Tim Penyelam Dikerahkan Cari 2 Jasad Korban Gunung Meletus di Selandia Baru

Pihak polisi terus melakukan proses evakuasi terhadap korban gunung meletus di Selandia Baru. Kali ini, pihaknya melakukan proses tersebut di laut.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Des 2019, 17:15 WIB
Diterbitkan 14 Des 2019, 17:15 WIB
Evakuasi korban gunung meletus di Selandia Baru.
Evakuasi korban gunung meletus di Selandia Baru. (Source: New Zealand Defence Force via AFP)

Liputan6.com, Wellington - Tim penyelam dari pihak kepolisian dilaporkan kembali ke perairan sekitar Whakaari, atau White Island, Selandia Baru, pada Sabtu dini hari untuk mencari dua korban letusan yang tersisa. Sebanyak 16 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terbakar parah.

Ahli dari militer pada Jumat, 13 Desember 2019 menemukan enam jasad dari pulau itu dalam operasi terencana penuh risiko yang dilakukan amat hati-hati.

Dari 16 korban tewas, tersisa dua orang yang jasadnya belum ditemukan selama operasi empat jam yang dilakukan oleh para ahli penjinak bom. Mereka terdiri dari enam pria dan dua wanita yang mengenakan jas hazmat kuning dan peralatan bantuan nafas.

Polisi yakin salah satu jasad yang hilang terlihat di perairan dekat pulau itu oleh tim penyelamat pada hari Selasa, sehari setelah letusan. Lokasi jenazah lainnya masih tidak diketahui.

Penyelam kemudian mulai mencari jenazah pada hari Jumat, 13 Desember 2019, tetapi terpaksa berhenti ketika kondisi cuaca memburuk. Pencarian dari udara pun dihentikan pada malam hari.

Sementara itu, enam jasad yang ditemukan diangkut ke Auckland untuk identifikasi.

Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan para ahli mereka sendiri, ahli patologi forensik, ilmuwan, odontolog serta pejabat koroner terlibat dalam pekerjaan identifikasi.

Di bawah hukum Selandia Baru, koroner harus mengkonfirmasi identitas korban.

Polisi mengatakan proses itu mungkin memakan waktu, meskipun mereka bekerja secepat mungkin untuk mengembalikan jenazah ke pihak keluarga.

"Kami tahu bahwa penyatuan kembali korban tidak akan meredakan rasa kehilangan atau kesedihan, karena saya tidak berpikir apa pun bisa," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pada konferensi pers.

Keluarga-keluarga bersorak dan menyatakan kegembiraan dan kelegaan setelah diberitahu tentang pemulihan yang dilakukan, kata Wakil Komisaris Polisi Wally Haumaha.

"Mereka membuat orang-orang yang mereka cintai pulang," katanya.

Jasad-jasad itu kemudian diterbangkan ke kapal terdekat, di mana operasi berisiko dipantau. Gas vulkanik beracun masih keluar dari kawah, dan para ilmuwan mengatakan letusan lain mungkin terjadi.

Mayat tersebut diduga berkewarganegaraan Australia, yang merupakan sebagian besar pengunjung pulau ketika gunung berapi meletus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Korban Letusan

White Island, yang juga dikenal sebagai Whakaari, berada di lepas pantai Pulau Utara - dan merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Selandia Baru
White Island, yang juga dikenal sebagai Whakaari, berada di lepas pantai Pulau Utara - dan merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Selandia Baru. (Liputan6/New Zealand Institute of Geological and Nuclear Sciences)

Dua korban tewas yang belum ditemukan diyakini warga Selandia Baru - pemandu wisata dan kapten kapal yang membawa turis ke pulau itu.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa White Island, yang merupakan puncak dari gunung berapi yang sebagian besar berada di bawah laut, sangat fluktuatif, dan telah melakukan ventilasi uap dan lumpur secara teratur.

Letusan yang terjadi pada Senin lalu, bersamaan dengan adanya 47 wisatawan dan pemandu mereka menjelajahi pulau itu.

Dari 15 yang terluka, 11 masih dalam kondisi "sangat kritis". Sebanyak 13 diantaranya adalah warga Australia dengan luka bakar dan telah dipulangkan.

Tim medis spesialis sedang menuju ke Selandia Baru dari Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Bank kulit juga mengirimkan sampel jaringan ke rumah sakit Selandia Baru untuk digunakan sebagai cangkok bagi mereka yang mengalami luka bakar.

Pihak berwenang mengatakan 24 warga Australia, sembilan warga Amerika, lima warga Selandia Baru, empat warga Jerman, dua warga Inggris, dua warga China, dan seorang warga Malaysia berada di pulau itu saat gunung meletus.

Banyak dari kapal pesiar Royal Caribbean yang meninggalkan Sydney dua hari sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya