Donald Trump Berharap Ketegangan Antara India dan Pakistan Bisa Berkurang

Dalam perbincangannya dengan dua pemimpin negara Donald Trump berharap ketegangan dapat dikurangi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Agu 2019, 08:52 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2019, 08:52 WIB
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018  (AFP).
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan dua pemimpin dari India dan Pakistan guna membahas prospek guna meningkatkan hubungan perdagangan dengan Washington.

Tak hanya membahas masalah perdagangan, dalam pertemuan tersebut Donald Trump juga menekankan adanya perdamaian dan pengurangan ketegangan terhadap konflik Kashmir.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (20/8/2019) dalam perbincangannya dengan dua negara Trump berharap ketegangan dapat dikurangi.

"Berbicara kepada dua teman baik saya, Perdana Menteri Modi India, dan Perdana Menteri Khan dari Pakistan, mengenai Perdagangan, Kemitraan Strategis dan, yang paling penting, bagi India dan Pakistan untuk bekerja mengurangi ketegangan di Kashmir. Situasi yang sulit, tetapi percakapan yang baik," tulis Trump dalam akun Twitter-nya.

Hubungan antara Islamabad dan New Delhi, yang sudah lama tidak baik dan semakin tegang atas keputusan India yang mencabut status khusus dari bagiannya di wilayah Kashmir yang diklaim kedua negara.

Pakistan bereaksi geram, memotong jalur transportasi dan perdagangan dan mengusir duta besar India sebagai balasan.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan kepada Donald Trump bahwa ia berharap menteri perdagangan India dan perwakilan perdagangan AS akan bertemu lagi untuk membahas perdagangan bilateral, kata pemerintah India dalam sebuah pernyataan.

Washington mengkonfirmasi bahwa Trump dan Modi telah berbicara tentang perdagangan.

"Kedua pemimpin lebih lanjut membahas bagaimana mereka akan terus memperkuat hubungan ekonomi Amerika Serikat-India melalui peningkatan perdagangan, dan mereka berharap untuk segera bertemu lagi," kata pihak Gedung Putih.

India Tangkap 4.000 Orang Usai Pencabutan Status Khusus Kashmir

Ilustrasi situasi di Kashmir, perbatasan India dan Pakistan (AFP Photo)
Ilustrasi situasi di Kashmir, perbatasan India dan Pakistan (AFP Photo)

Sejak pencabutan status khusus Kahsmir yang dikelola India, pemerintah pusat di New Delhi telah menangkap ribuan orang yang dinilai membangkang.

Pihak berwenang India telah memberlakukan kembali pembatasan pergerakan di bagian-bagian utama Srinagar, setelah bentrokan hebat pada Sabtu malam antara warga dan polisi, di mana belasan orang terluka, kata pejabat dan saksi mata.

Dikutip dari Al Jazeera, otoritas India juga membalikkan izin penggunaan internet dan ponsel di beberapa bagian wilayah Jammu, di tengah kekhawatiran tentang penyebaran rumor online.

Seorang hakim lokal berbicara secara anonim kepada kantor berita AFP, bahwa sekitar 4.000 orang ditangkap di Kashmir yang dikelola India.

Mereka ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Publik (PSA), sebuah hukum kontroversial yang memungkinkan pihak berwenang untuk memenjarakan seseorang hingga dua tahun tanpa tuduhan.

"Sebagian besar dari mereka (yang ditangkap) diterbangkan keluar dari Kashmir karena penjara di sini telah kelebihan kapasitas," kata hakim itu.

Dia menambahkan telah menggunakan telepon satelit --yang dialokasikan kepadanya-- untuk mengumpulkan angka-angka penanhkapan di seluruh wilayah Kashmir, di tengah pemadaman komunikasi yang dipaksakan oleh otoritas India.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya