Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menyatakan, akan ada situasi baru sebagai dampak dari pandemi Virus Corona COVID-19. Budaya seperti jabat tangan atau salaman diminta agar tak dilakukan dahulu demi mencegah penyebaran.
Sama seperti di Indonesia, budaya jabat tangan juga umum dilakukan di Malaysia. PM Yassin menyadari jabat tangan itu penting, namun kini ia sebut ada situasi "new normal" alias kebiasaan baru.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau dahulu kita berjabat tangan saat berjumpa adalah perkara biasa dilakukan. Bila tidak dilakukan maka dianggap janggal atau tak beradab. Tetapi sekarang ini lain, kita tak boleh berjabat tangan ketika berjumpa untuk menghindari virus," ujar PM Yassin dalam konferensi pers pada Jumat sore (10/4/2020).
Sebagai alternatif, PM Yassin menyarankan untuk melakukan ojigi atau membungkukan badan seperti orang Jepang untuk menunjukan rasa hormat agar tak perlu jabat tangan dan berisiko menyebarkan Virus Corona.
"Mungkin kita tunduk seperti orang Jepang saja sebagai tanda hormat. Jadi ini yang disebut kebiasaan baru," lanjut PM Yassin.
Dalam konpersnya, PM Yassin meminta agar ada perkembangan positif lain seperti lebih rajin mencuci tangan, memakai hand sanitizer, serta mengenakan masker. Masyarakat juga diminta menghindari tempat ramai pada saat ini.
Berdasarkan peta Gis And Data, Malaysia kini punya kasus Virus Corona terbanyak di Asia Tenggara dengan 4.346 kasus. Ada 70 pasien meninggal dan sekitar 1.800 pasien sudah pulih.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menteri Malaysia Bantu 142 Keluarga Asal RI Terdampak COVID-19
Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia urusan Agama, Datuk Dr. Zulkifli Mohamad al-Bakri turut serta memberikan bantuan, terhadap sejumlah keluarga asal Indonesia yang terdampak pandemi Virus Corona COVID-19.
"Di tengah hiruk pikuk pembangunan di hutan batu, ada sesuatu yang membuat kami insaf. Hati kecil ini sudah terusik sejak mulai menginjakkan kaki di sini," ujar Dr. Zulkifli Mohamad al-Bakri seperti tertuang dalam akun Facebook miliknya yang dikutip Kamis kemarin.
Dr. Zulkifli Mohamad al-Bakri mengatakan, di sana ada 142 keluarga dari Indonesia tinggal. Sebagian besar bekerja sebagai buruh kasar. Sumber pendapatan mereka terpotong sejak awal perintah Perintah Kawalan Pergerakan akibat pandemi Virus Corona COVID-19.
"Saya berharap dengan bantuan barang-barang pokok sebesar 8.000 ringgit Malaysia dan makanan siap saji yang disumbangkan, dapat meringankan sebagian dari beban mereka. Kita harus sama kuatnya dengan pak! Doa, doa, dan munajat harus berlanjut," ucapnya.
Advertisement