicara dengan PM Pakistan Imran Khan untuk isu yang sama pada Selasa pekan ini --di mana Islamabad merupakan pihak yang bersengketa dengan India perihal Kashmir yang diperebutkan.

Berbicara kepada Khan, Trump mengatakan bahwa AS siap untuk memediasi isu Kashmir.

Namun, komunitas internasional telah menyarankan bahwa isu Kashmir merupakan persoalan bilateral antara Delhi dan Islamabad. Trump pun telah mengatakan hal serupa.

Seorang pejabat AS yang sama juga mengatakan bahwa "Presiden Trump berusaha mencegah Pakistan agar tidak melanggar" ketentuan yang mengatur pembagian Kashmir antara India dan Pakistan.

Rencana Trump datang di tengah pergolakan terbaru di Kashmir. India mencabut Pasal 370 konstitusi yang mengatur tentang status otonomi khusus di Jammu & Kashmir, bagian dari wilayah sengketa yang jatuh di bawah pengelolaan India.

Pakistan --yang mengelola sebagian lain dari wilayah Kashmir-- mengecam langkah Delhi. Penolakan juga datang dari warga Jammu & Kashmir, menuding bahwa pemerintahan PM Modi berusaha untuk mengubah status demografis Kashmir yang mayoritas muslim.

Namun, PM Modi menegaskan bahwa pencabutan status otonomi adalah demi "kebaikan bersama" serta untuk mengupayakan "pemerataan pembangunan serta ekonomi, pemberantasam korupsi, dan reformasi" di eks-wilayah berstatus provinsi itu.

Simak video pilihan berikut:

Donald Trump Harap Ketegangan India-Pakistan Berkurang

Jabat tangan Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (kiri) di Gedung Putih pada Senin 22 Juli 2019 (AFP/Nicholas Kamm)
Jabat tangan Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (kiri) di Gedung Putih pada Senin 22 Juli 2019 (AFP/Nicholas Kamm)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan dua pemimpin dari India dan Pakistan guna membahas prospek guna meningkatkan hubungan perdagangan dengan Washington.

Tak hanya membahas masalah perdagangan, dalam pertemuan tersebut Donald Trump juga menekankan adanya perdamaian dan pengurangan ketegangan terhadap konflik Kashmir.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (20/8/2019) dalam perbincangannya dengan dua negara Trump berharap ketegangan dapat dikurangi.

"Berbicara kepada dua teman baik saya, Perdana Menteri Modi India, dan Perdana Menteri Khan dari Pakistan, mengenai Perdagangan, Kemitraan Strategis dan, yang paling penting, bagi India dan Pakistan untuk bekerja mengurangi ketegangan di Kashmir. Situasi yang sulit, tetapi percakapan yang baik," tulis Trump dalam akun Twitter-nya.

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya