Liputan6.com, Jakarta - Cornelis de Houtman adalah sosok yang membuka jalan penjajahan VOC di Indonesia. Pria kelahiran 2 April 1565 ini adalah yang membawa ekspedisi dagang Belanda ke Hindia Timur.
Misi dagang yang Cornelis de Houtman bawa adalah cikal bakal dari VOC yang kemudian menjajah Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Di Indonesia, Cornelis de Houtman terkenal akan sifat kejamnya. Mulai dari sifat semena-mena terhadap Kesultanan Banten hingga akhirnya diusir, kekejamannya di Madura, sampai akhirnya ditumpas Laksamana Malahayati dari Aceh.
Bagaimana dunia barat memandang Cornelis de Houtman?
Jika melihat laman Cornelis de Houtman di Encyclopædia Britannica, pria ini hanya dikenal sebagai penjelajah Belanda. Reputasinya adalah membawa pedagang Belanda menuju Hindia Belanda untuk mencari rempah-rempah.
Sifat buruk Cornelis de Houtman ternyata sudah dimulai ketika masih di Eropa. Ia pernah dipenjara bangsa Portugis pada awal 1590-an akibat mencoba mencuri peta rahasia pelayaran Hindia Timur.
Barulah pada 2 April 1595, tepat ulang tahun Cornelis ke-30, ia mulai berlayar menuju Indonesia dan tiba di Banten pada 1596. Ketika tiba di Nusantara, ia menjalin hubungan dagang dengan pemimpin Jawa, Sumatera, dan Bali.
Adiknya, Frederick de Houtman juga ikut ke Nusantara hingga kemudian menjadi Gubernur Maluku untuk VOC.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Laksamana Malahayati dari Aceh
Tak banyak lagi sebetulnya kisah Cornelis de Houtman di ranah internasional. Ia diketahui terus berlayar hingga ke Madagaskar untuk membuka hubungan dagang, hingga kemudian kembali ke Nusantara pada 1599.
Kedatangan kembali Cornelis de Houtman ke Aceh "disambut" Malahayati dari Aceh. Ia adalah sosok laksamana wanita yang punya reputasi cemerlang di Kesultanan Aceh.
Pertempuran melawan pasukan Aceh menjadi bab akhir dari petualangan Cornelis de Houtman. Malahayati pun tetap terkenal di kalangan masyarakat Aceh dan resmi menjadi pahlawan nasional Indonesia pada 2017 lalu.
Advertisement