Ahli Bedah Ungkap Kondisi Paru-Paru Pasien Virus Corona COVID-19

Dalam video yang ia rilis menunjukkan kondisi paru-paru pasien Virus Corona COVID-19 berusia 59 tahun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Mar 2020, 14:40 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2020, 14:40 WIB
ilustrasi paru-paru/credit pixabay/kalhh
ilustrasi paru-paru/credit pixabay/kalhh

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Keith Mortman yang merupakan ahli bedah di George Washington University Hospital baru-baru ini merilis sebuah video tiga dimensi yang memaparkan kondisi paru-paru seorang pasien positif Virus Corona COVID-19.

Dalam video yang ia rilis menunjukkan adanya kerusakan secara luas pada paru-paru pasien berusia 59 tahun yang umumnya sehat, meski tengah menderita tekanan darah tinggi.

Dikutip dari laman CNN, Jumat (27/3/2020), akibat Virus Corona COVID-19, pasien memerlukan ventilator untuk membantu pernapasannya.

Meski begitu, alat ini terkadang dinilai tidak cukup. Ia juga membutuhkan alat lain yang bersirkulasi dan kemudian memberi oksigen ke darahnya, kata Mortman.

"Ini bukan pasien diabetes berusia 70 tahun yang tertekan imunosupresan," kata Mortman.

"Selain tekanan darah tinggi, dia tidak memiliki masalah medis yang signifikan."

Dalam teorinya, dokter Mortman menyatakan ketika paru-paru menemukan infeksi virus, organ akan mulai menutup virus.

Dari pemindaian, jelas bahwa kerusakan tidak terlokalisasi pada satu area tunggal, tetapi sebaliknya mencakup petak besar kedua paru-paru, menunjukkan seberapa cepat dan agresif infeksi dapat bertahan, bahkan pada pasien yang lebih muda.

"Untuk pasien-pasien ini yang pada dasarnya hadir dalam kegagalan pernapasan progresif, kerusakan pada paru-paru cepat dan meluas (sebagaimana dibuktikan dalam video VR)," kata Mortman.

"Sayangnya, begitu rusak pada tingkat ini, paru-paru dapat membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Untuk sekitar 2-4% (tergantung pada angka yang Anda yakini) dari pasien dengan Covid-19, kerusakannya tidak dapat dipulihkan dan mereka akan menyerah pada penyakit."

Rumah sakit biasanya menggunakan teknologi pencitraan CT yang menghasilkan video untuk pemutaran kanker dan untuk merencanakan operasi. Tetapi untuk pertama kalinya, teknologi tersebut sekarang telah diterapkan untuk memerangi Virus Corona baru.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pasien Corona COVID-19 AS Terbanyak di Dunia

Banner Infografis Cara China hingga Vietnam Tangani Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis Cara China hingga Vietnam Tangani Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)

Jumlah warga Amerika Serikat yang terpapar Corona COVID-19 dilaporkan menjadi yang tertinggi di dunia untuk saat ini.

Dikutip dari laman Channel News Asia, dalam laporannya Johns Hopkins University dan The New York Times menyebut bahwa jumlah pasien positif Virus Corona COVID-19 di AS melampaui China dan Italia.

Johns Hopkins mengatakan AS memiliki 82.404 kasus, sedangkan Times mengatakan setidaknya ada 81.321 orang yang dinyatakan positif COVID-19.

Sementara itu, kasus positif Corona COVID-19 di Italia berada pada angka 80.539 dan China di 81.285, menurut penghitungan AFP pada Kamis, 26 Maret 2020.

Rumah sakit di Amerika Serikat dilaporkan semakin kewalahan dengan COVID-19 dan 40 persen orang AS berada di bawah perintah lockdown untuk mencegah penyebaran penyakit.

Setidaknya 1.178 orang telah meninggal karena COVID-19 di AS, menurut Johns Hopkins.

Sementara kematian tetap lebih tinggi di tempat lain, para ahli mengatakan jumlah infeksi baru menunjukkan bahwa lebih banyak orang Amerika akan meninggal akibat virus ini.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar tak ada lagi aksi kebencian terhadap warga keturunan Asia di negaranya. Belakangan, muncul video-video viral bernuansa rasis yang menimpa warga Asia di AS akibat penyebaran Virus Corona (COVID-19).

Presiden Trump berkata warga Asia di AS adalah orang-orang luar biasa. Ia mengaku prihatin melihat aksi kebencian terhadap warga keturunan Asia dan berjanji memberi perlindungan.

"Sangat penting agar kita betul-betul melindungi masyarakat Amerika keturunan Asia di Amerika Serikat, dan seluruh dunia. Mereka adalah orang-orang luar biasa, dan penyebaran Virus ini bukan keselahan mereka dalam cara, bentuk, atau wujud apa pun," tegas Donald Trump via Twitter seperti dikutip Selasa (24/3/2020).

"Mereka bekerja secara dekat dengan kita untuk menyingkirkan virus itu. Kita akan berhasil bersama!" ujarnya dalam twit lanjutan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya