Keinginan Eutanasia di Belanda Naik 22 Persen, Ada Apa?

Permohonan eutanasia di Belanda naik hingga 22 persen.

diperbarui 09 Feb 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2020, 18:35 WIB
Pro-Kontra Euthanasia
Pro-Kontra Euthanasia

Amsterdam - Sebuah organisasi Belanda yang melaksanakan eutanasia menerima 3.122 permintaan tahun lalu, sebuah peningkatan sebesar 22 persen dari setahun sebelumnya, demikian kata Pusat Kepakaran Euthanasia hari Jumat, 7 Februari 2020.

Euthanasia adalah praktik untuk secara sengaja mengakhiri hidup guna membebaskan seseorang dari rasa sakit yang dideritanya.Demikian seperti dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (8/2/2020). 

"Setiap hari, 13 orang mengatakan: tolonglah saya, saya tidak bisa terus hidup," demikian kata Steven Pleiter, direktur dari pusat yang tadinya bernama End of Life Clinic.

Pusat ini punya pakar yang memberi advis kepada dokter dalam kasus-kasus eutanasia dan tim terdiri dari dokter, psikiater, dan juru rawat yang mengunjungi pasien untuk evaluasi permohonan mereka serta menyuntikkan obat-obat fatal kalau mereka memenuhi kriteria eutanasia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Eutanasia di Belanda

Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Negeri Belanda pada 2002 menjadi negara pertama di dunia yang mengesahkan eutanasia. Praktik ini hanya bisa dilakukan oleh seorang dokter yang memberikan dosis obat mematikan di bawah persyaratan yang ketat.

Pusat Kepakaran Eutanasia mengatakan, pihaknya telah memenuhi hampir 900, sekitar sepertiga, dari permohonan yang diterimanya pada 2019. Permohonan ini acapkali berupa kasus di mana pasien menderita demensia atau berbagai gangguan fisik terkait usia tua.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya