Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sempat berkomunikasi dengan Taliban dalam rangka mendorong perdamaian di Afganistan. Topik yang ia bahas terkait dialog peran wanita dalam menciptakan perdamaian di negeri Afganistan.
Hal itu Menlu Retno sampaikan dalam acara Dialogue on the Role of Women in Building and Sustaining Peace: Women as Agent of Peace and Prosperity, yang berlangsung di Jakarta. Dialog tersebut melibatkan para wanita Afganistan dan Indonesia untuk saling bertukar pikiran terkait peran wanita dalam perdamaian.
Retno mengaku dalam persiapan dialog ini ia telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak, tak terkecuali Taliban.
Advertisement
Baca Juga
"Saya berbicara dengan dengan pemerintah Afganistan, saya berbicara dengan banyak pihak termasuk mitra-mitra terkait dengan Afganistan, seperti dengan Amerika, dengan Pakistan, dengan Qatar, dengan Jerman, dengan Norway, dan juga bahkan sampai kita menyampaikan ini dengan Taliban," ujar Retno di Jakarta pada Jumat (29/11/2019).
Terkait Taliban, PBB mencatat hingga kini kehadiran Taliban masih sangat opresif bagi masyarakat Afganistan. Pada Juli lalu, Deputi Sekretaris Jendral PBB Amina Mohammed juga mendorong adanya perdamaian inklusif yang melibatkan wanita.
Senada, Menlu Retno menyebut tidak akan ada perdamaian jika mengabaikan peran wanita dalam masyarakat. Oleh sebab itu, perlu ada kolaborasi dari level akar rumput, yakni keluarga dan masyarakat, hingga ke level pembuat kebijakan yang mendukung peran wanita.
"Intinya dalam kita membahas masalah perdamaian maka tidak mungkin kita meninggalkan wanita. Wanita harus menjadi aktor aktif bagi upaya menciptakan perdamaian itu sendiri," jelas Retno.
Tak hanya di level bilateral dengan Afganistan, isu pemberdayaan wanita pun telah menjadi salah satu elemen politik luar negeri Indonesia dalam level PBB. Berbagai pembicaraan di level PBB juga tidak sebatas wacana saja, melainkan didorong agar tercipta kolaborasi riil sebagai tindak lanjut.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perempuan Sebagai Agen Perdamaian
Untuk Afganistan, Retno mengakatakan, dialog yang terjadi memperkuat pandangan perlunya peran perempuan sebagai agen perdamaian. Ia pun mendorong optimalisasi keterlibatan perempuan sebagai negosiator dan mediator.
"Dari pembicaraan sejauh ini, tekad untuk menambah peran wanita sebagai agen perdamaian dan toleransi bertambah. Ini tentunya berperan pada perdamaian di Afganistan," ujarnya.Â
Pada dialog ini, Retno Marsudi juga mengharapakan empat hasil, pertama yakni keharusan untuk mengidentifikasi follow up untuk memperkuat lingkungan yang mendukung peran wanita dalam proses perdamaian di Afganistan.
Yang kedua adalah meningkatkan nilai-nilai perdamaian dan toleransi. Retno berkata nilai-nilai tersebut harus tumbuh dari level pribadi untuk kemudian dijadikan budaya di lingkungan sekitar kemudian ke level dunia.
"Culture of peace and tolerance itu tidak muncul begitu saja, tetapi harus muncul dari diri kita sendiri, harus muncul dari keluarga kita, kemdian kita kembangkan ke masyarakat, kita kembangkan menjadi values dari sebuah bangsa, dan kemudian dari dunia," ucap Retno.
Retno pun berharap adanya kekompakan antara pria dan wanita dalam mendukung pemberdayaan perempuan. Terakhir, ia tidak ingin ide di acara dialog ini malah layu begitu saja. Ia berkata harus ada tindakan nyata.
"Walk the talk. Karena ini tidak ditunjukan sebagai on-off event. Kita tindak lnajuti dengan kerja sama-kerja sama lainnya," ujar Retno. "Kemudian kita akan tindak lanjuti dalam rencana kunjugan saya ke Afganistan, mungkin awal tahun depan."
Advertisement